Mengapa Anies Baswedan? Gebrakan ‘Spektakuler’ Partai NasDem Dalam Merajut Ulang Masa Depan Indonesia (1)

0

Oleh: Dr H Subhan Syarief *)

PERHELATAN perpolitikan puncak masih berselang sekitar 2 tahun. Hiruk pikuk, wabil khusus hal suksesi pengganti dari Jokowi, Presiden ke-7 sangatlah semarak, bahkan semakin keras. Pertarungan adu opini dan berbagai pencitraan, berbau fitnah dan bahkan ‘ancaman’ ditangkap tersirat pada para calon. Dan yang paling banyak dituju adalah salah satu tokoh seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pun ditebar menjadi sarapan keseharian yang terpaksa dinikmati, terutama di dunia maya.

DALAM politik nyata, NasDem di bawah komando ‘wali’nya politik Surya Paloh bergerak cepat. Seperti biasa, sang tokoh ini sangat lah lugas dan tanggap dalam melihat celah peluang untuk menjadi pemenang Pemilu seperti dua kali adu pilpres terdahulu. Dengan tak ragu, dalam musyawarah Partai NasDem, kisaran pertengahan Juni 2022 diusunglah 3 nama calon capres, yakni, Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo.

Ya…, sebuah gebrakan cepat dan terukur dari Partai NasDem dengan kepiawaian sang Bengawan Politik Surya Paloh tentunya mengubah peta politik yang awalnya tak jelas menjadi menuju kearah yang lebih bercahaya. Dalam hal ini, terkhusus bagi jalan sang idola rakyat Indonesia, Anies Baswedan.

BACA JUGA: Sungai, Pasar, dan Perekonomian Kota Banjarmasin

Akan tetapi ada yang menarik dalam pidato sang Bengawan, dia menyatakan bahwa ke 3 calon tersebut punya ‘nilai yang sama’, artinya semuanya bisa tersimpulkan adalah yang terbaik di antara putera/puteri bangsa sehingga NasDem mengusungnya menjadi Capres. Dan calon yang disebut pertama, dikatakan bukan diartikan dia yang terbaik. Tentu saja dari sisi politik ungkapan ini sangatlah penuh makna dan cakap dalam membaca sikon.

Gerak langkah tokoh sekelas Surya Paloh sangatlah sering membuat kejutan yang kadang sulit ditebak. Bahasa bersayap pun sering disampaikan sehingga menjadi tanda tanya besar hal langkah ke depannya. Dan hal ini kembali di pertunjukan oleh tokoh Surya Paloh melalui Partai NasDem.

Ketika banyak orang jagad perpolitikan menduga bahwa dia akan mendukung tokoh yang juga linear dengan kubu istana, tapi ternyata dia bicara lain. Tak tanggung dia dukung tokoh yang tak sejalan dengan kelompok Istana. Dia pilih di antara 3 calon yang awalnya di usung NasDem. Dari 3 calon tersebut sejatinya ada 2 calon yang dekat dengan Kelompok Istana, tapi tentu itu bukanlah Anies Baswedan.

Awal bulan Oktober, dua hari setelah hari kesaktian Pancasila, sang Bengawan Politik Indonesia Surya Paloh kembali membuat heboh jagad perpolitikan negeri.

BACA JUGA: Calap (Banjir) dan Format Masa Depan Kota Banjarmasin

Tak pernah diduga, sebagai Nakhoda Partai NasDem yang mengusung tagline ‘Restorasi Bangsa’, Partai Nasional Demokrat (NasDem) dia menyatakan akan mengumumkan Capres pilihan Partainya.

Dan kemudian Senin, 3 Oktober 2022 NasDem mendahului semua partai mengumumkan Capres partainya, dia tetapkan Anies Baswedan sebagai calon yang akan diusungnya untuk bertarung di Pemilu Tahun 2024.

Menariknya adalah Anies Baswedan, menyisihkan 2 calon lainnya, yakni  Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.

Tentu akan muncul tanya, mengapa Surya Paloh & NasDem jadi mengusung Anies, bukannya 2 kandidat yang dekat dengan elite istana atau kelompok ring satu istana.

