Khawatir Imbas Inflasi Sampit-Palangka Raya ke Muara Teweh, Bupati Nadalsyah Kumpulkan Anak Buahnya

0

BUPATI Barito Utara H Nadalsyah mengumpulkan seluruh anak buahnya dalam rapat kerja pemerintah dan pembangunan di Gedung Balai Anang, Muara Teweh, Selasa (7/2/2023).

RAPAT kerja ini diikuti seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), para camat, lurah dan kepala desa guna menyamakan persepsi bidang pembangunan tahun 2023, belajar dari pengalaman 2022.

“Agenda rapat kerja ini sangat penting. Karena dengan ini, bisa mengukur sejauhmana keberhasilan dan kendala yang telah dihadapi dalam program pembangunan pada 2022 untuk perbaikan kinerja pada 2023 ini,” ucap Bupati Nadalsyah.

Ketua DPD Partai Demokrat Kalteng ini tak memungkiri Kabupaten Barito Utara termasuk daerah yang tergolong berhasil di Provinsi Kalimantan Tengah, lewat program kerja dan pembangunan telah terlaksana pada 2022 lalu.

BACA : Disdukcapil Barito Utara Terapkan Identitas Kependudukan Digital

“Ini patut dipertahankan. Untuk yang masih kurang sempurna harus dikaji dan diperbaiki demi penyempurnaan program dan kegiatan ke depan,” tegas Koyem, sapaan akrab kepala daerah dua periode ini.

Belajar dari pengalaman tahun 2022, Koyem mengatakan secara nasional dampak inflasi cukup memengaruhi kondisi perekonomian nasional. Terlebih lagi, di Provinsi Kalimantan Tengah, ada dua daerah yang tergolong tinggi tingkat inflasinya yakni Palangka Raya dan Sampit (Kotawaringin Timur).

“Jadi, tidak menutup kemungkinan imbas tingginya inflasi di dua kota ini akan berdampak pula ke Muara Teweh, umumnya Kabupaten Barito Utara,” papar Nadalsyah.

BACA JUGA : Tekan Inflasi Tinggi, Gubernur Kalteng Perintahkan Pj Bupati Barsel Gelar Operasi Pasar

Menurut dia, tolak ukur kemajuan daerah di Kalteng adalah Palangka Raya dan Sampit (Kotawaringin Timur), khususnya inflasi.

“Sesuai arahan dari Presiden RI dalam rapat koordinasi nasional memerintahkan agar para kepala daerah dan Forkopimda harus melakukan penguatan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi pada 2023 ini,” kata Nadalsyah.

Caranya, menurut dia, perlunya ada kewaspadan dan pengendalian inflasi di masing-masing wilayah dengan menerapkan langkah strategis.

BACA JUGA : Penduduk Miskin di Kalsel Bertambah, Kepala Bappeda Sebut Akibat Inflasi

“Langkah strategis itu seperti membuat pelaporan penyelenggaraan pemerintahan tahun lalu, laporan pertanggungjawaban dan laporan standar pelayanan. Untuk itu, saya minta agar para kepala perangkat daerah segera menyelesaikan laporan itu secara cermas,” kata Nadalsyah.

Dikutip dari laman kotimkab.bps.go.id menyebutkan pada April 2022, berdasar dua kota acuan, Palangka Raya dan Sampit, terjadi inflasi di Kalimantan Tengah sebesar 0,97 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,36.

Inflasi Gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada April 2022 terjadi karena adanya peningkatan indeks kelompok transportasi (3,62 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,69 persen) dan kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,89 persen).

BACA JUGA : Inflasi Kotabaru Tertinggi di Indonesia, BPKP Kalsel Sarankan Bupati Kotabaru Belajar dari Tabalong

Tingkat inflasi tahun kalender (April 2022 terhadap Desember 2021) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit tercatat sebesar 2,38 persen dan inflasi tahun ke tahun (April 2022 terhadap April 2021) sebesar 5,22 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada April 2022 antara lain bensin, angkutan udara, minyak goreng, kue kering berminyak, bahan bakar rumah tangga, air kemasan, kangkung, telur ayam ras, mobil, dan upah pembantu rumah tangga.

Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada April 2022 antara lain cabai rawit, tomat, wortel, bawang putih, biskuit, ketimun, ikan asin sepat, daun singkong, sabun detergen bubuk/cair dan ikan kapar.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.