Refleksi Banjarmasin Songsong Usia 5 Abad, Akankah Tercapai Target Visi RPJP 2006-2025? (2)

0

Oleh : Dr H Subhan Syarief

JUJUR saja, bila kita  rajin mencermati kondisi kota dari waktu ke waktu, maka sejatinya Kota Banjarmasin saat ini menjadi kota yang tak aman dan nyaman lagi. Ini bila tak punya gerakan revolusioner untuk memformat ulang arah penataan kotanya.

BICARA dari segi kondisi sungai, saat ini bisa disimpulkan kota ini bak kota sungai sekaligus rawa yang sedikit aneh, karena selalu kelimpungan dan bermasalah dalam mengelola air limpahan. Fakta nyata yang kerap bisa disaksikan setiap saat ketika air laut pasang atau menaiknya dan juga ketika hujan lebat mendera kota.

Sungai dan rawa (area resapan) yang mestinya mampu menjadi ‘jalan dan rumah air’ ketika limpahan air terjadi ternyata tidaklah bisa terwujudkan. Revitalisasi sungai yang sejati nya bisa mengembalikan fungsi sungai seperti dahulunya ternyata hanya bisa sekedar menata sebagian bantaran dan etalase saja.

BACA : Refleksi Banjarmasin Songsong Usia 5 Abad, Akankah Tercapai Target Visi RPJP 2006-2025? (1)

Dana besar dihabiskan untuk melakukan penyiringan model betonisasi yang dasarnya tidak ramah lingkungan. Bahkan bisa saja model seperti itu ujungnya akan menimbulkan masalah bila nanti air laut semakin menaik akibat pemanasan global yang memaksa air sungai juga turut menaik. Ya, bila menaiknya melebihi bibir atas dari batas siring tersebut. Bila ini yang terjadi maka ‘bencana rutin’ akan terjadi di Kota Banjarmasin.

Ini belum lagi bila limpahan air dari daerah hulu (atas) seperti yang terjadi di Januari  2021 silam kembali datang. Terulangnya musibah tersebut bukanlah sebuah keniscayaan terjadi lagi sepanjang daerah atas tak mampu dibenahi secara serius dan massif.

BACA JUGA : Pakar Tata Kota Bachtiar Noor Kritik Hasil Kajian Empat Kampung

Saat ini, urusan sungai masih dilihat ‘setengah hati’. Tak mau melihat sungai dalam fungsi atau manfaat komprehensif nya. Sungai hanya dilihat dari segi fisik bantaran nya saja, sehingga seolah bila sudah menata atau membenahi dan mempercantik make-up bantaran diartinya sudah berhasil melakukan revitalisasi.

Coba lihat lebih jauh dan dalam, maka sejatinya tak banyak yang memperhatikan pembenahan dari sisi mengembalikan dan memperkuat fungsi utama sungai sebagai jalan dan rumah air, dan sebagai cikal bakal maju dan berkembangnya ‘peradaban (ekonomi, sosial budaya)’ Kota Banjarmasin dari waktu ke waktu belum bisa terealisasi dengan baik dan ada wujud nyatanya.

BACA JUGA : Banjarmasin Terancam Tenggelam, Pakar Hukum ULM Nilai Perda Sungai Tumpang Tindih Dan Jadi Macan Kertas

Sejujurnya, kondisi ini adalah masalah besarnya. Jadi, sepanjang cara pikir dan tindakan tak melihat sungai secara komprehensif maka percayalah mimpi untuk mencapai target visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2006 – 2025 yang tersisa 3 tahun lagi tak mungkin tercapai. Dan sepertinya visi dalam RPJP terkait dengan Kota Banjarmasin jadi kota sungai ini akan hanya jadi sekadar tulisan yang tak dijadikan target kerja yang wajib dicapai.

Contoh lain, bisa dilihat dari gelontoran dana besar untuk menata drainase pun bagi yang paham masalah dan mau mengkaji secara lebih dalam plus komprehensif akan tahu hal tersebut tidak juga mampu banyak memberikan manfaat dalam menanggulangi limpahan air.

BACA JUGA : Fokus Pengendalian Banjir Banjarmasin, Hasil Kajian : Sungai Kian Dangkal dan Air Laut Terus Naik!

