Catatan Ringan Milad Banjarmasin ke-496; Penataan Infrastruktur, Kawasan Kumuh dan Komitmen Bersama

0

Oleh : Ir H Sukhrowardi MAP

SAAT ini, Kota Banjarmasin dipimpin oleh Walikota Ibnu Sina untuk periode kedua (2021-2024) yang sebelumnya berpasangan dengan Wakil Walikota dari Hermansyah berganti ke Arifin Noor.

KETERTARIKAN warga Kota Banjarmasin terhadap sosok Ibnu Sina, salah satunya selalu sumringah ketika menghadapi kritik dan bertemu dengan siapa saja. Baik kalangan legislatif, seniman/budayawan, kalangan intelektual, bahkan dengan para ulama di kota, memang hal itu tidak terbantahkan lagi.

Dekat dengan kalangan ulama, tentu karena ilmu tentang agama yang dimilikinya juga tak diragukan. Dimana pun Ibnu Sina berada, jika diminta sebagai khatib Jumat selalu siap, atau hanya mengisi tausiyah di mushala atau rumah warga.

BACA : Disiapkan Rp 1,2 Miliar di APBD-P 2021, Ini Besaran Gaji dan Tunjangan Ibnu Sina-Arifin Noor

Sejak awal periode kedua terpilihnya Ibnu Sina yang berduet dengan Ariffin Noor usai memenangkan pemilihan Walikota-Wakil Walikota Banjarmasin pada 2020 lalu, pembangunan dan pengembangan infrastruktur di kota ini berbasis kewilayahan. Hal ini menjadi andalan atau prioritas mengingat luas wilayah Kota Banjarmasin yang hanya 92 kilometer persegi dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.

Tentu saja, memerlukan penataan dan pengembangan yang maksimal untuk menjadi sebuah yang akan beranjak dari kota sedang menuju kota metropolitan. Apalagi dari segi geografis dan demografis dengan wilayah tetangganya sangat menunjang. Hal ini didorong lagi dengan kebijakan (pemerintah) pusat yang telah menetapkan kawasan Metropolitan Banjarbakula.

BACA JUGA : Setahun Kepemimpinan Duet Ibnu Sina-Arifin Noor, Aplikasi Banjarmasin Pintar Diluncurkan

Ada beberapa pembangunan fisik atau infrastruktur seperti Jembatan Bromo dan Jembatan HKSN, Jembatan Gerilya dan Jembatan Sungai Jingah (masih penggodokan perencanaaan). Disadari fungsi jembatan selain menghubungkan satu wilayah ke wilayah lainnya, sangat membantu percepatan dan pemerataan pengembangan wilayah. Dengan karakteristiknya yang khas dengan banyaknya sungai dan anak sungai memang memerlukan pembenahan/penataan dimaksimalkan untuk menunjang sebagai objek pariwisata kota.  

BACA JUGA : Walikota Ibnu Sina target Visi Banjarmasin Baiman Lebih Bermartabat Tuntas pada 2024

Beberapa kawasan kumuh kota di pinggiran sungai yang dulunya jadi pemandangan tidak sedap, kini mulai tampak rapi. Seperti di Muara Kelayan, berdiri rumah susun dan siringnya ditata. Begitu pula hadirnya rumah berarsitektur Banjar tua sebagai cagar budaya, dan deretan Kampung Biru dan Kampung Hijau terlihat dalam penyusuran sungai ke obyek wisata Pasar Terapung Lok Baintan.

Di jalur transportasi darat/angkutan kota, seiring program Kementerian Perhubungan RI dengan hadirnya sarana angkutan bus (gratis), dan dibangunnya beberapa halte di beberapa tempat di kota ini.

BACA JUGA : Prioritaskan Infrastruktur Dan Pemulihan Ekonomi, Ibnu Sina Sampaikan KUA-PPAS APBD TA 2023

View kota terbuka luas dengan penertiban bando-bando reklame meskipun berisiko konflik dan pengurangan pendapatan asli daerah (PAD). Pintu gerbang Kota Banjarmasin di Jalan A Yani Km 6 yang dibangun penuh kontroversi di zaman almarhum Walikota Banjarmasin H Achmad Yudhi Wahyuni, serasa menyambut kedatangan tamu yang datang ke kota ini dengan gagah dan penuh artistektur Banjar dipadu gaya modern dengan lampu warna-warni nan indah di malam hari.

