Waspada! Kasus DBD di Banjarmasin Meningkat, 2 Orang Sudah Meninggal Dunia

0

GIGITAN nyamuk pembawa virus dengue yang mengakibatkan serangan demam berdarah dengue (DBD), menelan korban di Kota Banjarmasin.

SERANGAN nyamuk belang-belang terutama betina yang aktif di malam hari ini ternyata telah meningkatkan angka kasus DBD di Banjarmasin. Hingga Januari 2023, tercatat sudah ada 18 kasus terdeteksi.

“Awalnya hanya beberapa kasus saja atau puluhan, namun terus bertambah. Terbaru pada Januari 2023 ini, sudah ada 18 kasus. Di antaranya sudah ada dua penderita yang meninggal dunia,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, dr Muhammad Ramadhan kepada jejakrekam.com, Jumat (20/1/2023).

Menurut Ramadhan, peningkatan kasus DBD di Banjarmasin akibat musim pancaroba (perubahan dari musim kemarau ke hujan). Hasilnya, banyak genangan air yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue.

BACA : Jadi Kota Endemis DBD, Kadinkes Banjarmasin Gelorakan Gerakan 4M Plus dan Kader Pemantau Jentik

“Kasus DBD yang terjadi di Banjarmasin, kebanyakan menyerang anak usia 5-15 tahun atau usia sekolah,” kata mantan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalsel ini.

Atensi khusus terhadap peningkatan kasus DBD di Banjarmasin juga diberikan Walikota Ibnu Sina. Orang nomor satu di Balai Kota ini menerbitkan surat edaran bernomor 442.2/03/P2P/Dinkes Tanggal 4 Januari 2023 tentang Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M Plus dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.

BACA JUGA : Pasien DBD di Banjarbaru Alami Peningkatan, Kelurahan Loktabat Selatan dan Cempaka Tertinggi

“Surat edaran ini dimaksudkan untuk mengimbau dan mendorong masyarakat. Utamanya, para ASN di lingkungan Pemkot Banjarmasin melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN), 3 M Plus dengan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik),” tutur Ramadhan.

Dia mengakui upaya pencegahan juga telah gencar menjalankan pengasapan (fogging) terutama di kawasan yang ditemukan kasus DBD.

BACA JUGA : Saat Musim Kemarau Basah, Waspada Penyebaran Nyamuk Demam Berdarah

Untuk diketahui, pada 2022, kasus DBD di Kalsel mencapai 1.015 kasus. Hingga dilaporkan 8 penderita dinyatakan meninggal dunia. Kasus terbanyak atau daerah endemik berada di Kabupaten Banjar dengan 230 kasus, disusul Kota Banjabaru 140 kasus dan kabupaten Kotabaru dengan 139 kasus.

Dikutip dari alodokter.com, nyamuk Aedes aegypti memilih bersarang dan bertelur di tempat yang lembab, terutama genangan air jernih. Kemudian, di dalam rumah, nyamuk ini berkembang biak di tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, hingga tempat minum hewan peliharaan.

BACA JUGA : Menjaga Kualitas 36 Tahun, Jamu Cuksirih Kini Diakui Kimia Farma dan Smesco Indonesia

Nyamuk juga dapat bersembunyi di sudut rumah yang minim cahaya, seperti kolong tempat tidur atau di balik lemari. Di luar rumah, nyamuk ini bersarang dan berkembang biak di lubang pohon yang tergenang air.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.