PENERAPAN layanan publik kesehatan berbasis digital (telemedice) guna mempermudah akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Banjarmasin, belum diberlakukan pemerintah kota.
SAAT ini, di Kota Banjarmasin sudah memiliki 27 puskesmas yang tersebar di 5 kecamatan dengan cakupan layanan kesehatan bagi masyarakat di 52 kelurahan.
Data dari Kemenkes mencatat ada 26 puskesmas di Banjarmasin. Yakni, Puskesmas 9 Nopember (Jalan Keramat Raya), Puskesmas Alalak Selatan, Puskesmas Alalak Tengah, Puskesmas Banjarmasin Indah, Puskesmas Basirih Baru, Puskesmas Beruntung Jaya, Puskesmas Cempaka, Puskesmas Cempaka Putih, Puskesmas Gadang Hanyar.
Kemudian, Puskesmas Karang Mekar, Puskesmas Kayutangi, Puskesmas Kelayan Dalam, Puskesmas Kelayan Timur, Puskesmas Kuin Raya, Puskesmas Pekapuran Raya, Puskesmas Pekauman, Puskesmas Pelambuan, Puskesmas Pemurus Baru, Puskesmas Pemurus Dalam, Puskesmas S Parman, Puskesmas Sei Bilu, Puskesmas Sei Jingah, Puskesmas Sei Miesa, Puskesmas Teluk Dalam, Puskesmas Teluk Tiram dan Puskesmas Terminal. Teranyar adalah Puskesmas Sei Andai yang baru diresmikan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.
BACA : Bangun Infrastruktur Fiber Optik, Pemkot Banjarmasin Gandeng PT Supra Primatama Nusantara
“Dari data Kemenkes terlihat jika 27 puskesmas yang ada di Banjarmasin, ternyata belum melayani rawat inap. Ini membuktikan jika layanan di fasyankes belum optimal, padahal puskesmas merupakan ujung tombak layanan karena dekat dengan masyarakat sekitar tanpa harus antre di loket layanan,” tutur anggota Komisi IV DPRD Kota Banjamasin, Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Minggu (3/7/2022).
Belajar dari penanganan pandemi Covid-19, beber Sukhrowardi, justru Banjarmasin termasuk dalam jaringan kota yang telah menerapkan telemedice isolasi mandiri (isoman), dari 17 platform telemedicine.
BACA JUGA : Tanpa Harus Pakai Password, 22 Titik Wifi Gratis Disebar di Banjarmasin
“Mengapa untuk layanan umum di puskesmas tidak dikembangkan oleh Pemkot Banjarmasin. Jadi, masyarakat bisa mengakses fitur-fitur layanan tanpa harus datang ke puskesmas. Misalkan, mengetahui siapa dokter atau perawat yang bertugas, stok obat dan layanan lainnya. Apalagi, saat ini, Banjarmasin juga sudah punya gudang farmasi, sehingga bisa terintegrasi dalam layanan kesehatan berbasis aplikasi telemedicine,” tutur politisi Fraksi Golkar ini.
Sukhrowardi mengatakan berdasar tujuan penggunaan telemedicine yang direkomendasikan WHO (organisasi kesehatan dunia) sangat penting, karena bisa memberikan dukungan klinis, mengatasi hambatan geografis dan jarak, melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat teknologi informasi dan terutama adalah meningkatan kesehatan masyarakat.
BACA JUGA : Legalitas Praktik Kedokteran Melalui Audio Visual (Telemedicine) Saat Pandemi Covid-19
“Layanan telemedicine ini juga berkelindan dengan klaim Pemkot Banjarmasin lewat program smart city Banjarmasin Pintar. Jadi soal jarak bisa teratasi dengan adanya program telemedicine, apalagi Banjarmasin termasuk kota yang sudah memiliki jaringan internet bagus di Indonesia,” papar Sukhrowardi.
Dia mencontohkan misalkan ada warga atau pasien yang jauh dari rumah sakit bisa melakukan diagnosis secara cepat soal radiologi dan pemeriksaan jantung.
“Dari data yang ada di telemedicine juga bisa jadi rujukan bagi rumah sakit terhadap kondisi kesehatan pasien, khususnya warga Banjarmasin. Jangan sampai seperti sekarang, layanan masih berbasis manual. Apalagi, Pemkot Banjarmasin sudah punya RSUD Sultan Suriansyah,” kritik Sukhrowardi.
BACA JUGA : Setahun Kepemimpinan Duet Ibnu Sina-Arifin Noor, Aplikasi Banjarmasin Pintar Diluncurkan
Menurut dia, masyarakat Banjarmasin juga masih bermukim di pelosok yang jauh dari akses 27 puskesmas, sehingga memanfaatkan layanan telemedicine.
“Mereka cukup menyerahkan foto, video dan rekam medis kepada dokter untuk mendapat diagnosis segera. Jadi, sudah saatnya Pemkot Banjarmasin untuk menerapkan telemedicine, karena terbukti di beberapa kota seperti Makassar sudah menerapkan hal itu di puskesmas-puskesmas,” tutur Sukhrowardi.
BACA JUGA : Branding Baru Smart City; Banjarmasin Pintar, Pakar Kota : Ciptakan Smart People Dulu!
Belajar dari pengalaman penanganan isoman, Sukhrowardi hakkul yakin Pemkot Banjarmasin khususnya Dinas Kesehatan tidak akan lagi gagap teknologi.
“Apalagi Banjarmasin juga tengah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk penyediaan jaringan internet berbasis fiber optik. Jadi, tidak ada alasan lagi terkendala soal jaringan, karena mayoritas masyarakat juga sudah punya ponsel pintar,” tutur Sukhrowardi.(jejakrekam)