Sambangi SMA 1 Banjarbaru, Pekan Pesiar Literasi, Diskusi, dan Nonton Bareng Film Alih Wahana Digelar

0

PEKAN Pesiar Literasi, Diskusi, dan Nonton Bareng Film Alih Wahana di Bengkel Sastra Sahara SMAN 1 Banjarbaru  menjadi singgahan pertama dari 7 titik tempat yang  dikunjungi Asyikasyik.com, pada Kamis (15/12/2022) kemarin.

PEMBINA Bengkel Sastra Sahara, Muhammad Asrory menyampaikan dirinya sangat mendukung dan senang karena Pekan Pesiar Literasi tersebut dilaksanakan di SMAN 1 Banjarbaru.

“Sejalan dengan program bengkel sastra sahara. Yang mana salah satu programnya ada mengundang narasumber dari luar. Kemarin dapat tawaran dari asyik-asyik.com yang menghadirkan narasumber berkompeten di bidangnya. Anak-anak juga sangat antusias apalagi membahas literasi dan juga nonton film Alih Wahana,” ucap Rory kepada jejakrekam.com.

Diikuti 40 siswa dari bengkel sastra sahara dan siswa kelas XI lainnya, Rory berpesan kepada siswa bahwa jadikan Pekan Pesiar Literasi ini menjadi sebuah kesempatan menggali ilmu, termotivasi untuk menulis bahkan membuat buku.

“Di semester 2 kelas XI nanti rencana ada membuat film itu juga menjadi alasan antusias siswa meningkat. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Pekan Pesiar Literasi Hudan Nur menyampaikan Pekan Pesiar Literasi ini diadakan di 7 titik tempat di antaranya Skatel English Association (SMK Telkom), Sanggar Meratus Lestari, TBM Amanah, Komunitas Relawan Mengajar, TBM Komplek Keruing Indah-3 dan TBM Angkasa Teras Digital.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan jelang tutup tahun dari asyikasyik.com yang bekerjasama dengan komunitas dan TBM di Kota Banjarbaru dan insyallah akan dilaksanakan secara rutin kedepannya,” ucap Hudan.

Hudan menyampaikan kegiatan literasi ini bukan hanya merangkul anak sekolah, tetapi dari ibu-ibu dan masyarakat umum.

“Semoga dengan adanya Pekan Pesiar Literasi ini dapat memberikan kebermanfaatan yang lebih baik lagi,”tutupny

Diketahui, dalam Pekan Pesiar Literasi tersebut turut menghadirkan Sainul Hermawan, (Dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat), Sandi Firly (Novelis) dan Hudan Nur (Duta Baca Banjarbaru).

Sainul Hermawan dalam penyampaiannya mengatakan bahwa sebuah novel, cerpenl dan puisi merupakan pekerjaan oleh satu orang. Akan tetapi untuk sebuah film  dalam contoh ini ‘Suatu Malam Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tuliskan Lagi’ itu kerja sama.

“Ketika dialih wahanakan menjadi film maka itu kerja kelompok, berawal pekerjaan satu orang menjadi banyak orang. Perpindahan itulah yang memiliki keterbatasan dalam berkarya, seperti keterbatasan durasi, musik, hingga alur cerita yang divisualkan. Namun, perubahaan itu memberi makna tersendiri dan cara khusus terhadap karya sastra tersebut. Itulah arti alih wahana, sebuah penerjemahan,” jelasnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.