Padahal publik tahu bahwa Surya Paloh (NasDem) dengan Presiden Jokowi sangatlah dekat. Bahkan Surya Paloh dasarnya salah satu tokoh yang berjasa besar dalam menjadikan Jokowi Presiden sampai 2 periode.

Menariknya, mengapa dia kemudian tak memilih capres yang satu visi dengan Presiden Jokowi. 

Memang, kehebatan ‘naluri politik’ Surya Paloh sangatlah kuat. Dulu dia bisa paham keinginan rakyat, sehingga kemudian dia tak banyak perhitungan langsung mendorong Jokowi untuk maju menjadi capres. Dan tentu dengan insting kuatnya inilah yang kemudian, dia langsung tetapkan bahwa Anies adalah yang terbaik di antara kedua calon yang menurutnya juga baik tapi masih kalah baik dibandingkan Anies.

BACA JUGA: Mengembalikan “Marwah” Banjarmasin sebagai Kota 1.000 Sungai, Mungkinkah?

Kualitas Anies Baswedan yang terbaik yang dijadikan alasan bisa saja antara lain karena memang popularitas Anies di mata rakyat Indonesia mulai dari pusat kota, desa, dan kampung sudah merata di kenal.

Dan kemudian popularitas ini tak terbentuk melalui berbagai citra atau melalui mekanisme ‘pemaksaan tanpa sadar’ kepada rakyat agar mengenal dirinya. Keterkenalan Anies berjalan alami, bahkan yang banyak mempopulerkan adalah langsung dari kalangan rakyat Indonesia itu sendiri.

Akibatnya Anies tak bisa dipungkiri adalah pigur yang sangat populer di negeri ini, bahkan telah mendunia. Karya nyata, pola pikir, sikap prilaku, moralitas, dan mentalitasnya bisa dikatakan sangat lah luar biasa di era saat ini.

Sangat jarang di negeri ini ada model kepemimpinan seperti Anies. Anies dalam melihat persoalan dan menyikapi persoalan setara dengan gaya pak Harto, presiden legendaris Indonesia. Anies sangatlah tenang, dingin dan penuh strategi matang.

Tak pernah terpengaruh oleh ‘kicauan sinis’ dan bahkan tuduhan berbau fitnah yang menerpanya. Semua tak digubris, Anies hanya sibuk memikirkan bagaimana dia bisa memenuhi kewajiban atas janjinya kepada warga DKI di bawah kepemimpinannya. Janji pemimpin bagi Anies adalah sesuatu yang sangat dia perhatikan.

BACA JUGA: Ketika Kota Banjarmasin Menjadi Daerah Resapan Air, Apa yang Harus Dilakukan?

Anies tak ingin dia tak bisa memenuhi janjinya, semuanya akan dia perjuangkan untuk tercapai. Dan memang bagi yang ‘waras’ , bahkan yang sedikit waraspun dalam melihat bagaimana kondisi kota Jakarta dan warganya sekarang maka bisa dipastikan hampir semua janji Anies telah ditepatinya. 

Dan Jakarta telah mengemparkan Dunia dengan berbagai hal, dan berbagai penghargaan tingkat Internasional. Kemudian ini juga ditunjukkan melalui proyek JIS dan juga Formula E yang pembangunannya tercepat di dunia dengan kualitas yang diakui. Hebatnya lagi semua di ‘otaki’ alias dikerjakan oleh anak bangsa Indonesia. Ya…, kesempatan untuk membangun bangunan ‘mercu suar’ tersebut dilaksanakan oleh putra-putri negeri.

Bahkan bila ditengok sejarah masa lalu, dasarnya bisa disetarakan ketika Bung Karno membangun Gelora Senayan dan juga Masjid Istiqlal ataupun Monas.

