Suguhkan Atraksi Tari Tradisi Berbau Mistis, STIKIP PGRI Sukses Hipnotis Penonton

0

PENTAS apresiasi bertajuk “Pesona Nada Lenggang Banua” digelar STIKIP PGRI Banjarmasin dalam ujian akhir mahasiswa program studi Pendidikan Seni Tari mampu menghiptonis para penonton, hingga tak beranjak dari bangkunya.

UNTUK menajamkan penguasaan mata kuliah tata teknik pentas dan koreografi II menghelat pertunjukan tarian berbau mistis di Balairung Sari Taman Budaya Banjarmasin, Rabu (6/7/2022) malam.

Diawali dengan tari Nyai Balau yang menceritakan kesaktian Nyai Balau di Tanah Tewah. Nyai Balau tak sekadar elok rupawan, juga terkenal sebagai ahli strategi perang. Nyai Balau bersama 300 Pasukan Kariyau berupaya melindungi Lewu (kampung) dengan cara menggaibkannya dari para pengayau (pemegal kepala) yang keji.

BACA : Hari Tari Dunia Kalsel 2022 Siap Digelar di Banjarbaru, Usung Tema Dance Through Life

Selanjutnya, tarian Gariak Garaguy yang terinspirasi dari cerita rakyat Niaksa. Di sana ada raksasa yang tabiatnya tinggal di hutan dan sukamemakan anak-anak, terdapat keluarga yang tinggal di antara hutan, jauh dari dunia luar

Si bungsu melanggar perkataan Uma dan kakaknya dan akhirnya celaka. Di antara hutan, Uma hanya mendapati jejak kaki dan setetes darah di antara dedaunan.

Kemudian tari Gampiran Pananambaan, diceritakan sosok Patati atau Gampiran Pananambaan yang dikenal sebagai mediator antara roh halus dengan Balian dalam ritual Ma’iwu (pengobatan). Sampatung sebagai pengganti dari yang sakit dibawa oleh Patati untuk menyembuhkan gadis malang yang kepuhunan (melanggar pantangan).

BACA JUGA : Tari Manasai, Ritual Tarian Dayak Ngaju Bernuansa Magis, Kenapa Kurang Populer Di Masyarakat Bakumpai?

Pentas seni diakhiri dengan tari Parantunan Si Panggadutan. Apalagi, tidak mudah menjadi panggadutan, tak sekedar punya bakat menari, paras cantik namun harus pintar beladiri. Di balik itu, terdapat Parantunan, yaitu orang yang menurunkan ilmu untuk menjadi penggandut sejati. Konon katanya seorang panggadutan perlu sangubekal) agar laris manis disenangi orang orang.

Ketua Pelaksana Hariati Citra Dewi, saat ditemui jejakrekam.com usai pertunjukan seni mengatakan, pentas seni kali ini memang ditunggu-tunggu penonton, baik dari kalangan kampus maupun pecinta seni.

“Tiket habis terjual, namun kita tetap memfasilitasi penonton untuk menyaksikan pentas seni kali ini, walaupun tanpa tiket,” paparnya.

BACA JUGA : Antropolog UIN Antasari : Salah Kaprah, Justru Masyarakat Dayak Itu Pelestari Hutan

Sementara itu, salah satu penonton Desti sengaja datang untuk meyaksikan penampilan para juniornya. Ia mengakui turut termistis dengan atraksi tarian yang menampilkan kearifan lokal yang berkembang di Tanah Borneo.

“Pertunjukan sangat menarik, semoga pertunjukan seperti ini sering digelar untuk memajukan seni di Kalsel. Salam seni, salam budaya, salam lestarii,” bebernya.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.