Mengenal Lebih Dekat Flu (Demam) Tomat yang Mendera India

0

Oleh : IBG Dharma Putra

KEMAJUAN ilmu pengetahuan dan teknologi, jika tidak dikendalikan akan memunculkan dampak yang tidak bersahabat terhadap kehidupan manusia, khususnya terhadap lingkungan dan perilaku.

DI LAIN sisi, dampak baiknya muncul berupa berbagai rekayasa ilmu, khususnya kedokteran dan genetika, sehingga penyakit gampang terdeteksi dan kecacatan janin, dapat diketahui, sebelum dilahirkan.

Dampak baik dan buruk itu, membawa dunia pada berlipatan kesulitan, khususnya di bidang kesehatan. Berlipatnya beban sektor kesehatan, sebagai akibat dari belum tuntasnya pemberantasan penyakit lama, munculnya berbagai penyakit baru.

Kemudian, kembali merebaknya penyakit lama dengan wajah yang bermutasi dan anggaran kesehatan yang relatif tidak bertambah disertai dengan pengalokasian anggaran yang tidak sesuai kebutuhan nyata.

Kali ini, lembali merebak penyakit lama yang mungkin saja sudah mengalami mutasi yang ditandai dengan keributan kecil di India, karena adanya penyakit flu (demam) tomat.

BACA : Mengenal Terapi Plasma Konvalesen, Efektikah untuk Penyembuhan Pasien Covid-19? Ini Penjelasannya

Sebenarnya merupakan penyakit lama mirip flu, dan akan sembuh sendiri (self limiting disease)  dengan tanda umum demam muncul tiba tiba, disebabkan oleh enterovirus (virus hidup di usus manusia) disertai gejala lain yang menyertainya.

Demam muncul tiba-tiba. Artinya pagi harinya tidak teraba demam, tapi tiba tiba pada menjelang tengah hari mengeluh demam (mendadak). Bedanya dengan demam biasa, bahwa pada deman biasa, sejak pagi sudah teraba agak demam (sumer) dan demamnya semakin meningkat bersamaan dengan berjalannya waktu.

BACA JUGA : RSUD Ulin Siapkan Ruangan Isolasi bagi Terduga Terjangkit Virus Corona

Flu (demam) tomat merupakan deman disertai ruam mirip campak. Cuma ruamnya sering melepuh kemerahan seperti tomat, ruam banyak terdapat dibadan dan lengan disertai dengan sariawan di mulut bagian depan serta hidung, sariawan juga ditemukan di dalam mulut, pada bagian langit langit, pipi, amandel dan tenggorokan.

Sariawan disertai dengan pembesaran kelenjar di leher. Ruam akan menghilang dalam 7 hingga 10 hari, didahului oleh ruam yang mengering, menjadi sisik ringan yang hilang setelah mandi. 

BACA JUGA : Tablet Campuran Aspirin, Hentikan Pandemi Flu Spanyol di Banjarmasin (2-Habis)

Tidak jarang disertai dengan melunaknya telapak tangan maupun telapak kaki disertai rasa kebas. Gejala flu pada umumnya, seperti mual, muntah, pusing, mencret (flu like symptom) sering ditemukan. Dikatakan bahwa gejala dari flu tomat mirip dengan penyakit chikungunya dan penyakit coxsakie virus. Untuk melengkapi pengetahuan tentang gejala flu tomat, sebaiknya diketahui juga gejala dari penyakit chikungunya.

Yakni, di samping gejala yang sama dengan gejala flu tomat di atas, akan disertai dengan linu persendian tangan serta kaki, khususnya lutut, pergelangan kaki dan pergelangan tangan. Linu berlangsung dalam hitungan hari, tapi bisa beebulan bulan. Linu sering diikuti oleh pembengkatan pesendian sehingga seakan lumpuh.

BACA JUGA : Berawal dari Hong Kong, Kasus Flu Spanyol Seabad Lalu, 1.424 Warga Banjarmasin Menjadi Korban (1)

Bedanya dengan kelumuhan karena tidak ditemukan reflek patologis pada saat pemeriksaan saraf. Secara rerata, linu dan bengkak persendian, berlangsung dalam 1 hingga 10 hari. Penyakit coxsakie virus, di samping gejala yang sudah tertulis dalam flu tomat, berupa demam dan ruam, biasanya disertai dengan pegal linu di otot, disertai radang kemerahan pada putih mata, yang tak jarang disertai dengan bintik bintik perdarahan dibawah jaringan putih mata tersebut.

Dalam kondisi parah, disertai dengan kaku kuduk karena adanya radang otak dan nyeri dada sampai sulit bernafas karena adanya radang otot jantung. Kondisi parah berhubungan dengan adanya penyakit gula yang pengobatannya sudah tergantung denga insulin. Demam pada Penyakit Coxsakie, bisa berakhir dengan kejang demam pada 5 persen kasusnya.

BACA JUGA : Tanggung Jawab Konstitusional Negara dalam Menghadapi Wabah Corona

Flu tomat, penyakit chikungunya dan penyakit coxsakie, termasuk jenis penyakit yang wajib dilaporkan setiap minggu bahkan setiap hari. Dengan catatan, jika ada kecendrungan meningkat terus, sebab potensial menjadi wabah walaupun implikasi dari penyakit ini sangat ringan.

Implikasi yang tidak berat berhubungan dengan karakter virusnya yang tak gampang menular, cukup gampang menimbulkan sakit tapi tidak berat dan daya timbul imunitas pada manusia sangat tinggi serta berlangsung lama.

Tidak ditemukan bukti penularan langsung pada penyakit chikungunya. Penyakit ditular pindahkan melalui gigitan nyamuk Aedes, spesies yang berbeda dengan Aedes pembawa virus DBD. Dengan masa inkubasi 3 sampai dengan 11 hari. Inkubasi adalah waktu dari saat masuknya virus kedalam tubuh sampai timbulnya gejala sakit (demam).

BACA JUGA : Beda Pilek, Flu dan Terinfeksi Corona, Ini Penjelasan Wakil Direktur RSI Banjarmasin

Sedangkan penyakit coxsakie virus menular melalui mekanisme droplet, dari cairan hidung serta mulut. Dia tetap menular selama virus masih ada di dalam usus ( terlihat pada pemeriksaan BAB). Masa inkubasi penyakit coxsakie virus,  berkisar pada 4 sampai dengan 6 hari.

Penyakit coxsakie virus berpotensi menular pada hewan di sekitar manusia tetapi belum pernah ditemukan penularan hewan kepada manusia.

Mirip dengan DBD, penyakit ini biasanya muncul di sepanjang musim kemarau basah, atau di akhir musim kemarau pada awal musim penghujan. Pada awalnya banyak menyerang orang dewasa, dewasa muda, khususnya perempuan, tetapi saat ini, banyak mengenai anak anak.

BACA JUGA : Menjaga Kualitas 36 Tahun, Jamu Cuksirih Kini Diakui Kimia Farma dan Smesco Indonesia

Pada anak, terjadinya kejang demam, wajib mendapat perhatian lebih. Berubahnya risiko terkena, kemungkinan akibat mutasi virusnya. Menjadi cukup jelas bahwa flu tomat sama dengan flu lain, implikasinya ringan dan akan sembuh sendiri, walaupun begitu tetap memerlukan kewaspadaan.

Kewaspadaan dimaksud adalah, jika ada yang terkena, penyakit chikungunya, perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, mengubur, memakai obat nyamuk dan tidur berkelambu.

BACA JUGA : Beredar Ramuan Bangkitkan Imun dari Kemenkes, Dekan Fakultas Kedokteran ULM : Bukan Obat Covid-19!

Upayakan agar si sakit bisa diisolasi dan dihindarkan agar tidak tergigit nyamuk dan memeriksa semua orang serumah yang tinggal bersama sejak 14 hari sebelum sakit. Sedangkan jika terkena penyakit coxsakie virus, sama halnya dengan pada penyakit chikungunya, si sakit harus diisolasi dan jangan kontak erat, berjarak kurang dari 2 meter dari si sakit. Orang serumah dengan si sakit coxsakie tak perlu diinvestigasi.

Tindakan kombinasi di atas, disarankan bagi temuan flu tomat, dengan kewaspadaan paripurna meliputi.

1. PHBS, terutama banyak minum.

2. Vaksinasi dan tidur berkelambu.

3. Segera memeriksakan diri bila ada demam mendadak disertai munculnya ruam agar bisa dipastikan tindakan isolasinya. Dan yang terakhir, jangan lupa berdoa.(jejakrekam)

Penulis adalah Epidemiolog Banua

Mantan Direktur RSJD Sambang Lihum

Ketua Dewan Pengawas RS Idaman Banjarbaru

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.