Dampak Curah Hujan Tinggi, Desa-Desa di Haruyan dan Batu Benawa di Kabupaten HST Diserbu Banjir

0

CURAH hujan tinggi membuat kawasan pemukiman di lereng Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kembali diserbu banjir.

DILAPORKAN hujan dengan intensitas tinggi turun sejak Kamis (8/9/2022) malam hingga Jumat (9/9/2022) mengakibatkan dua kecamatan terdampak. Yakni, Kecamatan Haruyan dan Batu Benawa.

Sejumlah desa yang terdampak banjir ‘kiriman’ akibat tinggi curah hujan di Kecamatan Haruyan seperti Desa Lok Buntar, Desa Haruyan, Desa Haruyan, Desa Haruyan Seberang, Desa Mangunang, Desa Mangunang Seberang dan Desa Hapulang.

Ironisnya, markas Polsek Haruyan di Jalan Divisi IV Alri Nomor 4, Haruyan pun tak luput dari serbuan banjir. Debit air mulai mulai meninggi, hingga memenuhi halaman markas polisi itu.

Banjir juga melanda sejumlah desa di Kecamatan Batu Benawa. Bahkan, di kawasan Galigantan, Jalan Haliau-Kampung Baru sempat terputus, akibat dihadang banjir sekira pukul 16.50 Wita.

BACA : Bupati Aulia Oktafiandi Tetapkan HST Status Tanggap Darurat Banjir

“Kawan-kawan Garimbas dan Pahuluan Rescue dan relawan gabungan membantu akses evakuasi dan penyebarangan warga terdampak banjir dengan menggunakan perahu karet,” ucap pemilik Pahuluan Rescue, Noor Siwan yang akrab disapa Incus Meratus kepada jejakrekam.com, Jumat (9/9/2022).

Kondisi banjir di desa di Kecamatan Haruyan dengan arus air yang cukup deras merepotkan warga. (Foto Tangkapan Layar)

Menurut dia, gara-gara tingginya curah hujan dan membuat permukaan air sungai naik, mengakibatkan 20 rumah warga di Desa Haliau sempat terendam banjir.

“Parahnya waktu pagi dan siang hari, tapi jelang sore dan malam hari mulai berangsur surut. Semoga saja, malam ini tak hujan, kalau melihat awan tampak mendung di langit dan Pegunungan Meratus,” ucap Incus.

BACA JUGA : MA Tolak Permohonan PK PT MCM, Izin Operasi Produksi Tambang di Meratus HST Batal

Untuk koordinasi antar relawan dan petugas digunakan frekuensi guna memantau perkembangan cuaca, termasuk debit atau permukaan air di Sungai Haruyan dan sungai-sungai lainnya di lereng Pegunungan Meratus.

“Seberapa kawasan memang terendam cukup tinggi. Ukuran orang dewasa, sehingga beberapa rumah warga turut terendam. Makanya, kami membantu warga untuk menyeberang dengan perahu karet,” kata Incus, yang turun bersama 12 personel dari Pahuluan Rescue.

Menurut Incus, untuk akses jalan di Desa Haliau macet total, karena kedalaman air sampai leher orang dewasa. Incus mengaku mendapat informasi serupa bahwa di Kecamatn Haruyan juga dilanda banjir, seperti yang dialami Desa Haliau.

BACA JUGA : Tuntut Janji Bupati HST, Aksi Kamisan Soroti Isu Portal, Pembalakkan Liar dan Illegal Mining

Akademisi hukum lingkungan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dermawati Sihite mengungkapkan faktor bencana alam melanda Kalsel, termasuk HST yang jadi ‘langganan banjir’ karena faktor utama adalah soal daya dukung dan daya tampung lingkungan.

“Faktor lainya adalah karena massifnya pembangunan tanpa perencanaan yang komprehensif. Termasuk, wilayah Pegunungan Meratus yang dirambah aktivitas pertambangan dan industri monokultur. Apalagi, di Kalsel sendiri lahan kebanyakan ada bertopografi rawa dan gambut,” ujar Emma, sapaan akrabnya.(jejakrekam)

Pencarian populer:Desa hapulang hst
Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.