KEPADATAN lalu lintas terasa di Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura yang dilintasi ribuan jamaah menuju ke lokasi acara haul akbar ke-18 Abah Guru Sekumpul, Minggu (28/1/2023).
TRADISI tahunan yang sudah tak digelar secara massal selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 pada 2021 dan 2022, ternyata pada tahun ini jauh lebih padat lagi.
Ternyata, sebagian masyarakat Kalimantan Selatan mendatangi lokasi peringatan hari wafatnya ulama kharimastik Banua, Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani Al Banjari ini juga menelusuri rute Sungai Martapura yang terkoneksi dengan sungai-sungai lainnya.
“Dibandingkan lewat jalan darat pasti akan dihadang kemacetan, terutama di ruas Jalan A Yani, Banjarbaru dan Martapura, jadi, kami lebih memilih jalur sungai lewat kelotok,” ucap Syarifuddin, warga Sungai Tabuk kepada awak media, Minggu (28/1/2023).
BACA : Jelang Haul Akbar ke-18, Jamaah Mulai Padati Wilayah Sekumpul Martapura dan Sekitarnya
Guna melayani para jamaah yang melewati jalur sungai, juga dibangun posko atau rest area di Desa Lok Buntar, Kecamatan Sungai Tabuk. Posko ini sudah didirikan sejak Sabtu (28/1/2023.
“Kami bangun posko khusus untuk jamaah yang memakai perahu mesin (kelotok). Sampai saat ini, sekitar puluhan kelotok yang mengangkut jamaah melewati jalur air,” ujar relawan Posko Desa Lok Buntar, Sungai Tabuk, Hasan kepada awak media, Minggu (29/1/2023).
BACA JUGA : Terbuka untuk Umum, Haul Guru Sekumpul Digelar Selepas Shalat Magrib di Mushalla Ar Raudah
Dia mengimbau agar para jamaah yang melintasi jalur sungai, terutama saat naik dan turun dari kelotok lebih hati-hati. Apalagi, saat ini debit air Sungai Martapura mengalami kenaikan.
“Tentunya, untuk jamaah kalau kelelahan bisa singgah terlebih dahulu ke posko-posko yang disediakan relawan. Jangan terburu-buru karena keselamatan lebih utama,” kata Hasan.(jejakrekam)