Hal ini karena masalah utama penyebab air turun berlimpah masuk ke kota tak serius untuk dipetakan dan juga tak dicari model pemecahannya yang tepat guna tepat sasaran. Hal pembangunan dan pembenahan drainase menjadi terlihat sekadar ‘trial and error’, bila tak banyak berfungsi atau gagal maka nanti bisa di benahi ulang lagi melalui model proyek yang sama. Dan itulah yang terjadi dalam kurun 10 tahun terakhir ini.

Pembenahan tak jarang pada lokasi yang sama bisa lebih dari 1 kali, bahkan ada yang dalam kurun tak sampai 10 tahun sudah 3 kali di lakukan pembenahan saluran drainase karena tak mampu menampung dan menyalurkan limpahan air.  Tentu hal ini jadi sangat mubazir dan membuktikan bahwa kita tak paham atau mungkin tak mau mencari akar masalah.

BACA JUGA : Revitalisasi Sungai Banjarmasin Butuh Payung Hukum, Ini Analisis dari Akademisi Uniska

Jadi secara mendasar, kerjaan revitalisasi sungai ataupun drainase tak pernah dibuat untuk saling tersambung dalam mengatasi inti masalah limpahan air berlebih akibat anomali cuaca, pemanasan global, akibat kerusakan dan perubahan bentang alam (sungai dan rawa/area resapan).

Bila seperti ini terus berlangsung maka jangan berharap masalah calap/banjir akan bisa diatasi dan hilang dari Kota Banjarmasin. Bila tak mengubah model penyelesaian sepertinya ke depan kondisi lebih parah bisa saja menerpa kota Banjarmasin. Tentu kondisi dan ini sangat tidak kita harapkan.

BACA JUGA : Moda Transportasi Sungai Kian Menepi, Kejayaan Dermaga Pasar Baru-Ujung Murung Kini Tinggal Cerita

Memang ada sebagian pandangan yang menyatakan bahwa penataan sungai sudah sesuai ‘track’nya. Yakni bantaran sungai sudah lebih bagus, lebih tertata dan tak kumuh lagi. Dan  konon katanya atas kinerja atau prestasi dari pejabat publik yang ada. Tentu pandangan itu sah-sah dan wajar-wajar saja, bila dilihat sekilas tanpa diperdalam akar masalah dan mengacu kepada soalan mengapa Kota Banjarmasin ini jadi tercipta penuh dengan sungai.

BACA JUGA : Kembangkan Banjarmasin Kota Berbasis Sungai, Tiga Pakar Belanda Dihadirkan

Sejatinya, bila saja semua paham dan mau belajar lebih mendalam hal mengapa dan apa sebenarnya fungsi dari adanya banyak sungai di Kota Banjarmasin ini maka di pastikan sudut pandang mereka akan berubah. Sungai di kota Banjarmasin yang letaknya membelah serta mengelilingi kawasan pelosok kota secara alamiah adalah untuk ‘bank air’ atau rumah air dan juga sebagai jalan air. 

Di sungailah, limpahan air baik yang asalnya dari hulu ataupun hilir terkelola secara alamiah agar tak menyebar ke area daratan, dan bila berlebih akan ditampung di area rawa yang memang banyak tersebar di kawasan kota Banjarmasin untuk diresapkan.

BACA JUGA : Venesia dari Timur Hanya Pengalihan Isu Ibukota? Pakar Kota : Sungai Banjarmasin Sudah Lama Sakit

Falsafah fungsi inilah yang mestinya digunakan ketika melakukan program revitalisasi bukannya diutamakan menata bantarannya seperti yang saat ini paling banyak dilakukan. Termasuk, tentu saja, ketika mau membenahi atau membuat saluran drainase Kota. Jadi, dasarnya bila dikuak maka program revitalisasi ataupun normalisasi sungai tidak menyentuh pokok masalah utama.

Buktinya, bisa dicermati dan dihitung perbandingan jumlah alokasi dana yang dikeluarkan untuk menata bantaran sungai berikut membuat drainase kota dengan alokasi dana untuk pekerjaan memperlebar, memperdalam dan mengatasi sungai yang buntu dan mati selama kurun 20 tahun ini? Bukankah jawabnya adalah alokasi dana besar lebih banyak digunakan untuk hal menata bantaran dengan betonisasi dan juga mengutamakan membuat atau memperbanyak drainase saja.

