TAK hanya ritual puasa Asyura serta amalan lainnya dalam memperingati 10 Muharram 1444 Hijriyah. Tradisi lainnya yang lestari di kalangan muslim Kalimantan Selatan adalah pembuatan bubur Asyura.
BUBUR aneka campuran yang diyakini merupakan sajian saat Nabi Nuh bersama umatnya usai terdampar di Pegunungan Judi ini dibuat masyarakat Banjar. Tradisi ini pun dijalankan Kelompok Yasinan Warga Komplek Bunyamin Permai 1 Jalan Achmad Yani Km 6 Kelurahan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar dalam memperingati Hari Asyura.
Menu berbuka puasa sunnah (takjil) Asyura ini tak kaleng-kaleng langsung dibuat dalam jumlah banyak. Sedikitnya, ada 5 kawah (kuali besar) yang mampu memuat 6 liter bubur Asyura.
BACA : Mengenang Perjuangan Para Nabi dan Rasul dengan Tradisi Memasak Bubur Asyura
“Pembuatan bubur Asyura ini rutin kami laksanakan tiap tahun. Bahkan, kalau dihitung sudah 11 kali,” ucap Ketua Yasinan Komplek Bunyamin Permai 1 Hj Siti Aisyah Sanusi kepada jejakrekam.com, Senin (8/8/2021).
Bersama ibu-ibu komplek ini, beras serta bahan lainnya yang dipercaya terdiri dari 40 macam ini dibuat secara bergotong royong.
“Bubur Asyura yang dibuat dalam lima kawah ini akan dibagikan rata kepada anggota Yasinan. Termasuk, kepada warga sekitar serta kaum dhuafa dan anak yatim,” tutur qoriah senior Kalsle ini.
BACA JUGA : Peristiwa Padang Karbala dan Tradisi Bubur Asyura
Menurut dia, bukan hanya dibagi di tempat, bubur Asyura itu juga akan diantar ke rumah-rumah. Bagi Aisyah, pembuatan serta pembagian bubur Asyura ini merupakan bagian dari bakti sosial kelompok Yasinan para emak-emak ini.
“Kami juga menyalurkan santunan kepada anak-anak yatim dari rumah ke rumah. Ini sesuai anjuran atau amalan dari hari Asyura yakni melebihkan nafkah untuk keluarga, memperbanyak sedekah, bersilaturahmi serta menjenguk orang sakit. Nah, memperbanyak sedekah yang kami lakukan di hari Asyura. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kami,” ucap Aisyah menguntai doa.
Untuk santunan para anak yatim piatu baik dijumpai di jalan maupun di perkampungan, tercatat ada 77 orang yang telah menerima santunan dari emak-emak komplek ini. Lewat kegiatan tradisi tahunan yang makin tak lekang dimakan waktu di masyarakat muslim Banjar ini, Aisyah yakin jalin silaturahmi antarwarga serta kelompok Yasinan bisa terus terjaga.
BACA JUGA : Semarak 10 Muharram, Bubur Asyura pun Menjadi Menu Tahunan yang Dinanti
“Bukan hanya di hari Asyura, dalam peringatan hari-hari besar keagamaan Islam kami juga menggelar acara untuk menjalin keakraban sesama anggota Yasinan serta warga sekitar,” papar Aisyah.
Sebelum bubur Asyura itu dibagikan jelang shalat Ashar, Aisyah mengungkapkan akan dibacakan doa hari Asyura (10 Muharram) yang berisi permohonan untuk mengangkat segala kesusahan.
Ini karena di hari Asyura, Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan Nun, disembuhkannya penyakit yang dialami Nabi Ayub, pengampunan dosa Nabi Daud hingga diterimanya tobat Nabi Adam serta diijabahnya doa yang dipanjatkan Nabi Musa dan Harun serta diciptakannya ruh Baginda Nabi Muhammad SAW, hingga pada permintaan berikutnya adalah dikuatkan iman dan Islam dalam kehidupan dan kematian kepada Allah SWT.(jejakrekam)