Dunia Sastra Banua Berduka, Sastrawan Senior Jamal T Suryanata Tutup Usia

0

KABAR duka menyelimuti dunia sastra di Kalimantan Selatan. Sastrawan senior Banua, Jamal T Suryanata meninggal dunia pada Sabtu (4/2/2023) sekitar pukul 06.00 Wita.

SEBELUM menghembuskan napas terakhir, sastrawan angkatan pasca 66 pemegang Setyasastra Nagari dan sastrawan dengan kesetiaan berkarya 30 tahun itu sempat dirawat intensif di RSUD Hadji Boejasin, Pelaihari. Jamal T Suryanata tutup usia ke-57 tahun.

Kabar duka ini disampaikan Zulfaisal Putera. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar Kota Banjarmasin ini dalam akun facebooknya mengabarkan hal itu.

“Almarhum merupakan tokoh sastra Kalsel serta Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan pada Badan Kesbangpol Provinsi Kalsel,” tulis Zulfaisal Putera di akun facebooknya, Sabtu (4/3/2023) dikutip jejakrekam.com, Minggu (5/2/2023).

BACA : Gali Potensi Calon Sastrawan, Kindai Seni Kreatif Helat Kemah Sastra Pelajar se-Kalsel

Dia bercerita saat kontak terakhir dengan almarhum terjadi pada Oktober 2022, ketika diundang menjadi narasumber pada Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) XIX Tahun 2022 di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

“Namun, saat itu, saya tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena jadwalnya bentrok dengan agenda yang lain di Surabaya dan Bali,” ucap penulis esai ini.

Bang Jamal, begitu Zulfaisal Putera memanggil nya pernah mengirim tulisan di jurnal daring yang dikelolanya; Sastramedia pada 2021 silam. “Saya atas nama pribadi. Atas nama komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) serta Sastramedia menghaturkan duka cita yang mendalam, teriring doa untuk almarhum,” tulis Zulfaisal.

BACA JUGA : Bangku Panjang, Karya Novel-Esai dari Sastrawan Banjarbaru Iberamsyah Barbary

Untuk diketahui, Jamal T Suryanata aktif menulis sejak dekade 80-an hingga awal 1990-an. Beberapa karya berupa puisi, cerpen, kritik dan esai sastra, serta artikel umum lainnya pernah dimuat di Banjarmasin Post, Media Masyarakat, Radar Banjarmasin, Bali Post, Koran Tempo, Kompas, Swadesi, Wanyi, Ceria Remaja, Al-Zaytun, Matabaca, On-Pff, Gong, Matra, Basis, Horison, Jurnal Cerpen Indonesia, Jurnal Kebuadayaan Kandil, dan Dewan Sastera (Kuala Lumpur, Malaysia).

Sejumlah puisi, cerpen, dan esainya ikut disertakan dalam beberapa buku antologi bersama seperti Festival Puisi Kalimantan (1992), Tamu Malam (1992), Bosnia dan Flores (1993), Batu Beramal 2 (1995), Kebangkitan Nusantara II (1995), Antologi Puisi Serayu (1995), Jendela Tanah Air (1995), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (2000), Wasi (2000), La Ventre de Kandangan (2004), Dian Sastro for President! (2005).

BACA JUGA : Sang Politisi Sastrawan yang juga Bapak Pengayom Seni Banua; Hijaz Yamani

Ada pula, Ragam Jejak Sunyi Tsunami (2005), Perkawinan Batu (2005), Jendela Terbuka: Antologi Esai Mastera (2005), Seribu Sungai Paris Barantai (2006), Sastra Banjar Kontekstual (2006), Tongue in Your Ear: Indonesian Poetry Festival (2007), dan sajaknya ”Datanglah Sang Cahaya” telah diterjemahkan ke dalam bahasa Portugal —dimuat dalam buku Antologia de Poeticas: Antologi Puisi Indonesia—Portugal—Malaysia (2008).

Selain menulis dalam bahasa Indonesia, ia juga menulis puisi dan cerpen dalam bahasa Banjar. Buku-bukunya yang sudah diterbitkan adalah Untuk Sebuah Pengabdian (Balai Pustaka, 1995), Mengenal Teknologi Penerbangan dan Antariksa (Adicita Karya Nusa, 1998), Di Bawah Matahari Terminal (Adicita Karya Nusa, 2001).

Kemudian, karyanya berjudul Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra (Adicita Karya Nusa, 2003), Galuh: Sakindit Kisdap Banjar (Cerpen bahasa banjar, Radar Banjarmasin Press, 2005), Penyesalan Sang Pemburu (Pabelan Cerdas Indonesia, 2005), Bulan di Pucuk Cemara (Cerpen, Gama Media dan LPKPK, 2006), Bintang Kecil di Langit yang Kelam (Cerpen, Tahura Media, 2009) dan Debur Ombak Guruh Gelombang (Puisi, Tahura Media, 2009).

BACA JUGA : Rekam Profil Sastrawan Lokal Periode 1930-2020, Micky Hidayat Rilis Buku Leksikon Penyair Kalsel

Jamal T. Suryanata dilahirkan pada 1 September 1966 di Kandangan, Kalimantan Selatan. Dia menyesaikan pendidikannya di STKIP PGRI Banjarmasin, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, dengan skripsi berjudul “Sajak-sajak Ajamuddin Tifani dalam Sentuhan S4.ufistik: Hermeneutika Kerohanian Sebagai Titik Tolak Pengkajian” (1999) dan di Program Pascasarjana FKIP Unlam Banjarmasin dengan mengangkat tesis tentang “Cerpen Banjar 1980-2000: Tinjauan Struktur, Isi, dan Konteks Sosialnya” (2004).(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.