BACA JUGA : Atasi Banjir Jangka Panjang, Pakar Kota ULM Saran Banjarmasin Hidupkan Kembali Konsep Kanalisasi

Ini belum lagi bila bicara hal sungai di tinjau dari aspek peningkatan daya tarik wisata kota Banjarmasin. Kota Banjarmasin, adalah kota yang minim bahkan hampir tak punya pendapatan dari segi sumber daya alam. Sejatinya, hidup atau pertumbuhan Kota Banjarmasin sangat lah kuat tergantung dengan perdagangan jasa. Dan, dalam sektor jasa, potensi wisata adalah aspek penting yang bila di kelola atau diformat dengan baik maka bisa membantu memberikan pendapatan.

Sungai di Kota Banjarmasin adalah obyek wisata yang sangat luar biasa bila dilihat dari posisi letaknya yang membelah dan mengelilingi kawasan kota. Dulunya, hampir tak ada wilayah di Kota Banjarmasin ini yang tak kena jalur sungai atau dilewati oleh sungai, semua saling terkoneksi. Keunikannya adalah bila menyusur sungai maka dasarnya adalah sama dengan mengelilingi dan melalui berbagai permukiman/kampung yang ada di Kota Banjarmasin, bayangkan saja, pasti itu akan menarik dan unik.

BACA JUGA : Kembangkan Moda Transportasi Sungai Dan UMKM, Walikota Ibnu Sina Ingin Kapal Pesiar Masuk Banjarmasin

Potensi ini tentu bila bisa dikelola atau punya tata kelola yang baik dan berkesinambungan akan sangat memberikan nilai tambah bagi pendapatan Kota Banjarmasin. Bila kita mau menapak tilasi kondisi perjalanan dari tahun ke tahun sungai di Banjarmasin ini, maka jujur past kita akan bersedih. Wabil khusus bagi yang punya kepedulian terhadap sungai dan lingkungan.

Era di bawah tahun 1970-an, adalah era sungai di Kota Banjarmasin masih terjaga, terhubung secara alami. Mungkin masih banyak benak di kita yang ingat, bagaimana indahnya sungai di kawasan tepi Jalan Belitung, sungai di kawasan Balasung tembus ke samping Kantor Walikota Banjarmasin, juga tembus ke area Masjid Raya Sabilal Muhtadin, kemudian sungai di Kuripan/Cempaka Putih, tembus ke Sungai Veteran dan ke Sungai A Yani, Sungai Pekapuran tembus ke Sungai Kelayan, juga tembus ke Sungai Guring. Semua itu saling terhubung dan bisa dilalui dengan perahu kayu besar. Semua menarik dan unik, tapi sayangnya itu tak terjaga dan ujungnya jadi korban pembangunan infrastruktur kota.

BACA JUGA : Rumuskan Formula Kota, Empat Kampung di Tepian Sungai Dikaji Tim Ahli

Selanjutnya di era di bawah tahun 2000-an, sebenarnya masih ada beberapa jalur sungai yang bisa dioptimalkan. Misal saja jalur Sungai Kelayan tembus ke sSungai Pekapuran, lalu ke Sungai Guring dan terakhir ke Sungai A Yani. Termasuk pula, Sungai Veteran, Sungai Lulut , kemudian Sungai Keramat dan ujungnya bertemu di Sungai Martapura. Itulah jaringan sungai yang dasarnya saat itu masih memungkinkan untuk diformat menjadi sungai yang bisa dilalui dengan nyaman oleh berbagai perahu. Akan tetapi sayangnya, hal tersebut tak terlalu diperhatikan oleh pemerintah.

BACA JUGA : Berbiaya Rp 1 Triliun, BWS Kalimantan III Golkan Proyek Tangkal Banjir Banjarmasin, Ini Daftarnya!

Pemerintah banyak abai dan tak punya ‘perlakuan khusus ‘ untuk menjaga dan melestarikan sungai. Bukti kecil saja, membangun jembatan kebanyakan selalu rendah sehingga area bawah jembatan tak bisa dilalui perahu, apalagi ketika air pasang. Kemudian pembangunan rumah dan berbagai bangunan, termasuk bangunan publik dibiarkan saja menerabas kawasan sungai, bahkan berdiri di atas sungai. Kemudian sungai-sungai pun banyak yang dibiarkan dangkal, menyempit, buntu bahkan mati.

