Bahas Era Disrupsi Digital, Dekan FISIPOL UGM dan Pakar Sosiologi Media UB Berbagi Analisis di ULM

0

DUA narasumber berbobot dihadirkan Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dalam seminar nasional mengusung tema terkini; Disrupsi Digital Era Society 5.0: Tantangan dan Peluang bagi Masyarakat.

DI HADAPAN, 500 peserta seminar nasional ini, Dekan FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Wawan Mas’udi Ph.D dan pakar sosiologi media dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Dr Mondry di Theater Hall FISIP ULM, Banjarmasin, Kamis (29/11/2022).

Menurut Wawan Mas’udi, pada era mesin dan teknologi memang lebih dominan dibanding manusia.

“Disrupsi berdampak pada serangkaian konsep yang bermakna ketika tata kelolanya oleh manusia, tetapi mengalami degradasi (less significant) ketika tata kelola berbasis teknologi tumbuh. Teknologi dari yang sifatnya game changer berpotensi menjadi game ender,” ucap doktor lulusan ilmu politik dari The University of Melbourne, Faculty of Arts, Asia Institute, Australia ini.

BACA : Cerdas Saring Informasi, AJI-Google News Initiative Gelar Training Literasi Digital

Wawan mengungkapkan sejarah modern kekuasaan terkait erat dengan strategi pembangunan, struktur kepentingan, dan kemampuan negara. 

“Kekuatan utama negara berasal dari kemampuannya mengontrol warga, memobilisasi aksi kolektif, mengatur kegiatan ekonomi, serta mempengaruhi negara lain,” kata dekan muda peraih master studi welfare state dari University College, Norwegia.

Masih menurut Wawan, kekuasaan bersifat hierarkis, institusional, dan struktural. Karenanya, disrupsi teknologi tidak mengakhiri otoritas negara, tetapi menunjukkan adanya penurunan. Hal ini mengingat hukum, norma, etika, perilaku dan struktur hierarki mendapat tantangan. 

BACA JUGA : Kapolda Kalsel Ajak Generasi Muda Menjadi Pemimpin di Era Milenial 4.0

“Dengan teknologi digital, disruptive inivators dapat mempengaruhi perilaku sejumlah besar orang tanpa banyak menghadapi hambatan otoritas negara,” papar Wawan.

Sementara itu, Dr Mondry mengungkapkan bahwa disrupsi berarti hal yang tercabut dari akarnya. “Disrupsi diartikan sebagai suatu era ketika terjadi perubahan besar-besaran dan inovasi yang secara fundamental mengakibatkan perubahan pada semua tatanan, sistem, dan landscape yang ada, menjadi cara yang baru,” ucap tim riset jurusan sosiologi FISIP Universitas Brawijaya Malang ini.

BACA JUGA : Lawan Politik Identitas, Akademisi FISIP ULM Sarankan Rasionalitas Harus Dipupuk

Dia menegaskan bahwa disrupsi digital adalah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental. Ini karena hadirnya teknologi digital, mengubah sistem yang terjadi di Indonesia maupun global.

Dua narasumber ; Dekan FISIIPOL UGM Yogyakarta, Wawan Mas’udi Ph.D dan pakar sosiologi media dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Dr Mondry. (Foto Istimea untuk JR)

“Pergeseran minat masyarakat, menyebabkan pergeseran kebutuhan. Pergeseran jenis usaha dan jenis pekerjaan yang harus disiapkan, Perlu dikembangkan usaha dan pekerjaan baru,” beber Mondry.

Dia menyebut  mayoritas media massa di Indonesia masih berperan dalam hiburan dan pemberi informasi.

“Masih belum banyak yang berperan mendidik dan control sosial. Lebih jauh media massa juga berfungsi sebagai pembentuk opini publik (public opinion), bahkan dapat mengkonstruksi masyarakat,” pungkasnya.

BACA JUGA : 2 Mahasiswa Sosiologi FISIP ULM Magang di Greenpeace Indonesia

Dalam seminar nasional gelaran Prodi Sosiologi dibuka oleh Dekan FISIP ULM, Prof Dr Budi Suryadi. Dia mengingatkan agar mahasiswa melek dalam mempelajari perubahan sosial dan teknologi, supaya dapat beradaptasi terhadap masa depan.

Seminar nasional ini dimoderatori Sri Hidayah dihadiri juga oleh Ketua Prodi Sosiologi Setia Budhi. Termasuk, para dosen di antarnya Khairussalam, Varinia Pura Damaiyanti, Ismar Hamid, Arif Rahman Hakim, Panggih Prabowo Rona, Siti Zulaikha dan kalangan dosen senior lingkungan FISIP ULM.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.