Japelidi-Konjen Kedubes AS Surabaya Siapkan Anak Muda Berperan dalam Tahun Politik Pemilu 2024

0

BERLANGSUNG secara online, Jaringan Pegiat Literasi Digital Indonesia (Japelidi) bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Kedutaan Besar (Konjen Kedubes) Amerika Serikat Surabaya, kembali meluncurkan program Literasi Digital 2023.

BERTAJUK Building Youth Resilience and Participant during The Political Year. Program ini menargetkan literasi kepada 500 pemilih muda berusia 17-20 tahun di 10 kota.

Yakni, Malang, Surabaya, Yogya, Ambon, Denpasar, Makassar, Semarang, Medan, Padang, dan Kendari, sepanjang tahun 2023.  Peluncuran program ini dibuka oleh Ni Made Ras Amanda G-Project Manager; Wouter Housen – Public Diplomacy Officer; dan Novi Kurnia, Koordinator Japelidi

“Program literasi ini menjadi strategis karena tiga hal yaitu tingginya penyebaran misinformasi di masa pemilu atau isu politik lainnya menjelang pemilu. Anak muda berdasarkan data akan menempati ceruk terbesar pemilih pada Pemilu 2024 serta apatisme dan keterlibatan politik yang anak muda yang rendah. Untuk itu, program ini mengusung Tagline Yang Muda, Yang Cerdas Memilih,“ ujar Ni Made Ras Amanda G-Project Manager dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

BACA : Pentingnya Pendidikan Literasi Digital Sosial Media Dalam Konteks Bela Negara di Kalangan Remaja

Menurut dia, program itu dimaksudkan untuk menyiapkan generasi ke depan yang lebih tangguh. “Freedom of speech adalah hal terpenting untuk itu perlu diimbangi dengan netizen yang kritis dan cerdas. Mengingat isu disinformasi ini melanda seluruh lapisan masy dan telah menjadi global issues, maka Japelidi yang menyasar anak muda adalah salah satu hal yang positif,” ucap Wouter Housen, Public Diplomacy Officer, dari US Embassy Surabaya.

Ni Made Ras Amanda G-Project Manager menambahkan program tersebut akan dibagi 4 tahapan yaitu pembuatan video pembelajaran dan sosialisasi.

BACA JUGA : Bahas Era Disrupsi Digital, Dekan FISIPOL UGM dan Pakar Sosiologi Media UB Berbagi Analisis di ULM

Adapun tema video ialah How to seek a valid information? Which Media Should we trust? When do we report a content? How to make a creative content with your smartphone? How to react to misinformation?

“Tahapan kedua ialah workshop dengan 500 peserta; ketiga pelaksanaan riset pandangan dan apa yang telah dilakukan anak muda dalam tahun pemilu dan kegiatan akan diakhiri dengan video kompetisi,” kata Ni Made Ni Made Ras Amanda G.

BACA JUGA : Cerdas Saring Informasi, AJI-Google News Initiative Gelar Training Literasi Digital

Sementara itu, Koordinator Japelidi, Novi Kurnia mengatakan pihaknya sengaja memilih menggunakan media pembelajaran video. Hal ini karena menyesuaikan karakter anak muda serta lebih mudah dipahami dan lebih mudah juga untuk dibagikan.

“Program ini adalah yang kedua, setelah kami merampungkan kegiatan Penguatan Literasi Digital bagi Kaum Muda di Indonesia Timur, sepanjang tahun 2022. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak, agar program ini berjalan lancar dan mampu membawa impact yang lebih, dalam menyiapkan anak muda untuk pemilu tahun depan,” paparnya.

BACA JUGA : Jadi Agensi Literasi Digital, Japelidi Luncurkan Program Pemberdayaan Pemuda di Indonesia Timur

Senada itu, Koordinator Media Program, Devie Rahmawati mengatakan dalam upaya memerangi disinformasi/misinformasi/mal informasi, atau yang dikenal publik  dengan istilah hoaks, Kedubes AS di Surabaya, telah menjalin kerjasama dengan Japelidi.

BACA JUGA : Japelidi Petakan dan Gali Kompetensi Literasi Digital Generasi Muda Indonesia Timur

“Ya, melalui program diskusi, pengembangan modul, serta pelatihan dan kampanye digital. Japelidi ialah komunitas pegiat literasi digital, yang lahir pada tahun 2017. Japelidi telah hadir dengan beragam kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat,” urainya.

Terlebih lagi, kata dia, sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia tergabung dalam Japelidi.(jejakrekam)

Penulis Fery Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.