Padahal dengan potensi sungai yang membelah kota dan mengelilingi kota di mana semua saling terkoneksi maka dipastikan ini akan menjadi destinasi wisata yang sangat menarik. Apalagi bila kampung-kampung di tepian sungai di dandani, ditata dengan baik dan tak terlihat kumuh dengan beranda belakang bs dijadikan area pandang ke sungai maka hampir dipastikan akan sangat unik.

Tentu para pelancong baik dari lokal, nasional bahkan internasional akan banyakberbondong-bondong rutin datang ke Kota Banjarmasin guna menikmati wisata sungainya. Bila ini berhasil di lakukan maka tentu pendapatan asli daerah (PAD) kota dan juga ekonomi warga Kota Banjarmasin akan meningkat.

BACA JUGA : Pagar Siring Pasar Ujung Murung Bolong-Bolong, Tiang Lampu Penerangan Jalan Diduga Dicuri Maling

Kembali lagi sayangnya, pemerintah tak pernah serius hal menangani sungai di Kota Banjarmasin ini. Revitalisasi yang digaungkan hanyalah fokus bantaran saja, dan itupun hanya bagian etelase utama yang sering dilihat atau dilalui publik.

Kemudian bila kita lihat aspek pengembangan wisata sungai pun tak banyak mendapat dukungan, wabil khusus dukungan alokasi dana dan kebijakan atau bahkan regulasi yang kuat. Sampai saat ini, mungkin banyak yang tak tahu apa arah yang dilakukan dalam memformat terpadu sungai sebagai area wisata berkelanjutan Kota Banjarmasin.

Memang ada gerakan yang dilakukan pemerintah, tapi itu pun terkesan sporadis dan juga tak banyak variasi. Sehingga ketika wisatawan datang ke Banjarmasin, maka mereka dengan cukup sehari saja semua spot pun selesai dikunjungi. Susur sungai dan pasar terapung adalah yang banyak di ‘pasar’kan sebagai wisata sungai. Tapi sayangnya itu tadi, cukup sehari sudah tuntas dinikmati.

BACA JUGA : Klaim Sesuai Visi-Misi Walikota, Kepala Dinas PUPR Banjarmasin Akui Ada Pergeseran Anggaran

Melihat kondisi ini, bisa saja diartikan bahwa pengembangan wisata Kota Banjarmasin seperti tak punya roadmap terpadu yang jelas dan rinci. Semestinya, dalam roadmap wisata Kota Banjarmasin sudah bisa sejak awal diatur agar setiap spot pengembangan minimal dibagi dalam 4 jalur terpadu. Jalur penataan bisa diatur dengan model kawasan Utara, kawasan Selatan, kawasan Timur dan kawasan Barat. Kemudian bisa juga dibagi lagi dalam zona sungai dan zona daratan.

BACA JUGA : Ratusan Kamera Pengawas Disebar di Fasilitas Publik di Banjarmasin, Ini Titik-Titiknya!

Dalam pengembangan berbasis kawasan dan zona ini maka bisa diatur supaya para wisatawan tak cukup sehari untuk mengunjungi hal tersebut. Minimal mereka berkunjung adalah selama 3 hari, dengan durasi waktu 3 hari ini maka dipastikan mereka akan menginap dan otomatis akan belanja. Tentu ujungnya hotel, restoran dan juga pasar-pasar akan lebih bergerak. Transaksi ekonomi akan lebih banyak dan lama terjadi. Pemasukan bagi Kota Banjarmasin pun akan meningkat tajam. Dan kota berikut warganya akan bisa  produktif serta mendapatkan nilai tambah.

BACA JUGA : Jadi Desa Wisata Susur Sungai, Kampung Hijau Sungai Bilu Segera Dilengkapi Dermaga

Tapi tentu semua itu sangat sulit untuk dicapai bila perlakuan terhadap sungai tak ‘spektakuler’. Sungai mesti diberlakukan secara berlebih di bandingkan hal yang lain. Ini bila Kota Banjarmasin ingin mencapai visi tahun 2006 – 2025 sebagai Kota Sungai, tentu kota sungai yang terindah dan yang memberikan masukan pendapatan bagi Kota Banjarmasin.

Tapi kembali muncul tanya kita, sudahkah pemerintah menempatkan sungai sebagai obyek utama yang mesti dilakukan revitalisasi. Revitalisasi dalam artian sebenarnya, bukan sekadar revitalisasi bantaran sungainya saja.(jejakrekam/bersambung)

Penulis adalah Pemerhati Masalah Perkotaan

Mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi (LPJKP) Kalimantan Selatan

Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.