Penumpang Kelotok asal Tamban Terkepung ‘Pampangan’ Sungai Martapura di Jembatan Antasari

0

PAMPANGAN atau kumpulan sampah sungai terdiri dari enceng gondok (ilung), ranting bambu dan pohon menghambat arus lalu lintas moda transportasi sungai di Sungai Martapura, persisnya di kawasan Jembatan Antasari Banjarmasin.

DIDUGA tingginya curah hujan di kawasan hulu Sungai Martapura, terutama di wilayah Kabupaten Banjar, membuat arus sungai membawa tumpukan sampah sungai ke Banjarmasin. Hasilnya, beberapa pengemudi dan penarik sampan pun terjebak dalam blokade sampah sungai.

Warga kawasan Pasar Ujung Murung, Syarifuddin mengungkapkan pampangan di Sungai Martapura itu terlihat sejak Kamis (8/9/2022) pagi sekira pukul 11.00 Wita.

“Akibat blokade sampah sungai ini, beberapa kelotok dan perahu sempat putar arah. Mereka tak ingin terjebak dalam pampangan,” kata Syarifuddin kepada jejakrekam.com, Kamis (8/9/2022).

BACA : Serbuan Ilung dan Limbah Kayu Hambat Aliran Sungai Martapura, Motoris Kapal Terganggu

Dia menduga gara-gara tingginya curah hujan di kawasan hulu Sungai Martapura, membuat tumpukan sampah ini larut ke hilir. Terutama di wilayah Banjarmasin.

“Ini memang fenomena tahunan di Banjarmasin. Kalau sudah tinggi curah hujan di daerah hilir Sungai Martapura, pasti pampangan akan datang,” kata Syarifuddin.

BACA JUGA : Perjalanan Kapal Terhambat ‘Pampangan’ Ilung di Sungai Martapura

Menurut dia, berbagai pampangan seperti enceng gondok, kumpai (rerumputan liar) hingga ranting pohon dan bambu seperti membentuk sebuah daratan atau delta terapung di atas Sungai Martapura.

“Ini memang merepotkan, apalagi jika tidak dibersihkan. Kami minta Pemkot Banjarmasin segera menerjunkan kapal sapu-sapu atau kapal pembersih sungai,” kata Syarifuddin.

BACA JUGA : Ilung Serbu Sungai Martapura, Ibnu Sina : Dibiarkan Jadi Lapangan Bola

Dampak adanya pampangan juga dirasakan Ramadhani. Warga Tamban, Kabupaten Barito Kuala mengakui gara-gara tumpukan sampah di Sungai Martapura, kelotok yang ditumpangi sempat terhalang.

“Kami juga terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang ke Tamban. Ya, kami menunggu ada petugas dari Pemkot Banjarmasin yang menurunkan kapal pembersih atau tim turbo untuk membersihkan pampangan,” kata Ramadhani.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.