Bung Karno menghasilkan Proyek sukses Senayan, Masjid Istiqlal dan Monas sedangkan Anies memberikan proyek JIS dan Formula E. Hebatnya Anies Baswedan ketika membangunnya hanya menjadi gubernur sedangkan Bung Karno ketika itu menjabat Presiden. Tentu dalam hal ini, bisa dibayangkan bila saja jabatan Anies Baswedan setara dengan Bung Karno sebagai Presiden pastilah karya Anies Baswedan akan lebih luar biasa.

BACA JUGA: Penanganan ‘Calap’ Dan Visi Calon Pemimpin Kota Banjarmasin, Masih Adakah Harapan?(4-Habis)

Sisi lainnya keberpihakan Anies terhadap warga juga sangatlah luar biasa, sebagai ilustrasi selama empat tahun kepemimpinan Anies, tiga kampung yang dulunya ‘kumuh’ tak tertata telah dibangun dan diresmikan, yang pada pemerintahan gubernur sebelumnya sempat ditertibkan yaitu, Kampung Susun Kunir, Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, dan Kampung Susun Akuarium.

Hal ini diwujudkan Anies sebagai komitmen untuk memastikan warga mendapatkan hunian yang layak sekaligus meningkatkan kualitas kawasan permukiman dan memfasilitasi warga DKI Jakarta memenuhi rasa keadilan dalam bermukim.

Sisi lain lagi, yang tentu sangat jarang bahkan hampir tak dimiliki oleh pemimpin ataupun politisi di negeri ini adalah hal ‘ketidak takutan’ terhadap kelompok kuat yang terindikasi sudah sejak lama ‘menguasai dan mengatur’ irama negeri.

BACA JUGA: Penanganan ‘Calap’ Dan Visi Calon Pemimpin Kota Banjarmasin, Masih Adakah Harapan?(2)

Dalam hal ini sebagian pakar menyimbolkann sebagai komunitas oligarki. Anies Baswedan buktikan bahwa dia berani bersikap atas siapapun yang melanggar aturan. Penghentian proses reklamasi dan juga pengambilan alihan pulau reklamasi adalah salahsatu contoh yang spektakuler yang di perlihatkan Anies.

Keberpihakan dia terhadap kepentingan negara dan rakyat diatas segalanya. Dia berani menolak bahkan ‘melawan’ setiap kebijakan yang dinyakininya tak melindungi kepentingan Negara dan Rakyatnya. Jujur saja, inilah kelebihan utama Anies Baswedan yang jarang dimiliki oleh pemimpin ataupun tokoh-tokoh yang lain ketika mendapatkan amanah menjadi pemimpin.

Yaa.., berani bersikap tegas menolak setiap kebijakan ataupun aktivitas yang bertentangan dengan aturan ataupun kepentingan masa depan Negara dan Rakyat Negeri.

Dari gerak langkah Anies Baswedan dan jejakrekamnya selama ini  memang menunjukkan dia adalah pemimpin yang berkualitas, mampu mengolah kendala dan masalah menjadi potensi yang memberikan nilai tambah/ manfaat.

BACA JUGA: Penanganan ‘Calap’ Dan Visi Calon Pemimpin Kota Banjarmasin, Masih Adakah Harapan?(3)

Pemimpin yang telah membuktikan dengan kekuasaan yang dimilikinya dia konsisten berada dipihak rakyat dan berjuang untuk memakmurkan rakyat yang dipimpinnya. Dan saat ini kelebihan Anies Baswedan yang paling menonjol adalah tak banyak mempromosikan diri dengan berbagai pencitraan. Tapi hebatnya tak disadari ternyata jaringan dukungan di setiap pelosok daerah sudah mulai masiv terbentuk, dan semuanya terwujud atas inisiatif atau partisipasi dari masyarakat sendiri.

Tidak diarahkan baik langsung ataupun tidak langsung dari sang idola Anies Baswedan. Inilah yang membuat secara nyata dasarnya Anies Baswedan faktanya memang lebih unggul dibandingkan calon presiden lain, siapapun itu calonnya. Dan dengan mendukung Anies Baswedan, partai tak akan banyak mengeluarkan biaya politik. Ya, calon ini adalah calon yang paling ekonomis, irit biaya dan dipastikan juga akan mampu menarik suara rakyat untuk memilih Partai NasDem tersebut.

