Per September 2022, KPA Mendeteksi 50 Orang Pengidap HIV di Banjarbaru

0

IBARAT fenomena gunung es, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjarbaru per September 2022 berhasil mendeteksi 50 pengidap HIV di Kota Banjarbaru. 

HAL ini dikatakan Sekretaris KPA Kota Banjarbaru, Edi Sampana. Menurut dia, pengidap HIV ini seperti fenomena gunung es yang mana hanya sedikit yang nampak ke permukaan dan dipastikan masih banyak penyintas HIV di Banjarbaru belum terdeteksi. 

“Total jumlah pengidap HIV sepanjang tahun 2005-2022 saat ini terdeteksi sebanyak 410 orang di Banjarbaru. Dan ini dibawah dari angka sebenarnya karena dipastikan masih banyak penyintas HIV di Banjarbaru yang belum terdeteksi,” ungkap Edi kepada jejakrekam.com. 

BACA : Dibentuk 2018 Demi Entaskan HIV/AIDS, Kadinkes Banjarmasin Siap Hidupkan KPA

Edi bercerita ia kaget saat pihaknya melakukan pengecekan ke rumah sakit, ia menemukan banyak pengidap HIV di sana ketimbang di Puskesmas. 

“Jika pengidap HIV ditemukan di RS, maka orang itu bergejala berat ketimbang yang ditemukan di Puskesmas maupun tempat hiburan malam (THM),” jelas Edi. 

Edi membeberkan, pengidap HIV di Banjarbaru mayoritas yang terdeteksi saat ini adalah lelaki seks lelaki (homoseksual) dan ibu rumah tangga. 

Sementara hingga saat ini penularan HIV di Banjarbaru hampir 95 persen dari hubungan seksual dan ditularkan dari lelaki tidak setia. 

BACA JUGA : Stok Kosong, Persedian Vaksin Covid 19 di Banjarbaru Hanya Sampai 30 September

“Mayoritas penularan lewat seksual, di Banjarbaru cukup banyak penularan dari laki-laki dengan laki-laki selain hubungan laki-laki dengan perempuan tanpa menggunakan kondom, dari ibu ke anak, transfusi darah dan jarum suntik sangat sedikit,” jelasnya. 

Rata-rata pengidap HIV di Banjarbaru rentan umur 20 tahun keatas, untuk anak-anak terbilang sedikit. 

“Lebih banyak 20 tahun keatas dan orang tidak mampu, kalau anak-anak (dibawah 15 tahun) kurang dari 10 orang ini disebabkan sebagian besar dari ibunya atau sementara hanya sedikit dari transfusi darah,” tuturnya. 

Edi berharap agar masyarakat Banjarbaru yang merasa memilik gejala klinis mirip HIV agar dapat memeriksakan ke Puskesmas atau rumah sakit dan tidak perlu malu agar mendapatkan perawatan secepatnya.(jejakrekam) 

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.