Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Supporter, Tragedi Kanjuruhan Malang Jadi Sorotan Internasional

0

DUNIA internasional berduka atas tragedi sepakbola Indonesia yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.

LAGA derby Jawa Timur antara Arema FC versus Persebaya Surabaya di BRI Liga 1, membuat sorotan internasional tertuju ke Indonesia.

Berdasar data sementara Polda Jatim disebut ada 129 orang meninggal dunia. Sedangkan, Arema Crisis Center menyebut ada 134 orang merenggang nyawa. Sementara data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim menyebut dalam tragedi Kanjuruhan itu bertambah menjadi 174 orang meninggal dunia.

BACA : Dari Buku Amuk Banjarmasin (1997) : Tragedi Kerusuhan Jumat Kelabu, Kampanye Golkar ‘Dikudeta’

Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang ini, membuat para penonton (supporter) Arema FC yang kalah saat bentrok dengan Persebaya dengan skor 2-3, mengakibatkan ratusan orang berjatuhan. Insiden ini pun hampir menyamai tragedi di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat pertandingan Peru melawan Argentina tahun 1964 yang menewaskan 326 orang.

Tanda berduka cita atas tragedi kemanusiaan ini pun disuarakan klub liga-liga top dunia. Bahkan, bendera merah putih (Indonesia) dipasang dengan pita hitam dalam siaran langsung Liga Spanyol dan Italia.

BACA JUGA : Wakil Ketua Komnas HAM Sebut Dokumen Kerusuhan 23 Mei 1997 Dimakan Rayap

Klub-klub dunia pun menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan Malang, seperti Paris Saint-Germain, Manchester United, Liverpool FC, FC Barcelona, Chelsea FC, Arsenal dan lainnya lewat akun resmi twitternya, Minggu (2/10/2022).

“Manchester United sangat berduka atas tragedi di Malang, Indonesia. Kami mengirimkan belasungkawa tulus kami kepada para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang terkena dampak,” tulis Manchester United.

“Kami sangat sedih mengetahui peristiwa di Malang di Stadion Kanjuruhan Indonesia hari ini,” tulis Arsenal. “Doa kami bersama para korban yang terkena dampak,” tulis Manchester City.

BACA JUGA : Tugas Berat Menanti Pelatih Anyar Rodney Goncalves Angkat Barito Putera dari Zona Degradasi

Suporter dan pihak kepolisian sempat bentrok di lapangan, hingga pihak keamanan melepas gas air mata hingga ditembakkan ke arah tribun.

Bahaya gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan serta dilarang oleh FIFA (Organisasi Sepakabola Dunia). (Foto WAG Gemas)

Penggemar sepakbola Banua, Berry Nahdian Forqan pun mengaku heran dengan penggunaan gas air mata dilarang oleh FIFA dalam pengamanan atau pembubaran supporter ala aksi demonstrasi.

“Jelas, ketidaktepatan penanganan oleh aparat sebagai penyebab utama banyaknya kematian (korban). Gas air mata di stadion sepakbola justru membuat crowded (baca krodit) situasinya,” komentar Sekretaris PWNU Kalsel dikutip jejakrekam.com, Minggu (2/10/2022).

BACA JUGA : Kontrak Renan Alves Di Barito Putera Diperpanjang Hingga Pertengahan 2024

Aktivis lingkungan Kalsel, Adenansi pun mengamati apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya bukan kerusuhan atau bentrok antar supporter.

“Akhirnya tragedi Surabaya 2012 terulang lagi dengan adanya insiden gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan,” komentar dosen hukum pidana Fakultas Hukum ULM, Daddy Fahmanadie. Mereka pun mengucapkan belasungkawa atas tragedi kemanusiaan di dunia sepakbola nasional.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.