Adapun kemudian bila bicara hal ke 2 calon yang lain sebagai pembanding maka jujur saja pasti levelnya akan beda.

Andika Perkasa, misalnya, jejak rekamnya bisa dicari yang termuat di media-media, tak terlalu banyak dan lengkap.  Tokoh satu ini menonjolnya hanyalah di bidang kemiliteran, dengan puncaknya ketika dia dipercaya masuk dalam bursa calon panglima dan kemudian ditunjuk menjadi panglima TNI.  Disamping itu sekaligus yang bersangkutan adalah mantu dari salah satu tokoh berpengaruh di era Presiden Jokowi.

Dan kondisi ini tentu disadari oleh Surya Paloh (Nasdem), sehingga untuk mensosialisasikan Andika, dipastikan akan membutuhkan waktu, biaya serta pertarungan ketat dengan pesaing yang lain yang juga tentu akan ngotot untuk tampil mengalahkannya.

Lalu bagaimana dengan Ganjar Pranowo ?, Ganjar Pranowo, tokoh satu ini salah satu pigur yang berpengalaman di bidang perpolitikan. Bahkan termasuk yang sangat sering duduk di DPR-RI. Ketika dia duduk menjadi ‘wakil rakyat’ inilah Ganjar semakin terkenal. Prestasi Ganjar Pranowo selama 2 periode memimpin Jateng.

Sedang, Anies Baswedan, sejumlah gebrakan ‘spektakuler’ Anies Baswedan memimpin Jakarta. Anies dengan ‘berani’ menutup proyek reklamasi. Ataupun ketika Anies menutup Alexis. Kemudian Anies Baswedan diakui dunia berhasil mengatasi persoalan-persoalan banjir, macet dan kekumuhan. Membangun JIS, Formula E, dan berbagai infrastruktur lainnya.

BACA JUGA: Memproteksi Banjarmasin dengan Normalisasi Sungai dan Kanalisasi

Kemudian kehebatan Anies yang teranyar adalah ketika dia ‘bersikap tegas’ dengan menutup kelompok usaha yang melecehkan nama Rasulullah, panutan hidup umat Islam.

Anies telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di DKI Jakarta. Anies memiliki pendekatan ‘humanisme’ bila menyangkut persoalan warganya.

Kondisi ini tentu membuat banyak muncul pandangan bahwa Anies Baswedan sangat pro rakyat. Dan itu wajar karena Jejakrekam di media telah menunjukkan data dan fakta yang dipahami publik.

Dengan sekilas melihat latar belakang beberapa pigur capres ini maka bisalah didapatkan bahwa Anies Baswedan adalah bintang yang bersinar terang. Andika adalah bintang yang mulai bersinar akan tetapi masih bersaing dengan bintang bintang yang lain. Ganjar pun juga menjadi bintang.

BACA JUGA: Diajari Cara Menulis, LPJK Gelar Workshop Pembuatan Artikel

Dari sinilah awal yang bisa saja menjadi latar membuat politisi tangguh bertangan dingin, sang ‘wali politik ‘ Surya Paloh yang ingin ke depannya Indonesia lebih baik menjadi lebih mudah untuk memilih.

Yaa, di usianya yang sudah tak muda lagi, tokoh ini kembali ingin membuat sejarah. Dia ingin membuat perubahan yang lebih baik lagi. Walaupun dia tak menjadi tokoh langsung berdiri di depan untuk memimpin negeri ini untuk menjadi besar, tapi dia ingin menjadi yang terdepan untuk membuat perubahan terhadap kondisi ‘kekacauan’ atau ‘keresahan’ yang terjadi saat ini bisa segera hilang dan kemudian kondisi Negeri bisa lebih baik. 

Bum…., Kemudian ditetapkan lah Anies Baswedan sebagai Capres 2024 dari Partai Nasdem. Capres yang dinyakini akan mampu menjadikan Indonesia lebih baik. (jejakrekam)

(bersambung)

*) Penulis Presidium Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Kalsel

Pencarian populer:peta politik nasdem

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.