Tercatat Ada 1.060 Orang, Angka Penderita ODGJ di Kabupaten Banjar Naik 100 Persen

0

ADA fakta mengejutkan dari Kabupaten Banjar. Memasuki pengujung tahun 2022, ternyata orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) mengalami peningkatan cukup tajam hingga 100 persen.

FAKTA ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar drg Yasna Khaina bahwa dari data terkumpul saat ini jumlah ODGJ di Kabupaten Banjar tercatat sebanyak 1.060 orang.

“Dari data yang telah kami kumpulkan.  Ada sebanyak 1.060 jiwa terdeteksi ODGJ dengan kategori ringan dan kategori berat,” ucap Yasna Khaina kepada awak media di Martapura, Rabu (16/11/2022).

Menurut dia, dari segi persentase, ada peningkatan angka ODGJ di Kabupaten Banjar mengalami kenaikan hingga 100 persen, dibanding tahun sebelumnya.

“Peningkatan kasus ODGJ di Kabupaten Banjar merupakan hasil dari skrining (pencarian) yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar,” tutur Yasna.

BACA : Rumah Singgah Baiman Dilengkapi Posyandu Jiwa, Ada 57 Penghuni ODGJ Tengah Dirawat

Dia mengakui selama pandemi Covid-19 berlangsung pada 2020 dan 2021 lalu, upaya skirining terhadap penderita ODGJ sempat terhenti. Hingga pada 2022, dilanjutkan hingga mendapat data yang cukup mengejutkan.

“Saat ini, perawatan terhadap pasien jiwa ditangani di RSJD Sambang Lihum untuk kategori berat. Sisanya, sebagian dirawat di rumah bagi penderita yang ringan,” ucap Yasna.

Dalam mengentaskan ODGJ, Yasna mengatakan pihak Dinkes Kabupaten Banjar telah mengucurkan dana miliaran rupiah dari APBD Kabupaten Banjar. Terutama, penanganan secara medis maupun psikologis.

BACA JUGA : Tekanan Hidup Akibat Pandemi, Jumlah ODGJ di Banjarmasin Meningkat Tajam

Dikutip dari halodoc, gangguan jiwa merupakan sebuah sindrom atau sekelompok gejala yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sehingga menyebabkan disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa jenis gangguan jiwa adalah depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif.

Gangguan jiwa dapat dipicu oleh banyak faktor, terutama faktor genetik dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut di antaranya:

Sifat-sifat yang diwariskan. Gangguan jiwa lebih rentan dialami oleh individu dengan riwayat keluarga yang mengidap gangguan jiwa. Melansir dari Mayo Clinic, gen tertentu nyatanya dapat meningkatkan risiko gangguan jiwa dan gejalanya bisa dipicu dari situasi tertentu. 

BACA JUGA : Dirawat Di Sambang Lihum, ODGJ Asal Tabalong Sudah Stabil

Paparan lingkungan sebelum lahir. Paparan lingkungan, peradangan, racun, alkohol, atau obat-obatan saat berada di dalam rahim juga sering dikaitkan dengan penyakit mental.

Kimia otak. Neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang membawa sinyal ke bagian lain dari otak dan tubuh. Ketika jaringan saraf ini terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah dapat berubah yang menyebabkan depresi maupun gangguan emosional lainnya.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.