KOMPAK mengenakan busana adat Banjar dengan dominasi warna kuning menghiasi rapat paripurna istimewa DPRD Kabupaten Barito Kuala (Batola) dalam memperingati Hari Jadi ke-63.
RAPAT paripurna ini dibuka Ketua DPRD Batola dari Fraksi Golkar, Saleh dilanjutkan dengan pembacaan riwayat singkat Kabupaten Batola oleh Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PKS, Agung Purnomo di ruang sidang paripurna lantai III Gedung DPRD Batola, Marabahan, Rabu (4/1/2023).
Mengusung tema Batola Bisa (Berdaya Saing, Inspiratif, Sportif, Amanah), Penjabat Bupati Batola Mujiyat memberi sambutannya, dihadiri unsur pejabat Forkopimda dan undangan lainnya. Mujiyat mengungkapkan Hari Jadi ke-63 tahun Kabupaten Batola merupakan tahun perdana dirinya memimpin kabupaten berjuluk Bumi Ije Jela (Selidah) itu.
BACA : Mujiyat Jadi Pj Bupati Barito Kuala, Ketua DPRD Batola Pesan Tata Pemerintahan ke Arah Lebih Baik
Usai pandemi Covid-19 dengan kasusnya yang telah melandai, Mujiyat mengatakan ada beberapa capaian yang telah diraih Pemkab Batola dari indeks pembangunan manusia (IPM) sejak 2017-2021 cenderung mengalami peningkatan di atas Kabupaten HSU dan berada di bawah Kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan.
“Angka ketimpangan/gini ratio di Kabupaten Batola sejak 2017-2021 terus menunjukkan penurunan. Walau di tahun 2018 mengalam kenaikan. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi daerah semakin membaik,” kata Mujiyat.
BACA JUGA : Batola 2023, Menjaga Kondisi Tetap Kondusif
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Kalsel ini menyebut gini ratio Batola pada 2021 adalah 0,284, berbanding Provinsi Kalsel di angka 0,330, jauh lebih rendah.
Soal tingkat kemiskina, Mujiyat menyebut Batola juga mengalami penurunan pada 2022 dibanding 2021 dari 5,11 persen menjadi 4,75 persen. Sedangkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia produktif (kerja) 15 tahun ke atas tercatat 3,63 persen pada 2022 atau naik 0,41 poin dibanding tahun 2021.
“Namun, tingkat pengangguran terbuka Batola masih lebih rendah dibandingkan Provinsi Kalsel sebesar 4,74 prsen. Bahkan, Batola termasuk dari lima kabupaten di Kalsel yang mengalami kenaikan TPT, di antaranya Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu dan Balangan,” papar Mujiyat.
BACA JUGA : Pj Bupati Batola: Netralitas ASN Di Pemilu 2024 Mutlak, Tidak Bisa Ditawar-tawar Lagi
Sedangkan, menurut dia, pertumbuhan ekonomi Batola terdampak pandemi Covid-19, menyebabkan terkontraksi sedalam 1.06 persen pada 2020 hingga tumbuh di level 3,17 persen di tahun 2021.
“Untuk indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) sejak 2019-2021 mengalami kenaikan di Batola. IKLH Batola masih berada di bawah IKLH Provinsi Kalsel yang telah mencapai 71,03 pada 2021,” tutur Mujiyat.
Dengan mengusung Batola Bisa menggantikan tagline sebelumnya Batota Setara warisan Hj Noormiliyani-Rahmadian Noor, Mujiyat memastikan pada 2023 terdapat 15 program prioritas.
BACA JUGA : Tanyakan Kinerja Pj Bupati Batola ke Depan, Akademisi ULM Ingatkan DPRD Tak Boleh Diam
Di antaranya, persiapan pilkada serentak, peningkatan jalan Kutabamara, jalan Taman Sari Bunga, destinasi wisata, pelayanan publik, pelayanan dasar mulai tingkat desa/kelurahan, peningkatan produksi pertanian, bedah kampung guna menciptakan desa mandiri, buka peluang kerja dengan sanggar kegiatan (SKB), inovasi daerah (1 SKPD 1 inovasi), mempertahankan Adipura, KLA dan lainnya, penanggulangan bencana, kegiatan keagamaan hingga lomba skala nasional lewat Tour the Batola dan lainnya.(jejakrekam)