Tak Beri Ruang Berkesenian, Usung 9 Tuntutan, FSKS Kritik Pengelolaan Taman Budaya Kalsel

1

FORUM Seni Kalimantan Selatan (FSKS) melayangkan sejumlah tuntutan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Budaya Kalimantan Selatan.

TAMAN Budaya Provinsi Kalimantan Selatan di bawah nauangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan di Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin ini dinilai tidak maksimal memberi ruang berkesenian daerah.

Sejumlah pegiat seni dan budaya turut meneken surat pernyataan yang menuntut UPTD Taman Budaya Kalsel. Mereka berasal dari Sanggar Titian Barantai, Sanggar Tasmaq An-Nida, Sanggar Bahana Antasari, Forum Sineas Banua, Dapur Teater, Kampoeng Seni Boedaja, Teater Himasindo, Dewan Kesenian Kota Banjarmasin.

BACA : Ada 250 WBTb Belum Ditetapkan, Kepala Taman Budaya Suharyanti Bilang Tugas Disdikbud Kalsel

Kemudian, dari Sanggar Seni Rupa Solihin, Sanggar Seni Demokrat, Teater Rupaidah, Teater Matahari, HAS Talent, Para Sekawan Murakata, Kelompok Studi Sanggar Seni Budaya, NSA Project Movement, Perkumpulan Seniman Muka Langgar, Sanggar At-Tadib, Sanggar Legenda, Komunitas Wiramartas, hingga Teater Sampan.

“Tuntutan dilayangkan sebagai bentuk kritik para seniman melihat pengelolaan Taman Budaya Kalsel yang selama ini tidak maksimal memberikan ruang berkesenian di daerah,” tulis FSKS dalam siaran pers diterima jejakrekam.com, Sabtu (9/7/2022).

BACA JUGA : Tak Kantongi Izin Keramaian, Dreamland Competition di Taman Budaya Kalsel Dibubarkan

Menurut FSKS, kritik berkutat pada problem buruknya pelayanan, fasilitas atau sarana dan prasarana ruang kesenian di wilayah tanggung jawab UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan. Kemudian, tidak transparannya anggaran, hingga masalah persoalan program yang diselenggarakan oleh UPTD Taman Budaya Kalimanta Selatan.

Tuntutan ini disampaikan atas kesepakatan pertemuan para seniman yang tergabung dalam FSKS di Kampung Buku Banjarmasin, Jalan Sultan Adam, Jumat (8/7/2022) malam.

BACA JUGA : Gelar Malam Puisi Ramadhan, 10 Penyair Kalsel Tampil Live di Taman Budaya

Para pegiat seni dan budaya Kalsel saat menggelar pertemuan di Kampung Buku (Kambuk) Banjarmasin. (Foto Istimewa untuk JR)

Berikut tuntutan lengkap dari FSKS terkait pengelolaan Taman Budaya Kalimantan Selatan :

1. Menuntut perbaikan/peningkatan fasilitas, pelayanan, sarana/prasarana, dan sumber daya manusia UPTD TBKS serta Disdikbud Kalsel dengan dasar Perda Nomor 4 Tahun 2017 Pasal 43.

2. Menuntut Transparansi Penggunaan Anggaran UPTD TBKS.

3. Menuntut pembukaan daftar sarana dan prasarana UPTD TBKS yang dapat digunakan untuk kegiatan kesenian.

4. Menghentikan pungutan liar di lahan parkir dalam lingkungan UPTD TBKS.

5. Menuntut penyesuaian harga sewa fasilitas TBKS sesuai dengan Perda No 4 Tahun 2018 Bab XI Pasal 27 dengan Turunan Lampiran I. 6. Menuntut sistem kuratorial terbuka atas semua program UPTD TBKS.

7. Menuntut pemerataan program UPTD TBKS atas semua bidang kesenian.

8. Menuntut audiensi dengan pihak UPTD TBKS dalam waktu 7×24 jam.

9. Jika, semua atau sebagian tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka kami atas nama FSKS tidak mendukung/memboikot/menghadiri/mengapresiasi semua program UPTD TBKS sampai dengan semua tuntutan atau sebagian tuntutan terpenuhi.

BACA JUGA : Nama Bakhtiar Sanderta Kini Menghiasi Panggung Terbuka Taman Budaya

Dari pertemuan itu juga, Forum Seni Kalimantan Selatan akan melakukan pelaporan terkait penyimpangan yang dilakukan oleh UPTD TBKS kepada Ombudsman RI Kalsel sekaligus meminta untuk mediasi.

Selain itu, Forum Seni Kalimantan Selatan juga akan meminta audiensi kepada Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan mengenai tuntutan ini.

“Siaran pers ini disampaikan agar publik lebih menyadari pentingnya pembenahan pelayanan dan fasilitas publik di bidang kesenian,” tulis FSKS.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2022/07/09/tak-beri-ruang-berkesenian-usung-9-tuntutan-fsks-kritik-pengelolaan-taman-budaya-kalsel/
Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi
1 Komentar
  1. sebatanglisong berkata

    Nah ini baru namanya seniman berkarya dan berkritik karya tanpa kritik adalah nol, Berkritik tanpa berkarya juga nol.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.