Waspada Musim Kemarau, Kasus Diare dan DBD di Banjarmasin Sempat Alami Kenaikan

0

DUA kasus penyakit diare dan deman berdarah dengue (DBD) di Kota Banjarmasin sempat mengalami tren kenaikan pada Maret hingga April 2023 lalu.

HAL ini terjadi seiring perubahan musim pancaroba dari hujan menuju musim kemarau. Tercatat dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin untuk kasus DBD pada Januari 2023 sebanyak 23 kasus. Kemudian, menurun pada Februari 2023 menjadi 17 kasus,  Maret (5 kasus) hingga April 2023 terdata hanya 5 kasus. Totalnya ada 52 kasus.

“Untuk kasus penyakit DBD pada April sudah mengalami penurunan. Terakhir laporan yang diterima hanya ada 5 kasus,” ucap Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, dr Muhammad Ramadhan kepada jejakrekam.com, Jumat (19/5/2023).

Ramadhan melanjutkan dari data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) pada pekan 15-18 tahun 2023 dari total 726 kasus penyakit, diare akut dan suspek dengue masih tertinggi, disusul pnenomia (radang paru-paru), dan suspek deman tifoid, tertinggi dibandingkan kasus lainnya seperti Covid-19, diare berdarah/disentri, campak, tetanus hingga penyakit serupa influenza.

BACA : Kasus Diare Tinggi, Forkot Banjarmasin Sebut Bukti Masalah Sanitasi Lingkungan Masih Buruk

“Untuk kasus diare memang mengalami kenaikan pada Maret ke April  dan Mei 2023 ini. Namun, trennya tidak terlalu signifikan,” ucap Ramadhan.

Terbukti pada pekan ke-18 tahun 2023, Dinkes Banjarmasin mencatat ada 425 kasus diare dan DBD mencapai 84 kasus. Sedangkan, pneumonia cukup tinggi terdata ada 112 kasus dan suspek deman tifoid (tipes) yang disebabkan bakteri Salmonella thyphl.

BACA JUGA : Cuaca Panas Melanda Banjarmasin, Masyarakat Diharap Bisa Menjaga Kesehatan

Dikutip dari klikdokter, diare yang cukup tinggi kasusnya ditengarai disebabkan sejumlah penyebab. Di antaranya, terinfeksi rotavirus atau kuman yang sering menyebabkan diare karena minum air terlalu banyak, muntah, nyeri perut dan demam tinggi selama 3-8 hari. Kemudian, jajan sembarangan yang tidak peduli higienis, tidak cuci tangan serta sindrom iritasi usus (kram pada perut) bisa pula dipicu akibat tingginya suhu panas.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/05/19/waspada-musim-kemarau-kasus-diare-dan-dbd-di-banjarmasin-sempat-alami-kenaikan/
Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.