Bentuk Tim, Bupati Barito Utara Minta Penegak Hukum Tindak Penjual Gas LPG 3 Kg Nakal

0

MAHALNYA harga gas bersubsidi LPG 3 kilogram beberapa bekalangan ini membuat masyarakat mengeluh. Harganya kian melambung hingga tembus Rp 50 ribu per tabung di pasaran.

HARGA puluhan ribu itu merupakan harga eceran di Kota Muara Teweh, belum lagi di daerah pelosok pedesaan yang ada di Kabupaten Barito Utara. Diduga melonjaknya harga gas melon itu akibat permainan pedagang yang ingin untung lebih besar, sehingga masyarakat yang dirugikan.

Mendapat laporan itu, Bupati Barito Utara, H Nadalsyah mengakui banyak keluhan warga disampaikan baik melalui dinas atau instansi terkait soal mahalnya harga LPG 3 kilogram.

“Beberapa agen gas sudah dipanggil dalam rapat. Kami ingin mendengar langsung apa saja penyebab sehingga LPG 3 kilogram jadi mahal dan membuat warga mengeluh,” beber Koyem, sapaan akrab Bupati Barito Utara ini kepada awak media di Muara Teweh, Kamis (23/3/2023).

BACA : Temukan Adanya Pelanggaran, 2 Agen LPG di Muara Teweh Kena Sanksi Pertamina

Menurut Koyem, saat ini, ada dua SPBE yang beroperasi di wilayah Barito Utara. Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat turut mengawasi penyalurannya. “Sebab untuk jatah Barito Utara sudah terhitung jumlahnya, sehingga tidak mungkin terjadi kelangkaan,” kata Ketua DPD Partai Demokrat Kalteng ini.

Selain mengajak masyarakat turut mengawasi soal distribusi LPG bersubsidi itu di lapangan, Koyem mengatakan pemerintah daerah akan segera membentuk tim penertiban pedagangan. Tim akan akan menindaklanjuti para agen atau penjual LPG yang nakal dan terindikasi menjual tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditentukan.

BACA JUGA : Gelapkan Tabung Gas LPG Dua Warga Diringkus Polres Barito Utara

“Saya minta kepada aparat penegak hukum jangan segan-segan menindak bila tidak sesuai dengan ketentuan,” ucap Koyem.

Dia tak memungkiri masalah itu sering ditanyakan oleh masyarakat terkait mahalnya harga LPG 3 kilogram. Di satu sisi, pemerintah daerah terkesan hanya diam saja.

“Tentu saja harus dilihat dulu masalahnya. Kami tetap mencari yang terbaik, dan juga kami harus tegas karena ini demi kepentingan masyarakat banyak,” pungkas Koyem.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.