Peneliti Balitbangda Kalsel Sebut Rumah Van der Pijl Belum Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

0

RUMAH lawas bergaya indis kolonial Belanda yang sebelumnya kediaman arsitek perancang Kota Banjarbaru, Van der Pijl kini sudah dirobohkan.

BANGUNAN rumah beserta halaman yang telah dikuasai pihak lain itu kabarnya akan berubah fungsi terletak di Jalan A Yani Km 35, Loktabat, Banjarbaru saat ini sudah roboh.

Kini beberapa bagian dari rumah arsitek lulusan Universitas Leiden, Belanda bernama lengkap Dirk Andries Willem Van der Pijl telah diselamatkan.

“Soal pro-kontra apakah bangunan rumah yang awalnya milik Van der Pijl itu masuk cagar budaya atau tidak, memang harus ditinjau dari beberapa syarat guna memenuhinya,” ucap Peneliti Ahli Madya pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Selatan, Wajidi Amberi kepada jejakrekam.com, Kamis (22/9/2022).

BACA : Berawal dari Agenda Murdjani, Rekam Sejarah Banjarbaru Disiapkan Jadi Ibukota Kalsel

Dalam pandangan Wajidi, memang sejauh ini rumah yang dulunya kediaman Van der Pijl belum termasuk kategori cagar budaya. Sebabnya, tidak ada penempatan sebagai cagar budaya. Baik berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya maupun struktur cagar budaya.

“Seharusnya sebelum mengusulkan masuk cagar budaya harus mengacu terlebih dulu ke UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka terlebih dulu ada penilaian dari tim ahli cagar budaya ke lokasi,” beber penulis buku sejarah Banjar ini.

BACA JUGA : Bukan Aset Kota, Wakil Walikota Banjarbaru Berkilah Tak Bisa Selamatkan Rumah Van der Pijl

Menurut dia, hasil penilaian tim ahli cagar budaya itu berdasar UU akan melihat dari sisi sejarah atau arkeologinya, kemudian nilai seni terhadap pendidikan, pariwisata dan lainnya.

“Selama ini, tidak ada tim ahli cagar budaya yang datang ke lokasi kediaman Van der Pil di Banjarbaru. Bahkan, kabarnya tim cagar budaya Banjarbaru juga tidak melakukan riset atau penilaian,” papar Wajidi.

BACA JUGA : Rumah Arsitek Belanda Van der Pijl Akhirnya Dirobohkan, Pro-Kontra Soal Cagar Budaya Mengemuka

Namun, menurut dia, walau tim cagar budaya Kota Banjarbaru misalkan tak melakukan penelitian, namun tim ahli cagar budaya Provinsi Kalsel sebenarnya juga bisa datang ke lokasi untuk menilai jika memang bangunan itu merupakan peninggalan sejarah.

“Benar, rumah yang dulu didiamani Van der Pijl bersama keluarga besar itu dibangun pada 1950. Itu saat, Van der Pijl ditugaskan menjadi perancang tata kota Banjarbaru,” tuturnya.

Wajidi mengakui rumah Van der Pijl memang masuk warisan sejarah, khususnya bagi Kalsel dan Banjarbaru. Namun, ternyata belum ditetapkan sebagai cagar budaya.

Penyelamatan bagian dari rumah Van der Pijl berupa jendela dan pintu oleh para pekerja yang diminta Pemkot Banjarbaru. (Foto FB Khairil Anwar)

BACA JUGA : Hargai Jasa Bapak Pembangunan, Pemkot Banjarbaru Dirikan Baliho Biografi Van Der Pijl

“Rumah kuno kediaman Van der Pijl memang tak berbeda dengan rumah-rumah lawas yang ada di Banjarbaru. Kelebihannya hanya karena rumah itu pernah ditempati Van der Pijl,” ucap magister Pendidikan IPS Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Diakui Wajidi, rumah bergaya indis atau ada sentuhan kolonial Belanda masih banyak terdapat di Kota Banjarbaru. Sebab, tipe atau model rumah semacam itu merupakan potret perkampungan lama.

“Namun patut dicatat tidak semua benda atau bangunan cagar budaya itu harus terlebih dulu dikuasai atau dimiliki pemerintah,” tegas Wajidi.

BACA JUGA : Konsep Kota Taman Banjarmasin Thomas Karsten dan Banjarbaru ala Van der Pijl

Sementara itu, staf pribadi Walikota Banjarbaru Khairil Anwar pun memposting kegiatan penyelamatan beberapa ornamen rumah milik Van der Pijl, seperti jendela, pintu dan lainnya.

“Saat yang lain hanya menulis tentang keluh kesah, dan menyalahkan, kita berupaya bertindak nyata tentang apa yang masih bisa kita selamatkan. Semoga bermakna. Masih tentang rumah Pak Van der Pijl,” tulis Khairil Anwar di akun facebooknya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.