Menuju Kota Sehat, Pemkot Banjarmasin Libatkan 15 Kelurahan Jalankan Gerakan Tidak BAB Sembarangan
DEMI mempertahankan predikat kota sehat, Pemkot Banjarmasin mendeklarasikan gerakan tidak buang air besar sembarangan (BABS) yang jadi penyebab rendahnya masalah sanitasi di pelosok kota.
LEWAT gerakan Open Defecation Free (ODF) atau BABS, Pemkot Banjarmasin pun menyasar kawasan pesisir sungai, terutama di Sungai Martapura, Sungai Barito dan lainnya.
Ada lima pilar peningkatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) lewat ODF di samping cuci tangan dengan air menggunakan sabun, pengolahan air minum aman, pengelolaan sampah rumah tangga pengelolaan limbah cair rumah tangga. Hal ini bisa mempertahankan predikat Banjarmasin sebagai sebagai kota sehat.
Program ODF atau stop buang air besar sembarangan ini difokuskan pada 10 kelurahan dimotori oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin. Sasarannya, agar warga atau individu tidak lagi lagi melakukan buang air besar secara sembarangan yang berakibat pada pencemaran lingkungan dan memicu penyebaran penyakit.
BACA : Kasus Diare Tinggi, Forkot Banjarmasin Sebut Bukti Masalah Sanitasi Lingkungan Masih Buruk
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengungkapkan program ODF ini ditambah lagi ada 10 kelurahan, sehingga totalnya ada 15 kelurahan yang terlibat. “Sejauh ini, 15 kelurahan telah berkomitmen dan berpartipasi dalam mendeklarasikan mengenai betapa pentingnya program stop buang air besar sembarangan,” ucap Walikota Ibnu Sina dalam deklarasi ODF di Balai Kota, Selasa (18/4/2023).
Adapun 10 kelurahan itu meliputi Kelayan Barat, Gadang, Melayu, Kuripan, Belitung Selatan, Telaga Biru, Kertak Baru Ilir, Sungai Baru, Pekauman serta Pengambangan.
“Kami bersyukur hari ini ada keberanian dari 10 pokja kelurahan guna mendeklarasikan ODF atau gerakan Stop buang air besar sembarangan,” ujar Ibnu Sina.
BACA JUGA : Kesehatan Sanitasi dan Lingkungan Belum Berjalan Maksimal
Dia menjelaskan sejak 2019, sudah ada 5 keluraha yang terlibat dalam gerakan ODF. Kini pada 2023, ditambah lagi 10 kelurahan, sehingga angka STBM meningkat yang awalnya 9 persen menjadi 27,8 persen. “Tentu hal ini sebuah progress yang bagus,” kata Ibnu Sina.
Mantan anggota DPRD Kalsel ini menargetkan pada 2024, setidaknya program ODF-BABS dapat masuk hingga ke 37 kelurahan. Targetnya, mencapai 80 persen lebih agar dapat masuk dalam penilaian kategori kota sehat se-Indonesia.
“Tahun ini rencana 10 kelurahan lagi sehingga menjadi 25 kelurahan. Insya Allah, mohon doanya,” kata Ibnu Sina.
BACA JUGA : Jadi Ibukota Provinsi Kalsel, Dibantu Kementerian PUPR, Banjarbaru Perbaiki Sanitasi Permukiman
Dengan semangat gotong royong Kayuh Baimbai dengan dinas maupun lembaga terkait, Ibnu Sina menekankan kunci sukses adalah kolaborasi.
“Jadi, ketika kita berbicara ODF maka kita juga membicarakan permukiman umum, sanitasi serta pengelolaan sampah maupun limbah,” pungkas Ibnu Sina.(jejakrekam)