Cegah Paham Radikal, BNPT dan FKPT Kalsel Gelar Keduri Desa Damai

0

UPAYA pencegahan penyebaran paham radikal terus dilakukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan memberikan pemahaman dan wawasan kearifan lokal kepada elemen masyarakat.

BERKOLABORASI dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia (RI), FKPT Kalsel menggelar Keduri Desa Damai, kenali dan peduli lingkungan sendiri,  di Handil Bakti Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala, Rabu (3/5/2023).

Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi mengatakan, kegiatan kali ini di setting dengan mengusung kearifan lokal, makan bersama sambil berbagi informasi dalam hal upaya pencegahan paham radikal dengan masyarakat, aparatur desa, ketua-ketua Rukun Tetangga (RT) agar bersama-sama melawan radikalisme ini.

BACA : Diamankan Densus 88, Sosok Terduga Teroris Dikenal Jarang Berinteraksi Dengan Warga Sekitar

“BNPT dan FKPT tidak mampu bekerja sendiri, terorisme adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime) semua unsur harus dilibatkan, karena terorisme ini adalah musuh negara dan musuh kita semua,” katanya.

Walaupun dari hasil penelitian, indeks potensi radikal di Kalsel diatas rata-rata nasional yakni 10 poin 2, lanjutnya. Potensi diama-mana ada, sehingga early warning system kita memang benar-benar harus dijaga.

“Dari hal-hal kecil, dilingkungan RT, komunikasi antar warga harus terus dilakukan,” paparnya.

BACA JUGA : Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Sungai Lulut

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof DR Irfan Idris menyampaikan kelompok radikalisme ini menggunakan segala lini, segala cara, segala momen agar masyarakat terpapar paham radikal, kejahatan ini harus dipahami betul.

“Yang dilakukan mereka ada tiga jenis, yakni perekrutan, pendanaan dan pelatihan bahkan menggunakan simbol agama, hal itu disalahgunakan oleh orang yang tidak mengenali, ternyata didalamnya penanaman kebencian dan penyebaran permusuhan, kalau tidak dikenali akhirnya terprovokasi sehingga saling menyalahkan, saling menghujat sesama anak bangsa,” imbuhnya.

Radikal itu melahirkan teroris yang merupakan kejahatan luar biasa, kejahatan kemanusiaan, kejahatan lintas negara, lanjutnya. Sehingga BNPT RI menghadirkan konsep Pentahelix atau kerja sama multipihak sebagai grand strategy penanggulangan terorisme.

“Kolaborasi pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas/masyarakat, dan media diperlukan untuk mendorong peran aktif seluruh elemen negeri dalam menanggulangi radikalisme terorisme,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Iman S
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.