Jangan Sampai ‘Ragap Papan’, Menakar Kriteria Capres Tak Berkelindan dengan Politik Identitas

0

TAHUN politik jelang perhelatan kontestasi Pemilu 2024 ditandainya bermunculkan figur-figur yang akan digadang menjadi calon Presiden Republik Indonesia (RI).

FORUM Ambin Demokrasi pun menawarkan diskursus menakar kriteria Capres yang didiskusikan di Rumah Alam Sungai Andai, Banjarmasin, Sabtu (4/3/2023). Hadir sebagai pemantik diskusi adalah ahli tata negara Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM); Dr Muhammad Effendy, akademisi kebijakan publik dan politik; Dr Taufik Arbain dan calon bakal anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI; Nanik Hayati.

Diskusi makin menarik karena dimoderatori mantan anggota Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) RI, Hairansyah serta dihadiri para pegiat demokrasi Banua.

“Dalam menakar kriteria calon pemimpin nasional khususnya calon presiden jangan sampai ‘ragap papan’ dalam ungkapan peribahasa Banjar. Yakni, sudah berpatokan hanya pada satu kandidat, sebab hal itu akan sulit mengubah pilihan,” ucap Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin, Noorhalis Majid, membuka awal diskusi.

BACA : Disambut Ribuan Simpatisan di Kalsel, Anies Baswedan Yakin Jalan Mulus Melaju Jadi Capres 2024

Mantan Kepala Perwakilan Ombudsman Kalsel ini berharap agar masyarakat, khususnya Kalsel bisa menakar dan mengukur para capres, karena masih banyak waktu menuju perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

“Bayangkan saja, parpol yang jadi pengusung capres. Jika nanti parpol berubah sikap, tentu akan membuat kita kecewa,” ucap mantan Ketua KPU Kota Banjarmasin ini.

Menanggapi istilah ‘ragap papan’ dalam menggambarkan pilihan yang sudah terpaku erat, Taufik Arbain berpendapat hal itu merupakan bagian dari framing yang ingin dibangun demi memengaruhi persepsi publik.

BACA JUGA : Belum Sentuh Isu Populis, Lembaga Survei Giring Opini Publik soal Sosok Capres

“Dari hasil survei di salah satu kabupaten di Kalsel, ternyata memang memunculkan beragam figur. Muncul nama Anies Rasyid Baswedan (mantan Gubernur DKI Jakarta), Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan) serta Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) serta figure lainnya,” kata doktor lulusan UGM Yogyakarta ini.

Bagi Taufik, istilah ‘ragap papan’ juga tidak bisa dikorelasikan dengan para penggemar atau pencinta salah satu kandidat capres. Begitupula sebaliknya, Taufik menyindir para pegiat demokrasi pun tidak boleh membela pihak yang salah.

BACA JUGA : Resmi, DPW PPP Kalsel Usung Ganjar Pranowo Capres 2024

“Alat ukur capres itu ada dua. Yakni, persepsi publik atas capres berdasar pengalaman, rekam jejak dan loyalitas. Ada pula, dinamika elektabilitas capres seperti opini publik, popularias dan akseptabilitas-fluktuatif,” ucap akademisi FISIP ULM ini.

Taufik Arbain yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik dan Pembangunan Daerah ini mengatakan persepsi publik terhadap capres di Kalsel justru lebih dominan berdasar pengalaman dan nuansa kebatinan hingga keagamaan.

BACA JUGA : Lihat Kinerja, DPW PAN Kalsel Deklarasikan Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024

“Jadi, akan ada pihak yang mempertentangkan antara capres religius nasionalis dengan capres nasionalis. Benturan ini tak hanya terjadi di Kalsel, tapi juga nasional. Kemudian muncul wacana soal penentangan terhadap politik identitas, padahal itu adalah hak warga negara,” tegas Sekretaris ICMI Kalsel ini.

Menurut Taufik, kelompok yang mempertentangkan politik identitas juga bagian dari haknya sebagai warga negara, selama tidak merusak persoalan kebangsaan.

“Mereka yang mendengungkan anti politik identitas padahal adalah mereka yang juga melalukan politik identitas yakni sekularisme. Tapi yang terbangun dari politik identitas seakan-akan persoalan keagamaan,” kata Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar ini.

BACA JUGA : Layak Pimpin RI, Relawan Dangsanak Sandi Banua Dukung Sandiaga Uno Jadi Capres 2024

Bagi taufik, hal itu juga berkelindan dengan soal popularitas, aksepbilitas dan elektabilitas. Faktanya, banyak orang populer namun belum tentu diterima oleh publik.

“Nah, di aksepbilitas ini yang akan menentukan menuju elektabilitas, sehingga ruang-ruang itu bagi tim sukses capres bisa dibangun,” kata Taufik.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.