Butuh Uluran Tangan, Ketika Garapan Film Sineas Banua Masih Terkendala Finansial

0

BUKU karya jurnalis senior sekaligus sastrawan; Sandi Firly berjudul Suatu Malam Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi, diangkat dalam film pendek jadi bahasan diskusi menarik.

DIHELAT Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) bersama media online sastra Banua; asyikasyik.com, par penikmat film pun dihibur dengan sajian film pendek di Rumah Alam Sungai Andai, Banjarmasin, Sabtu (12/2/2023) sore.

Film pendek ini terinspirasi dari judul buku yang sama digarap rumah produksi asyikasyik.com dan Lima Serangkai. Film itu disutradarai Kin Muhammad dan diproduseri oleh Hudan Nur, merupakan kumpulan cerita pendek (cerpen) karya Sandi Firly yang tayang di media nasional Kompas pada 2019 silam.

BACA : Romantisme Kelam Orba, Kisah Maestro Seni Rupa Banua dalam Kerangkeng Peristiwa 65

Sebelumnya, film Suatu Malam Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi’ itu telah tayang serempak di 16 di seluruh Indonesia, pada hari Puisi Sedunia pada 21 Maret 2022 lalu.

Film pendek ini bergenre seni yang menceritakan seorang pemuda penyair yang jatuh cinta kepada seorang pelayan kafe/bar. Di tengah kecamuk perasaan, ia membayangkan sebuah pertemuan para penyair. Mereka pun berdialog tentang cinta. Namun, nahasnya, cinta sang pemuda itu bertepuk sebelah tangan, alias tak terbalas. 

BACA JUGA : Alokasikan Dana Rp 5 Miliar, Pemkab Tala Klaim Film Layar Lebar Angkat Potensi Wisata

“Sebenarnya film pendek ini dibuat untuk mengangkat dunia seni, khusus sastra serta mendorong pertumbuhan sineas Banua bisa memasuki pasar nasional,” tutur Sandi Firly, dalam bahasannya.

Selain sang penulis buku, Hudan Nur, produser film Suatu Malam Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis, serta dua praktisi film, Munir Shadikin dan Naufal Lisna Reisya pun turut angkat bicara.

BACA JUGA : Film ‘Suatu Malam Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi’ Ditayangkan di 16 Titik di Indonesia

Di hadapan peserta diskusi kebankan dari aktivis, mahasiswa, penikmat film dan masyarakat umum, Sandi Firly berharap film garapan sineas Banua bisa terus berproduksi.

“Ada pembicaraan dengan teman-teman untuk membuat film kembali. Namun, sayangnya masih terkendala dengan biaya. Mungkin nanti, jika ada dukungan atau pembiayaan tahun ini atau tahun depan, akan kita garap lagi,” kata mantan Redpel Koran Radar Banjarmasin dan Media Kalimantan ini.

BACA JUGA : Siap Tayang di Tahun 2023, Film Jendela Seribu Sungai Angkat Cerita Mimpi dan Cita-Cita 3 Anak

Menurut Sandy, pembuatan film serta karya sastra kerap terkendala masalah finansial, bahkan diproduksi secara mandiri.

Kondisi itu bisa terbantu ketika tangan pemerintah (daerah) bisa membantu para sineas dan sastrawan. “Harapannya lagi, pihak swasta juga bisa melirik dunia sineas Banua. Sebab, produksi film itu bagian dari ekonomi kreatif yang butuh pendanaan dan dukungan,” kata Sandi.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/tag/sandi-firly/
Penulis Fery Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.