Meski Pandemi, Pendapatan Negara Dari Industri Hulu Migas Tetap Optimal

0

MESKIPUN situasi perekonomian nasional belum pulih, serta masih terkendalanya operasional hulu migas akibat pandemi Covid-19, industri hulu migas tetap mampu memberikan penerimaan negara yang optimal.

DIKEMUKAKAN Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, saat konferensi pers capaian dan kinerja hulu migas semester I 2022 di ruang Arun Vorwata SKK Migas yang diikuti oleh ratusan wartawan baik secara luring maupun daring, Jumat (15/7/2022).

Menurut Dwi Soetjipto, harga minyak dunia yang tinggi dan penerapan efisiensi hulu migas memberikan dampak positif bagi penerimaan negara. Sepanjang semester I 2022, hingga Juni tahun ini penerimaan negara hulu migas mencapai USD 9,7 miliar, atau setara dengan Rp 140 triliun.

Jumlah itu sudah mencapai 97,3 persen dari target penerimaan negara pada APBN 2022, yang ditetapkan sebesar USD 9,95 miliar.

BACA: Lima Proyek Hulu Migas Dengan Investasi Rp 3,6 Triliun Akan Onstream di Kuartal 2 Tahun 2022

“Kami bersyukur di tengah situasi perekonomian nasional yang belum pulih, serta masih terkendalanya operasional hulu migas akibat pandemi covid-19, industri hulu migas tetap mampu memberikan penerimaan negara yang optimal,” kata Dwi.

Namun untuk realisasi produksi dan lifting masih lebih rendah dibandingkan target APBN. Salah satu sebabnya, karena adanya unplanned shutdown dan mundurnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) hulu migas, yakni Jambaran Tiung Biru dan Tangguh Train 3 yang telah dimasukkan dalam perhitungan pada penyusunan target lifting di APBN 2022.

Kendati begitu, program pengeboran sumur pengembangan yang masif dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di luar EMCL telah mampu menunjukkan hasil positif, dengan mampu menahan laju penurunan produksi dan saat ini pada fase produksi yang meningkat.

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

SKK Migas terus mendorong KKKS untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dilelang dan diharapkan proyek-proyek tersebut bisa berjalan sesuai target.

BACA JUGA: Strategi Medco E & P Hadapi Operasi Di Tengah Pandemi

“Kami juga terus berupaya dapat menyelesaikan proyek hulu migas nasional, termasuk proyek strategis nasional sektor hulu migas. Hingga semester pertama 2022, sebanyak 6 proyek hulu migas sudah bisa diselesaikan dari target 12 proyek di tahun ini,” terang Dwi.

Untuk proyek strategis nasional hulu migas yang akan onstream di tahun 2022 adalah Jambaran Tiung Biru (JTB). Karena itu sisa tahun 2022, akan terjadi tren peningkatan produksi dan lifting migas nasional.

Beberapa aktivitas utama hulu migas di kuartal kedua 2022 sudah melampaui capaian pada periode yang sama dibanding tahun sebelumnya. Semisal pada pengeboran sumur eksplorasi yang sampai semester I 2022 sudah mencapai 16 sumur, atau lebih tinggi dibanding periode sama tahun sebelumnya sebanyak 13 sumur, atau lebih tinggi 23 persen.

“Begitupula pada kegiatan pengeboran sumur pengembangan yang mencapai 348 sumur, atau lebih tinggi 87 persen dibandingkan realisasi periode yang sama 2021 sebanyak 186 sumur,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.