Bermula Dari Program Si Komandan, Siska Ku Intip Jadi Yang Pertama Di Indonesia

0

DINAS Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Selatan (Kalsel) sebelumnya melaksanakan program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Si Komandan).

PROGRAM ini mengoptimalkan reproduksi atau perkembangan ternak sapi yang ada di kabupaten/kota se-Kalsel, yang setiap tahunya mampu melahirkan pendet atau anak sapi hingga 28 ribu ekor.

Dengan adanya program Si Komandan ini, maka menjadi dasar membuat program Sistem Integrasi Kelapa Sawi Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip).

BACA: Wujudkan Indonesia Berdaulat Daging Dan Susu, Mentan RI Kick Off Siska Ku Intip

“Siska Ku Intip ini pertama di Indonesia. Bertujuan menyelesaikan permasalahan yang sangat krusial yakni soal pakan, sehingga masyarakat lebih cendrung untuk menjual pedet atau anak sapinya, ujar Kadisbunnak Provinsi Kalsel Suparmi kepada awak media, Sabtu (18/3/2023) di Satui Tanah Bumbu.

“Nah melalui program Siska Ku intip ini, diharapkan dari hasil Si Komandan tadi itu bisa di besarkan di perkebunan kelapa sawit, melalui integrasi sawit sapi yang melibatkan pelaku usaha perkebunan sawit dengan melakukan kemitraan plasma atau masyarakat sekitarnya, sambungnya.

“Hari ini kita Panen Pendet Nasional dan Kick Off Siska Ku Intip yang di lakukan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di mana panen pendet atau anak sapi sebanyak 1.000 ekor, ucapnya.

BACA JUGA: Didampingi Gubernur Kalsel, Tim Setmilpres Kemensetneg RI Cek Langsung  Siska Ku Intip 

Kami sangat berterima kasih dengan Mentan RI, karena tadi Pak Menteri ingin mengembangkan kembali kluster ini menjadi 10 ribu ekor. Ini memang merupakan tujuan Pemprov Kalsel untuk menjalankan program Siska Ku intip ini,” tuturnya.

“Tentunya ini akan menjadikan percepatan swasembada sapi di Kalimantan Selatan, makanya kita sangat berterima kasih dengan Menteri Pertanian,” ujarnya lagi.

Masih menurut Suparmi, saat ini masih ada 7 kluster untuk perbaikan genetik dari ternak sapi yang dihasilkan. “Satu kluster terdiri dari 36 kelompok, dan mereka akan mendapatkan bantuan pembiayaan KUR dari Bank Kalsel sebesar Rp 40 juta per anggota kluster,” bebernya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.