Antropolog ULM Ingatkan Banjarmasin Harus Kembali ke Jati Diri sebagai Kota Sungai

0

PEMBANGUNAN Kota Banjarmasin harus kembali ke jati dirinya sebagai kota sungai atau kota kanal, bukan lagi berorientasi pada daratan.

ANTROPOLOG Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah mengatakan sudah sepatutnya Kota Banjarmasin, termasuk daerah lainnya yang memiliki jaringan sungai kembali ke ‘habitatnya’.

“Sebab, nature (alam) kita adalah sungai dan kultur atau kebudayaan kita adalah sungai. Kalau kembali ke sungai, maka program normalisasi, revitalisasi atau pengerukan sungai atau apapun istilahnya harus segera memfungsikan kembali sungai sebagai skala prioritas utama,” tutur akademisi program studi pendidikan sosiologi FKIP ULM ini kepada jejakrekam.com, Rabu (22/2/2023).

BACA : Wisatawan Susur Sungai Banjarmasin Kecewa Patung Maskot Bekantan Tak Lagi Semburkan Air

Menurut Nasrullah, sungai jangan sampai hanya dijadikan sebagai saluran air, namun harus hidup dengan adanya moda transportasi yang memanfaatkannya.

“Kalau kembali ke kultur sungai artinya jangan mengganggu sungai dengan mendirikan bangunan rumah, toko, bahkan jembatan yang tiangnya mempersempit sungai,” tutur mahasiswa doktoral antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

BACA JUGA : Venesia dari Timur Hanya Pengalihan Isu Ibukota? Pakar Kota : Sungai Banjarmasin Sudah Lama Sakit

Menurut Nasrullah, metode pendekatan kearifan lokal dalam beradaptasi dengan lingkungan atau alam di Kalsel, terkhusus di Banjarmasin adalah sistem rumah panggung.

“Metode rumah panggung dengan membangun rumah atau sejenisnya jelas telah mengukur ketinggian tiang untuk menandai lantai harus lebih tinggi dari pasang air maksimal,” kata Nasrullah.

Dia mengatakan manusia sebenarnya cenderung saat ini melawan kodrat alam, bahkan tidak mampu beradaptasi. “Kalau ada ungkapan lupa daratan, sekarang padanannya adalah lupa sungai,” ucap Nasrullah.

BACA JUGA : Revitalisasi Sungai Banjarmasin Butuh Payung Hukum, Ini Analisis dari Akademisi Uniska

Mengutip Surat Keputusan (SK) Walikota Banjarmasin Nomor 647 Tahun 2020 tentang Penetapan Sungai sebagai Fasilitas Umum dan Aset Pemkot Banjarmasin menyebutkan bahwa jumlah sungai di Banjarmasin sebanyak 294 sungai dengan panjang 296.864,02 meter.

Jaringan sungai yang ada di Banjarmasin terkoneksi tiga sungai utama yakni Sungai Barito, Sungai Martapura dan Sungai Alalak tersebar di lima kecamatan.

Eksistensi sungai di Banjarmasin juga telah diperkuat dengan adanya payung hukum berupa peraturan daerah (perda). Di antaranya, Perda Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Sungai dan Perda Nomor 15 Tahun 2016 tentang Upaya Peningkatan Pengelolaan Sungai.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.