Kunjungi Museum Rakyat HSS, Mahasiswa Sendratasik FKIP ULM Gali Sejarah Hassan Basry

0

PULUHAN mahasiswa program studi pendidikan seni drama, tari dan musik (sendratasik) FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin mengunjungi Museum Rakyat Hulu Sungai Selatan (HSS).

MEREKA datang untuk menggali rekam sejarah dari tokoh revolusi Kalsel Brigjen TNI (Purn) Hassan Basry di Museum Rakyat HSS, Jalan Jenderal Sudirman, Desa Hamalau, Kandangan, Senin (3/7/2022).

“Kami tengah menggali jejak-jejak perjuangan Divisi IV ALRI di bawah pimpinan Brigjen H Hassan Basry hingga beliau dianugerahi pahlawan nasional dan Bapak Gerilya Kalimantan,” kata Koordinator Rombongan Mahasiswa Sendratasik FKIP ULM, Muhammad Zairullah kepada awak media.

Dia mengatakan dengan pendalaman data yang didapat dari Museum Rakyat HSS, nantinya akan disajikan sebuah pertunjukan tahunan bertajuk Sendratasik berkarya ke-12.

BACA : Diteken Hassan Basry, Teks Proklamasi 17 Mei Ditempel di Pasar Kandangan

“Rencananya pada akhir tahun 2022 ini, kami akan pentaskan teatrikal yang mengisahkan perjuangan Hasssan Basry bersama pejuang Kalimantan lainnya dalam memerdekakan Banua pada tahun 1949,” kata Zairullah.

Sebab, menurut dia, berdasar Proklamasi 17 Mei 1949, Kalimantan Selatan baru dinyatakan menjadi bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Zairullah menjelaskan kisah perjuangan Hassan Basry bukan hanya seorang tentara, namun juga pendidik. Sebab, Hassan Basry saat menjabat Panglima Kodam X/Lambung Mangkurat merupakan pencetus pertama berdirinya Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) sebagai bertransformasi menjadi ULM.

BACA JUGA : Puisi Dua Pejuang Kalimantan Berbeda Jalan; Hassan Basry-Ibnu Hadjar

Saat itu, Hassan Basry merupakan Ketua Panitia Persiapan Pendirian Unlam pada 1958, berawal dari Dewan Lambung Mangkurat.

Hingga pada 21 September 1958, Unlam berhasil berdiri sebagai perguruan tinggi pertama di Kalimantan. Dengan Presiden Universitas Letkol H Hassan Basry, Wakil Presiden Mayor Abdul Wahab Syahranie dan sekretarisnya, Aspul Anwar.

BACA JUGA : Tak Taati Soekarno, Hassan Basry Bekukan PKI di Banjarmasin (2)

Di masa awal berdiri, Unlam hanya terdiri dari empat fakultas yakni Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Islamilogi, sebelum akhirnya berpisah menjadi IAIN (UIN) Antasari. Kemudian, pada 1 November 1960, Unlam pun ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri (PTN).(jejakrekam)

Penulis Iwan Sanusi
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.