Tingkatkan Produksi Beras Lokal, DPRD Kalsel Dukung Program Padi Apung di Banua

0

DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendukung Pemerintah Provinsi Kalsel mengembangkan program Padi Apung di Banua.

HAL itu disampaikan, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi, kepada wartawan, usai rapat dengar pendapat bersama mitra kerja Komisi II DPRD Kalsel, Selasa (2/5/2023).

Wakil Rakyat yang akrab disapa Paman Yani ini menyebut, cara menanam sistem padi apung ini sebagai salah satunya upaya mengatasi tingginya air di lahan pertanian. Mengingat cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan tinggi membuat petani kesulitan membuat masa tanam bahkan terjadi gagal panen.

BACA : Terdesak Ekspansi Kebun Sawit, Lahan Pertanian Dan Purun Di Batola Terus Menyusut

“Cuaca ekstrem ini berdampak juga ke Kalsel, bahkan sampai di bidang pangan. Sehingga kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama. Terlebih terjadinya inflasi karena harga beras lokal melambung tinggi, akhir-akhir ini. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu metode menanam padi yang tidak terpengaruh kondisi cuaca,” katanya.

Lebih lanjut, Paman Yani mengungkapkan, bahwa Kalsel sudah mulai menerapkan program padi apung dengan cara menanam padi diatas permukaan air ini. Sehingga diharapkan ke depannya mampu meningkatkan produksi beras lokal dan menekan angka inflasi di Banua.

“Dari informasi dinas terkait, masyarakat juga tertarik untuk melaksanakan budidaya padi apung ini di lahan tergenang air,” terangnya.

BACA JUGA : Lahan Pertanian Di Banjarmasin Hanya 2.700 Hektare, Wamentan Pesan Kembangkan Produk Siap Jadi

Paman Yani menambahkan, Komisi II DPRD Kalsel juga akan melakukan konsultasi ke Kementerian Pertanian di Jakarta dalam waktu dekat. Dalam kesempatan itu juga, pihaknya akan memperjuangkan bantuan pemerintah pusat agar menggelontorkan dana untuk pelaksanaan program padi apung di seluruh wilayah Kalsel. Mengingat program ini memerlukan biaya yang cukup tinggi di awal masa tanam.

“Saat ini, baru tiga kabupaten yang menerapkan program ini yaitu Batola, Banjar dan Tanah Laut. Padahal, daerah-daerah lain di Banua juga perlu menerapkannya untuk meningkatkan produksi beras lokal,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Riza
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.