Begitu juga jalur pedestrian jalan protokol mulai Jalan A Yani ditata apik dan rapi dengan dihiasi taman vertikal dan lampu lampu. Hal ini membuat wajah kota terlihat indah. Pemindahan pedagang makanan sepanjang A Yani sebagian pindah ke Pusat Kuliner Baiman, tanpa lewat kekerasan. Kemudian, pembenahan pedestrian di pusat kota terus digenjot.

BACA JUGA : Pejabat Diberi Kesempatan Setahun, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina : Tak Bisa Bekerja, Disingkirkan!

Penataan kawasan perdagangan Jalan Hasanudin HM dan lainnya hingga rencana revitalisasi kawasan Sudimampir yang mirip kawasan Mangga Besar dan Mangga Dua Jakarta. Ada pula, program penguataan ekonomi kerakyatan juga dilakukan melalui program Wirausaha Baru (WUB), program Bahuma (Bausaha Tanpa Bunga) kini terus digiatkan.

Kompetensi, Komitmen dan Kebersamaan

Di tengah melajunya program pembangunan Kota Banjarmasin, Ibnu Sina juga mengalami kesulitan, di mana sebagian para senior aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Banjarmasin telah memasuki masa pensiun dan percepatan reformasi birokrasi ASN.

Regulasi yang sangat prosedural ditambah tekanan kepentingan politik sewaktu merebut hati rakyat kembali. Kondisi ini membuat Ibnu Sina memperlambat laju pembangunan karena kompetensi ASN. Seperti ada kesan praktik like and dislike. Akibatnya kelihatan penertiban kawasan kumuh, yang sudah ditertibkan kembali tumbuh dan tak terselesaikan dengan baik.

BACA JUGA : Sukhrowardi : Wujudkan Jembatan Sei Jingah, Ibnu Sina dan Paman Birin Bikin ‘Legend’

Contoh kerja sama Taman Edukasi Baiman dan berujung kubah mushala di depan Duta Mall satu-satunya punya kota, terlindungi baliho sehingganilai estetika keindahan dan ciri bahwa Banjarmasin adalah kota religius. Segala upaya untuk segera diselesaikan, namun faktanya jalan buntu penyelesaian justru didapat.

Kompetensi para pembantu Ibnu Sina juga belum kelihatan kinerjanya sehingga masalah sederhana saja, bahkan tidak bisa terurai dengan baik.

Tantangan dan kendala itu membuat Ibnu Sina memilih dan memilah pembangunan apa yang minim risiko konflik dan bisa dengan cepat terselesaikan agar warga kota bisa merasakan perubahan.

BACA JUGA : Kasus Narkoba dan HIV/AIDS, Ini Catatan Anggota FPG DPRD Banjarmasin Sukhrowardi

Kekompakan adalah yang membuat modal Ibnu Sina menjadi tantangan tersendiri olehnya. Adanya rencana Revitalisasi Pasar Batuah yang sudah berusia 30 tahun saat HUT ke-496 Kota Banjarmasin saat ini, belum juga kunjung selesai. Persoalannya pun berujung dibawa ke ruang sidang meja hijau. Hal ini menjadi bahwa bukti kekompakan atau tidaknya sangat berpengaruh terhadap program agar bisa dilaksanakan.

BACA JUGA : Benahi Banjarmasin, Sukhrowardi : Perlu Sinergitas dengan DPRD Kalsel dan DPR RI

Terlihat sekali, nanyak kekompakan belum terlihat. Akibatnya, program-program pro rakyat tidak saling melengkapi, seperti penanganan kemiskinan dan seterusnya.

Padahal bisa mengambil hikmah dari pendemi Covid-19 dan Banjarmasin diterpa banjir, seyogyanya menjadi hal yang bisa meningkatkan komitmen dan kebersamaan, baik Ibnu Sina dan Arifin Noor, maupun barisan ASN-nya serta tentu saja lembaga legislatif (DPRD Kota Banjarmasin).

BACA JUGA : Keluar Dari Predikat Kota Terkotor, Ini Terobosan Masa Walikota HA Yudhi Wahyuni Saat Pimpin Banjarmasin

Jikalau saja kompetensi, komitmen dan kebersamaan di atas bisa ditingkatkan, maka Kota Banjarmasin sebagai ibukota Provinsi Kalsel yang sudah hampir berusia 5 abad ini, dengan kekuatan sebagai pintu gerbang IKN  Nusantara, maka julukan kota jasa dan perdagangan yang ramah dan apik bisa terwujud cepat.

Dengan begitu, diharapkan juga mampu membuat penghuninya makmur dan berkeadilan. Selamat Milad Kota Kelahiranku Banjarmasin yang ke-496 tahun!(jejakrekam)

Penulis adalah Anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Banjarmasin

Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.