Di Atas Standar Nasional, Bupati Banjar Percepat Upaya Tekan Kasus Stunting 40,2 Persen

0

ANGKA kasus stunting Kabupaten Banjar mencapai 40,2 persen termasuk tergolong tinggi. Bahkan, di atas batas yang ditetapkan WHO, Organisasi Kesehatan Dunia yakni 20 persen dan standar nasional 24,4 persen.

BERDASAR Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, ditegaskan bahwa stunting (pendek menurut umur) diukur melalui indek tinggi/panjang badan menurut umur.

Stunting merupakan indukasi masalah gizi kronis akibat kekurangan gizi maupun infeksi dalam jangka waktu yang lama. Stunting dan permasalahan kekurangan gizi lain yang terjadi pada balita erat kaitannya dengan kemiskinan.

Stunting umumnya terjadi akibat balita kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati dan juga zat besi. Pada daerah-daerah dengan kemiskinan tinggi, seringkali ditemukan balita kekurangan gizi akibat ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan primer rumah tangga.

BACA : Zona Merah Stunting di Kabupaten Banjar, BEM Fakultas Kedokteran ULM Turun ke Desa Bunglai

“Untuk Pemkab Banjar akan berupaya mempercepat penurunan angka stunting 40,2 persen. Frekuensi angka stunting di Kabupaten Banjar ini terbilang tinggi dibanding standar angka stunting nasional hanya 24,4 persen,” ucap Bupati Banjar Saidi Mansyur saat bertemu Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Aula Barakat Martapura, Kamis (8/9/2022).

Untuk itu, politisi Partai NasDem ini mengajak seluruh stakeholder untuk bekerjasama memaksimalkan kerja tim guna percepatan penurunan angka stunting.

BACA JUGA : Cegah Stunting, PKK Kalsel Kampanyekan Gerakan Makan Ikan

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan kedatangan dirinya ke Pemkab Banjar untuk mengurai permasalahan dalam upaya penurunan angka stunting.

“Saya optimistis Kabupaten Banjar bisa menekan angka stunting melalui program-program dan inovasi yang telah ada,” ucap Hasto.

BACA JUGA : Jadi PR Pemerintah, Angka Stunting Warga Kalsel Masih di Atas Rata-rata Nasional

Senada itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas mengakui ada  hambatan dan tantangan yang dihadapi daerah dalam menekan angka pre

“Saat ini, kurangnya partisipasi dan gotong royong masyarakat Kabupaten Banjar. Namun melalui inovasi-inovasi yang ada, salah satunya inovasi GITAKU akan terus mengajak keluarga dan masyarakat untuk menyuksekan gerakan pencegahan dan penurunan stunting,” beber Nurgita.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.