Mengenang Sosok Multitalenta Dr Muhammad M.Ed dalam Bingkai Testimoni Koleganya

0

LAGU Imagine dipopulerkan John Lennon (The Beatles)  yang rilis pada 1971 dipersembahkan seniman kawakan Banua, Dino Sirajuddin dalam Tribute to Dr Muhammad M.Ed di Café Ngopi adalah Tradisi,  Komplek Ruko Waringin, Banjarmasin, Rabu (31/8/2022) sore.

SEBENARNYA, tak hanya agu itu disukai almarhum mantan anggota KPU Provinsi Kalsel periode 2003-2008. Ada lagi lagu Sailing dibawakan Rod Stewart (1975) merupakan tembang kesukaan almarhum seperti diungkap sahabatnya, Sukhrowardi.

“Tapi, saat bertemu dengan almarhum di Pantai Batakan, justru almarhum menyanyikan lagu Imagine karya The Beatles saat kami bertemu ketika ikut kursus bahasa Inggris,” ucap Dino Sirajuddin dalam diskusi ringan dipandu  sahabat almarhum, Sukhrowardi, anggota DPRD Banjarmasin dari Fraksi Golkar.

Mantan Kepala Taman Budaya Daerah Provinsi Kalsel ini mengakui sosok Dr Muhammad M.Ed itu sosok multitalenta. Bukan hanya  menjadi aktivis, pegiat demokrasi, pendekar hukum, namun juga menyukai dunia seni, khususnya musik.

Noorhalis Majid, mantan Kepala Perwakilan Ombdusman Kalsel pun mengakui sosok Muhammad  merupakan putra seorang ulama terkemuka di Banua, KH Muhammad Ramli.

BACA : Banyak Jasa Pembangunan, DPDR Kalsel Usul Almarhum Mantan Gubernur H Muhammad Said Jadi Pahlawan

“Makanya, almarhum ini seangkatan dengan cendikiawan muslim Indonesia, Komaruddin Hidayat karena sama-sama alumni Pesantren Modern  Pabelan, Magelang (1969).  Jadi, soal pengetahuan agama (Islam) tak perlu diragukan lagi. Bahkan, Dr Muhammad M.Ed yang pernah jadi dosen IAIN (UIN) Antasari ini menjadi langganan narasumber di Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin,” tutur  Noorhalis Majid.

Testomi juga disuarakan dua advokat, Direktur Borneo Law Firm (BLF) Dr Muhamad Pazri dan Aspihani Ideris . Diakui Pazri, sosok mendiang merupakan seorang advokat publik apalagi pernah menjadi dosen di STIH Sultan Adam. Bahkan, termasuk jajaran pengurus teras DPP Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan.

“Pernah dalam sidang sengketa gugatan di pengadilan, saya pernah berseteru dengan almarhum. Hingga, hakim sempat menggebrak meja, saking serunya perdebatan kami,” cerita Pazri.

BACA JUGA : Laga Pemilu 2024, Pengamat Benua Institute Prediksi Hanya 9 Parpol yang Lolos PT 4 Persen

Ia mengakui banyak pelajaran berharga dari sosok Muhammad. Termasuk, memberi bekal ilmu dan wawasan kepada para advokat muda di Kalsel, karena pernah menjadi instruktur.

Lain lagi, dosen FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr Taufik Arbain pun mengakui sosok Muhammad benar-benar multitalenta, karena juga sangat jeli dalam mengamati dinamika politik. Hingga lahir buku karya almarhum berjudul Benalu di Tubuh Golkar.

“Saya ingat betul, pesan almarhum kepada saya. Jika ingin menguasai Indonesia, maka tinggallah di Jakarta. Ingin  tahu Kalsel, maka tinggallah di Banjarmasin. Saya sendiri adalah anak kampung dari Jejangkit, walau aslinya dari Amuntai (HSU),” beber Taufik Arbain.

Testomi kolega almarhum Dr Muhammad M.Ed di Cafe Ngopi adalah Tradisi dimotori Sukhrowardi. (Foto Asyikin)

Hal senada juga diakuri Sri Naida, politisi PDI Perjuangan yang pernah  menjabat anggota DPRD  Kota Banjarbaru ini. Sebab, almarhum berpengalaman sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kalsel, hingga menembus jajaran DPP Golkar hingga terakhir merapat ke Partai Gerindra.

BACA JUGA: Banjarmasin Kota Berbasis Sungai, Pengamat Nilai Wajar Tuntutan Bangun Jembatan Sei Jingah Menguat

Sebagai pembuka adalah kesaksian dari menantu, Rahmat Kamaruddin mengenang kesalehan dan kebaikan almarhum. Karena begitu mencintai keluarga besarnya. Ketika berpulang pada usia  56 tahun, hingga dishalatkan di Masjid Al Jihad dan dimakamkan di Makbarah 2 Jalan A Yani Km 20, Landasan Ulin, Banjarbaru, Selasa (23/8/2022) lalu, banyak kenangan yang tak bisa terlupakan.

Begitu pula, Khairiadi Asa yang kini menggeluti dunia komposer dan pencipta lagu Banjar mengakui sosok Muhammad adalah konsultan bank dunia karena di Kalsel hanya ada di Banjarmasin dan Banjarbaru.

“Saya di Banjarmasin dan almarhum di Banjarbaru. Kami pun mengawal soal keterbukaan dalam kebijakan pemerintah kota,” ucap mantan anggota KPU Batola ini.

Anggota  DPRD Banjarmasin dari Fraksi PKS, Hendra pun mengajak kolega diskusi untuk berdoa bersama serta menghadiahkan surat Al Fatihah kepada almarhum. Semua koleganya pun memanjatkan doa kehadirat Allah SWT karena menyakini sosok almarhum selama hidupnya meninggalkan jejak yang baik.

Jadilah, dalam profil yang dicantumkan di Benua Institute, almarhum menegaskan  dirinya ada seorang advokat publik dalam menegakkan hukum kebenaran, dan keadilan serta hak-hak asasi manusia (HAM). Ini karena jenjang pendidikan dari S1 (IAIN Antasari), S2 (University Malaya Kuala Lumpur), S3 (Universitas Negeri Jakarta) dan titel sarjana hukum yang disandangnya.

BACA JUGA : STIH-SA dan Peradi Banjarmasin Teken MoU Terkait Pendidikan Khusus Profesi Advokat

“Saya tidak membatasi diri hanya membela kasus-kasus yang berdimensi hukum, tetapi juga kasus-kasus politik, pendidikan, kebudayaan, sosial dan ekonomi. Bagi saya, menjadi Advokat adalah suatu panggilan jiwa, bukan hanya sebuah profesi (mencari uang semata-mata),” begitu komentar almarhum dalam Advosquare dengan pengalaman sebagai advokat 20 tahun.

“Bagi saya advokat adalah officium nobilum (profesi mulia) yang harus diletakkan ke dalam kerangka yang benar. Berbagai macam latar belakang pendidikan dan pengalaman hidup saya yang beragam, seperti penjual koran, wartawan, guru, dosen, konsultan bank dunia, uni Eropa, UNDP, konsultan pendidikan, konsultan politik, pelaku survei dan sebagainya sangat memungkinkan bagi saya untuk selalu setia menjadi Advokat Publik,” begitu keterangan yang dicantumkan almarhum Dr Muhammad M.Ed.(jejakrekam)

Penulis Asyikin/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.