19.7 C
New York
Sabtu, Juli 19, 2025

Buy now

Rangkul Kaum Marjinal, Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin Bina Ribuan Orang untuk Berkarya  

MERANGKUL pekerja dari kaum marginal dan masyarakat prasejahtera di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhammad Arifin (34) dirikan Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin.

TUJUAN terbentuknya Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin, kata Arifin untuk membantu melahirkan entrepreneur dari kalangan masyarakat ekonomi bawah dan kaum marjinal agar memiliki kesempatan dalam berkarya dan menghasilkan uang.

“Syukur Alhamdulillah, saat ini kami sudah berhasil membina lebih dari dua ribu orang di Provinsi Kalimantan Selatan di dalam sebuah rumah sederhana yang diberi nama Rumah Kreatif dan Pintar,” ucapnya kepada jejakrekam.com, Selasa (15/11/2022).

BACA : Ada 220 Juta Pengguna Internet Di Indonesia, JNE Kupas Kunci Sukses UMKM Banjarmasin

Arifin bercerita, Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin pernah diapresiasi oleh Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2016 silam oleh PT Astra Internasional.

“Penghargaan itu awalnya kita tidak tahu karena kita tidak pernah mendaftarkan diri, tiba-tiba waktu itu kita ditelpon oleh media partnernya, disuruh membuat company profil tentang apa saja yang sudah dilakukan di masyarakat,” ungkapnya.

“Alhamdulillah Tak disangka hasil karya itu membuat kita  menjadi finalis terpilih yang menerima apresiasi tingkat nasional dari 2.341 pendaftar di seluruh Indonesia. Kita mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards Bidang Kewirausahaan,” tambahnya lagi.

Bermodal penghargaan itulah Arifin bersama rekannya mencoba membangun sebuah Rumah Kreatif dan Pintar Bamjarmasin. Yang mana awalnya hanya sebuah komunitas saja. Namun kini menjadi sebuah lembaga yang sudah berbadan hukum.

BACA JUGA : Dibuka Selama 5 Hari, Even CKB 2022 Beri Ruang Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Banjarmasin

“Banyak lika-liku perjalanan yang telah dilalui. Mulai dari diusir karena ramai, terkendala biaya sewa dan dukungan yang membuat dirinya mau tak mau terus berpindah tempat sebanyak tujuh kali, agar bisa sekadar tinggal dan menghasilkan suatu karya. Kita pernah juga ditangkap Satpol PP dan akhirnya itulah yang menjadikan kita untuk mencoba menjadikan komunitas ini sebagai yayasan,” ungkapnya.

Arifin sendiri berlatar seorang guru di salah satu SMK di Banjarmasin. Namun pada tahun 2015 ia memutuskan untuk menjatuhkan pilihannya mencari penghasilan diluar. Ia ngamen dengan berpakaian cosplay hantu di berbagai ruang publik Kota Banjarmasin. Tepatnya di siring 0 KM.

“Kami memanfaatkan weekend menampillan kostum pocong, hantu, zombi  dan dilihat ternyata antusias masyarakat bagus juga dan ramai,” katanya.

Arifin menjadikan Rumah Kreatif dan Pintar permanen di sebuah rumah sederhana yang nyaman dan aman bagi warga ekonomi kebawah dan kaum marginal dalam berdaya dan menghasilkan produk-produk kriya berkualitas.

“Ada korban penyalahgunaan obat-obat terlarang dan narapidana dewasa, disabilitas, anak di panti asuhan, para orang tua yang menjadi tulang punggung keluarga, hingga lansia. Mereka dilatih menjadi seseorang yang bertangan terampil menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi dan bahkan layak untuk ekspor,” bebernya.

Alhasil produk karya mereka pernah dilirik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno dan menarik minat Fetty Kwartati yakni Direktur Utama Mall Sarinah Jakarta.

“Banyak orang-orang di luar Kalimantan menggemari produk kita, bahkan ada beberapa turis yang sengaja datang ke Banjarmasin dulu beli kain dan tikar kita untuk dipakai ke Bali,” ujar Arifin ketika bercerita

Adapun Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin dalam bidang entrepreneur dan socialpreneur juga para peserta  dirangkul dan dibina tentang cara membuat kerajinan, menjahit, perbengkelan hingga kuliner.

“Produk-produk yang dihasilkan dari tangan terampil warga binaan, Arifin ungkap di antaranya yang paling populer adalah Sasirangan dan anyaman purun. Dimana mereka terus mengembangkan berbagai kerajinan yang dihasilkan langsung oleh tangan terampil mereka, seperti dompet, tas wanita, kaos, jilbab, gelang, outer atau luaran, hingga sepatu,”jelasnya.

Tak tanggung-tanggung, hasil produk olahan terampil warga binaan juga kerap diikutsertakan dalam berbagai perlombaan seni di dalam daerah maupun luar daerah.

“Kami berharap produk-produk kerajinan tangan warga binaan tidak hanya terbatas digemari dan dijual di dalam negeri saja, namun bisa merambah ke pasar internasional,” tutupnya.(jejakrekam)

Fahriza
Fahriza
Manager Pemberitaan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,400PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles