Maunting Punai Tatimbak Paragam

0

Oleh : Noorhalis Majid

LAIN yang diinginkan dan diharapkan, lain pula yang didapat. Terkadang antara yang dibayangkan dan diharapkan, dengan kenyataan yang terjadi, sangat jauh berbeda.

SEKALIPUN sudah dipastikan sesuai diinginkan, akhirnya berbeda juga, itulah makna maunting punai tatimbak paragam. Membidik burung punai tertembak burung paragam, demikan arti harfiahnya dalam peribahasa Banjar. Antara yang diincar dengan didapatkan berbeda. Walau sudah membidik dan mengincarnya sedemikian rupa, belum tentu hasil didapatkan seperti diinginkan.

Rupanya, dalam hidup ini sering terjadi ketidaksesuaian antara yang dimaksud dengan kenyataan. Mau tidak mau harus berkompromi, dan belajar menerima kenyataan tersebut.

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Dalam perjodohan saja misalnya, ada banyak cerita yang menggambarkan seperti ungkapan ini. Mengincar adiknya, ternyata kawin dengan kakaknya – atau sebaliknya, sudah lama pedekate dengan kakaknya, ternyata dapat adiknya. Bahkan ada banyak kisah tragis, pacaran dengan anaknya, kawin lari dengan ibunya.

Begitulah kehidupan, penuh rahasia yang tidak semuanya dapat diduga – bahwa tidak semua hal terjadi sesuai keinginan awal. Apalagi dalam ekonomi dan politik, sering sekali sesuatu yang sudah diincar, ternyata lain pula didapatkan. Ingin beli kendaraan, sudah memilih lama, belinya justru sepeda atau bahkan mobil.

BACA JUGA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Dalam politik pun demikian, ingin jadi anggota DPRD kabupaten, justru dicalonkan jadi anggota DPRD provinsi dan terpilih. Tidak ada yang tahu perjalanan hidup, semua terjadi sesuai garisannya.

Kalau sudah diniatkan, setelahnya nikmati proses dan serahkan saja bagaimana hasilnya. Belajar berorientasi pada proses – bukan hasil, sehingga apapun yang akan terjadi, asal prosesnya benar, hasil tidak akan mendustai.Kalau pun berbeda, tidak perlu ngotot harus terwujud sesuai niat awal. Boleh jadi takdirnya memang sudah seperti itu. Kalau yakin dan mampu mengembalikan pada pengatur segalanya, maka apapun yang terjadi akan selalu disyukuri.

BACA JUGA : Dispersip Kalsel Bakal Gelar Diskusi Virtual Buku Tatarang Tangguk, Masa Depan Paribasa Banjar

Ungkapan ini memberikan pelajaran, walau sudah mengincar sesuatu hal sedemikian rupa, hasilnya bisa saja berbeda – tidak sesuai diinginkan. Jalani saja proses yang harus dilakukan, setelahnya terima kenyataan dengan lapang dada, tidak perlu mengeluh atau menyesalinya – dalam hidup ini, sekali pun maunting punai, bisa saja tatimbak paragam.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.