NGobrol Pinggiran jrektv, Apa Kabar Revitalisasi Sungai di Kota Banjarmasin?

0

NGOPI sambil ngobrol di Warkop Nusantara, Jalan Ahmad Yani Km 5 Banjarmasin, pada malam, terasa nyaman. Apalagi, sambil menikmati susu murni jahe, dan duduk bersantai di atas jembatan yang menutupi hampir sepanjang sungai Ahmad Yani, Banjarmasin.

APALAGI bila dibarengi ngobrol pemikiran bersama, tentang hal Apa Kabar Revitalisasi Sungai di Kota Banjarmasin?. Itulah salah satu topik menarik yang dibicarakan bersama mantan Anggota Satgas Sungai Kota Banjarmasin Dr Ir Subhan Syarief MT dan Dosen Fakultas Teknik Univeritas Lambung Mangkurat Dr Eng Akbar Rahman ST MT IAI.

Ketika di tanya host, Subhan mengungkapkan, seperti yang dilihat dasarnya tidak ada gerakan signifikan. Ketika dulu kita keliling lakukan survey. “Dulu Kita mendapatkan titik-titik lokasi genangan air tertinggi. Nah, lalu kemudian lakukan pengamatan dan analis daerah aliran air turun kemana dan kendala apa saja yang dihadapi,” jelas Subhan Syarief.

BACA: NGopi jrektv, Konsep Penanganan Banjir dan Pembangunan Berkelanjutan

Saat itu di Sungai Pemurus dan Sungai Pekapuran, Kelayan dan Sungai Veteran, hingga sungai mulai Pasar Kuripan sampai ke Jalan Pecinan / Veteran. Kita coba hitung kecepatan air, dan ternyata aliran air menuju Sungai Martapura saat air surut dan pasang tidaklah cepat. Akan tetapi di kawasan Jalan Ahmad Yani dan kawasan permukiman banyak genangan. Dengan dasar inilah, lalu disepakati untuk melakukan normalisasi sungai di Kota Banjarmasin. “Harapannya normalisasi sungai di Jalan A Yani dapat teratasi,” ucap mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Kalsel ini.

NGopi Akhir Pekan jrektv pada malam hari di Jalan Ahmad Yani Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini, mengungkapkan, lebar sungai dan kedalaman sungai, serta jembatan yang berada di Jalan A Yani, dan area resapan air menjadi faktor utama. “Jadi ketika itu ada jembatan yang dianggap penghalang sungai. Kemudian, kita upayakan dibongkar, sebab sejajar dengan permukaan sungai,” papar eks Ketua Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO).

BACA: NGopi Anang Rosadi Adenansi, Proyek Revitalisasi Kawasan Sekumpul, Mengapa Bermasalah?

Dr. Akbar Rahman pun mengakui, kawasan Jalan A Yani sangat rawan dengan banjir. “Seharusnya tidak pernah terjadi lagi banjir di Jalan Ahmad Yani,” tandas alumni alumni doktor SAGA University Jepang ini.

Perlu diperhatikan, sambung pemerhati perkotaan ini, kualitas sungai, kapasitas sungai, dan kuantitas sungai. “Bisakah air sungai berkurang. Lalu apakah di sungai makin banyak sampah, sehingga berpengaruh terhadap kapasitas sungai. Bagaimana sambungan air, apakah berkurang?, dan kita tidak boleh lalai,” bebernya.

Seolah-olah tidak ada tinjak lanjut, ucapnya, bahkan hanya sekedar pengawasan. “Memang sangat mengecewakan dalam penataan sungai. Termasuk kita duduk malam ini. Kualitas dan dampak sungai sangat terganggu,” tuturnya.
Sungai menyimpan debit air, ujarnya, namun terhambat dan banyak endapan, maka kondisi sungai semakin tidak baik. “Bagaimana progress pemerintah dalam normalisasi sungai. Apakah kita biarkan saja? Saya kira jangan lah dibiarkan, jika kita tidak punya anggaran. Maka bisa digerakkan potensi yang lain secara mandiri membersihkan lingkungannya,” kata dosen arsitektur berbasis lingkungan ini.

BACA: NGopi Akhir Pekan, Kenapa Musibah Banjir Kalsel? Pemerintah Dinilai Lalai Menjaga Kesinambungan dan…

Harapannya, sungai terpelihara, dan air dapat terkontrol. “Kita berpikir akses sungai, dan jika kita pikirkan sungai, tentu ada jalur-jalur sungai yang dapat termanfaatkan,” tambahnya.
Jangan hanya berpikir soal darat, seperti transportasi darat, padahal kita tinggal di lokasi yang banyak sungainya. “Anehkan?, makanya perlu aspek pembangunan, perencanaan, dan mempertimbangkan ketika kita membangun jalan atau jembatan di sungai. Ini menjadi akses yang terhubung antara sungai dan darat,” imbuhnya.

Untuk lebih lengkapnya, dapat diakses di Youtube jrektv, dan IG, FB. Jangan lupa klik dan subscribe jrektv. (jejakrekam)

Penulis jrektv

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.