Tak Bisa Nikmati Hiburan Ramadhan, Siaran TV Analog Hilang Bikin Heboh Warga Banjarmasin

0

ENTAH sudah tersosialisasikan dengan baik atau tidak, penghentian siaran televisi analog bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadhan 1444 Hijriyah atau 2023, benar-benar bikin warga Banjarmasih heboh.

BEBERAPA hari ini beberapa kanal televisi nasional yang kerap menyuguhkan hiburan untuk santap sahur atau berbuka puasa tiba-tiba menghilang dari layar kaca.

Rupanya, sosialisasi soal menghilangnya siaran televisi analog yang harus migrasi ke siaran digital dengan alat tangkap khusus set up box (STB).

Banjarmasin sendiri masuk dalam program analog swift off (ASO) pada 20 Maret 2023 lalu yagn ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bersama wilayah lainnya yang masuk Kalsel 1. Di antaranya, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Tanah Laut (Tala), Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.

BACA : Siap-Siap, Siaran TV Analog Di Banjarmasin Dan Sekitarnya Berhenti Tayang Pada 20 Maret 2023

Tanda siaran TV konvensional yang biasanya bisa ditangkap dengan antena biasa, tanpa alat khusus seperti STB sudah dikabarkan beberapa stasiun TV nasional.

“Gara-gara siaran TV analog itu hilang, awalnya mengira TV saya rusak. Setelah dicek ke saluran TV lainnya, ternyata semuanya bintik-bintik. Baru saya tahu ternyata siaran TV yang katanya analog itu telah dihentikan,” kata Aisyiah, warga Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Rabu (22/3/2023).

Menurut dia, sosialisasi soal ASO atau penghentian siaran TV analog tidak merata, termasuk pembagian STB. Saat ini, Aisyiah mengaku untuk membeli STB sudah selangit harganya di pasaran, terlalu berat di ongkos.

BACA JUGA : Harga STB Melambung, Seiring Meningkatnya Permintaan Dan Berhentinya Siaran Analog

“Harganya sudah tembus Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu. Padahal, kabarnya dulu hanya Rp 150 ribu. Apalagi, sudah banyak orang yang cari. Gara-gara tak punya STB, TV yang ada itu seperti kotak tak berguna, sekarang terasa sepi Ramadhan tanpa hiburan dari TV, padahal bulan puasa ini juga banyak ceramah agamanya,” keluh ibu rumah tangga ini.

Ketua DPW Gerakan Jalan Lurus (GJL) Kalsel, Anang Rosadi Adenansi pun menyesalkan sosialisasi ASO atau penghentian siaran TV analog yang diwajibkan pindah ke siaran TV digital justru menambah beban masyarakat.

“Faktanya, banyak warga yang tidak mendapat STB gratis dari pemerintah atau disediakan lembaga penyiaran, terpaksa mereka harus beli alat penangkap khusus siaran TV digital itu,” kata Anang Rosadi Adenansi kepada jejakrekam.com, Rabu (22/3/2023).

BACA JUGA : Segera Beralih Ke Tayangan Digital, Wilayah Banjarmasin Dapat Nikmati Serial India Imlie Di ANTV

Menurut dia, kebetulan lagi penerapan ASO bagi Banjarmasin dan sekitarnya justru berdekatan dengan bulan suci Ramadhan. Padahal, kata Anang Rosadi, harus diakui siaran televisi selama ini menjadi sarana hiburan bagi masyarakat dalam menjalani hari-hari di bulan puasa.

“Begitu siaran TV-nya hilang dan berubah bintik-bintik, akhirnya alat itu tidak berguna. Sebab, tidak semua orang mampu beli STB yang kini harganya melambung, karena banyak yang butuh,” kata mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Anang Rosadi mendesak agar pemerintah melalui Kementerian Kominfo sebagai regulator serta lembaga penyiaran menunda terlebih dulu pemutusan siaran TV analog, karena belum tersosialisasikan dengan baik serta tidak meratanya pembagian STB.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.