Akui Temuan ESN, Jamin Air Baku Bandarmasih, DLH Banjarmasin Segera Riset Pencemaran Mikroplastik

0

TEMUAN Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) soal Sungai Martapura tercemar mikroplastik dari sampel ikan hingga rendahnya kadar oksigen dalam air, jadi data awal bagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin.

“UNTUK penelitian kontaminasi mikroplastik di Sungai Martapura, Sungai Kuin serta Sungai Barito memang belum pernah kami lakukan. Makanya, data hasil riset dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara jadi bahan ke depan. Segera kami akan programkan untuk pengecekan kualitas air sungai di Banjarmasin,” ucap Sekretaris DLH Kota Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono kepada jejakrekam.com, Rabu (7/9/2022).

Dia mengakui DLH Kota Banjarmasin rutin melakukan sampling air setiap tahun di 16 titik sungai yang ada. Hanya saja, pengecekan sampel air belum menyentuh uji kontaminasi mikroplastik.

BACA : Menabur Sampah Plastik, Menuai Mikroplastik dalam Rantai Makanan di Barito Kalimantan Selatan

“Dalam setahun lima kali dilakukan pengecekan sampel air terutama di Sungai Martapura wilayah Banjarmasin. Memang dari hasil penelitian DLH Banjarmasin, kategori pencemaran masih ringan sampai sedang,” ucap Wahyu.

Mantan Kabid Pengawasan DLH Kota Banjarmasin ini mengungkapkan penelitian mikroplastik atau plastik dalam ukuran kecil <5mm di bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Martapura pernah dilakoni pada 1996 silam.

Untuk diketahui, riset mikroplastik adalah mengetahui jenis, kelimpahan dan sumber mikroplastik di sungai. Sampel air diambil pada tiga titik lokasi yaitu hulu, tengah dan hilir.

BACA JUGA : Gawat! Sungai Martapura Tercemar Mikroplastik dan Kadar Oksigen Air Rendah

Tahapan penelitian yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemurnian dengan Wet Peroxide Oxidation (WPO) yaitu dengan 20 mL larutan Fe (II) 0.05 M, larutan H202 20 mL dan NaCl 6 gram per 20 mL sampel, pemisahan partikel dengan density separator dan pengamatan dengan mikroskop Olympus SZX 16.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono. (Foto PorosKalimantan)

Jenis mikroplastik yang ditemukan yaitu fiber, film dan fragmen dengan jumlah yang paling banyak yaitu pada titik tiga (hilir). Warna mikroplastik yang didapatkan yaitu bening, biru, merah, dan lainnya.

BACA JUGA : Sikapi Sungai Martapura Tercemar, DLH Banjarmasin Didesak Segera Lakoni Riset Pembanding

Menurut Wahyu, dari hasil Tim Ekspedisi Sungai Nusantara yang terdiri dari peneliti yang mengantongi akreditasi akan jadi bahan masukan bagi DLH Kota Banjarmasin.

“Masalah pencemaran sungai, tentu DLH Kota Banjarmasin tak bisa bergerak sendiri. Kami butuh kolaborasi dari komponen masyarakat, pihak swasta, akademisi termasuk media massa. Jangan sampai sungai-sungai yang ada di Banjarmasin yang jadi ikon Kota Seribu Sungai justru tercemar. Ini beban berat kita ke depan,” tegas S2 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSDAL) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

BACA JUGA : Akui Air Belum Layak Minum, PDAM Diplesetkan Jadi Perusahaan Daerah Air Mandi

Mengenai pengambil air baku di Sungai Martapura yang diolah di Intake Sungai Bilu milik PT AM Bandarmasih (PDAM Bandarmasih), Wahyu menyebut proses pengecekan dilakukan saban hari.

“Jadi, kami pastikan standar kualitas air yang dipakai PT AM Bandarmasih untuk diolah jadi air minum atau air bersih sudah memenuhi syarat. Bahkan, air yang diambil di kawasan Sungai Bilu (Sungai Martapura) masih masuk kategori bahan baku air minum,” tegas Wahyu.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.