17.8 C
New York
Minggu, November 9, 2025

Buy now

Sosialisasi Program Bangga Kencana, Kolaborasi BKKBN Kalsel Dan Anggota Komisi IX DPR RI Tekan Angka Stunting

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan, bersama Anggota Komisi IX DPR-RI H Alifudin mensosialisasikan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) sebagai upaya menekan angka stunting.

KEPALA Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan H Ramlan mengatakan, sosialisasi Program Bangga Kencana ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting. Selain itu, kegiatan edukasi ini merupakan upaya BKKBN mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat, melalui berbagai kelompok kegiatan di masyarakat yang dalam hal ini difokuskan pada bina keluarga remaja (BKR).

“Kegiatan ini penting dilakukan untuk mengedukasi masyarakat, agar sadar dalam menjaga kesehatan keluarga, sesuai Perpres 72 Tahun 2021. Yang mana pemerintah memfokuskan dalam menekan angka stunting di Indonesia,” ujarnya usai Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Hotel Effa Kertak Hanyar, Jumat (18/8/2023).

Pernikahan dini salah satu penyebab stunting, sebab perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang, serta belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar.

BACA: Percepat Penanganan Stunting, Gubernur Kalsel Raih Satyalancana Wira Karya

“Remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Nah, jika mereka sudah menikah pada usia 15 atau 16 tahun misalnya, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika nutrisi si ibu tidak mencukupi selama kehamilan, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting,” ujarnya.

Sisebutkan, perempuan yang hamil di bawah usia 18 tahun, organ reproduksinya juga belum matang. Artinya, organ rahim, belum terbentuk sempurna, sehingga berisiko tinggi mengganggu perkembangan janin dan bisa menyebabkan keguguran.

Pada tahun 2021 angka Stunting di Kalsel mencapai 30 persen, artinya dari 100 anak maka yang kena stunting sebanyak 30 anak, dan Kalsel nomor 6 tertinggi secara nasional. “Dengan kejadian ini, kita berupaya sekuat tenaga menyadarkan kepala daerah se-Kalsel. Hasilnya pada tahun 2022 turun sebesar 5,4 persen, dan Kalsel nomor 2 keberhasilan penurunan angka stunting, dan saat ini angka Stunting Kalsel masih 24,6 persen,” bebernya.

Kendati demikian, pihaknya pun berharap dengan segala upaya yang dilakukan oleh seluruh pihak saat ini dapat mewujudkan capaian penekanan angka kekerdilan secara nasional hingga 2024 mencapai 14 persen. “Gerak cepat harus kita lakukan, karena di tahun 2024 kita menargetkan secara nasional itu 14 persen angka stunting,” tuturnya.

“Kami optimis angka 14 persen pada Tahun 2024 itu tercapai, sebab saat ini di Provinsi Kalsel sendiri di setiap desanya sudah dibentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang sudah diberi pelatihan, dan nanti akan melakukan pendampingan keluarga kepada mereka yang rawan stunting di masing-masing desa. Sudah ada 3.072 TPK dan jumlah ini melebihi jumlah Desa yang ada di Kalsel yang hanya berjumlah 2.500 an, sehingga apa yang kita targetkan akan tercapai,” imbuhnya.

BACA JUGA: Turunkan Angka Stunting, BKKBN Kalsel Sukseskan Program Sejuta Akseptor

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR H Alifudin menyampaikan, dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia harus diawali dengan mempersiapkan masyarakat muda yang ingin menikah agar menjaga asupan makanan, bahkan memeriksakan kondisi kesehatan tiga bulan sebelum nikah, sehingga ketika ibu hamil tetap dalam kondisi sehat baik orang tua maupun bayi.

“Jadi yang pertama itu kita harus mulai mempersiapkan anak-anak muda yang mau menikah. Nanti ketika hamil mereka sudah paham dalam menjaga kesehatan diri dan balitanya,” tutur Anggota DPR RI dari Fraksi PKS ini.

Ia mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah pusat maupun daerah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait sadar pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai salah satu mencegah terjadinya stunting pada balita. “Sehingga pelan-pelan kasus stunting ini yang ditargetkan pemerintah di Tahun 2024 bisa tercapai hingga turun mencapai 14 persen,” katanya.

Ia menambahkan sebagai dukungan DPR RI terhadap pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia, maka pihaknya akan mengusulkan penambahan anggaran untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam mewujudkan penurunan stunting.

“Yang jelas kita mendorong bahkan anggaran-nya juga ditambah untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan program penekanan angka stunting ini. Karena kita harapkan generasi muda kita menjadi generasi yang cerdas, kuat dan memiliki prestasi sebagai mencapai generasi Indonesia Emas,” pungkasnya.(jejakrekam)

Asyikin
Asyikin
Jurnalis

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,800PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles