LPG 3 Kilogram Langka, Harga Merangkak Naik

0

WARGA Banjarmasin kembali mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kilogram, yang dirasakan hampir semua lapisan masyarakat.

SEPERTI yang dilakukan jejakrekam.com saat melakukan penyisiran pada Senin (29/8/2022), di kawasan jalan Belitung Darat, Kecamatan Banjarmasin Barat. Indah Lestari (45) pemilik usaha roti manis dan gorengan, sempat kebingungan akibat langkanya gas elpiji 3 kilogram.

“Apalagi ketika saya mau berjualan, gas LPG-nya habis. Jika kosong terpaksa beli di eceran, harganya pun melambung tinggi dari,” keluh wanita setengah baya ini.

Kelangkaan LPG 3 kilogram sangat berdampak kepada rumah tangga dan pelaku usaha kecil. “Kalau pun ada, harganya cukup tinggi. Mau tidak mau, tetap kita beli agar bisa berjualan. Biasa kalau di agen kosong, saya beli di eceran, harganya mencapai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu,” katanya.

BACA: Harga LPG Non Subsidi Alami Kenaikan, Disdag Banjarbaru Minta Pemakai Gas 3 Kg Tak Perlu Khawatir

Masyarakat terdampak lain diantaranya adalah Puja Bestari (19) mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin. Dia turut mengeluhkan adanya kenaikan harga LPG 3 kilogram dan langka di pasar.

“Beberapa pangkalan kosong, jadi harus cari sana sini. Soalnya saya bukan asli orang Banjar, jadi bingung cari di mana,” katanya.

Bahkan untuk mendapatkan gas sendiri dia mengaku di harga yang tinggi. “Kemarin saya beli di harga Rp 35 ribu. Sebenarnya tidak mendesak juga, mungkin 1 bulan baru habis, itupun jika masak di rumah kost,” ujar mahasiswi asli warga Kalteng itu.

Lestari dan Puja berharap, kedepannya pihak terkait bisa menangani masalah kelangkaan dan tingginya harga gas belakangan ini. “Mudah-mudahan bisa kembali normal, dan mudah didapatkan,” harap mereka.

BACA JUGA: Pastikan Distribusi Terjaga Baik, Pemkot dan Pertamina Sidak Pangkalan di Banjarmasin

Sementara itu, Hj Siti Saudah agen Gas LPG 3 kilogram yang berpangkalan di jalan Belitung mengatakan, sejauh ini distribusi gas di tempatnya berjalan lancar tanpa ada kelangkaan atau sebaliknya.

Namun dia mengaku mengangkat jualnya tersebut, dari Rp 17.500 menjadi Rp 18.500. “Naik seribu Rupiah saja. Penjualan normal, lancar aja. Tidak ada kendala dari pengiriman. Di tempat kami hanya mendapatkan Rp 1000/tabung dalam 1 bulannya,” jelasnya.

Ditanya, bagaimana mekanisme masyarakat untuk membeli gas di tempatnya. Ia menyebut ada aturan tersendiri agar distribusi gas bisa benar-benar sampai ke masyarakat.

“Sistemnya antri. Jadi bagi warga itu harus memperlihatkan kartu dari pemerintah untuk membeli gas, tujuannya agar sesuai sasaran kepada masyarakat,” jelas Saudah.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.