NGopi; Ibukota Provinsi Pindah? Akbar Rahman : Banjarbaru Belum Siap, Benahi dulu Jaringan Transportasi!

0

NGOBROL Pinggiran (NGopi) Akhir Pekan di jrektv  menampilkan Dosen Universitas Lambung Mangkurat Dr Eng Ar Akbar Rahman MT IAI dipandu Dr H Subhan Syarief MT bertema “Persoalan Pemindahan Ibukota”. Mengapa Dipersoalkan?

MENURUT Akbar Rahman, menyikapi hal perpindahan tersebut, memunculkan pertanyaan apakah pemindahan ibukota Banjarmasin ke Banjarbaru sudah dipersiapkan dengan matang? Pada saat ingin memindahkan wilayah semua komponen harus disiapkan dan dilibatkan.

“Jadi dalam hal kita bukan bicara hal sepakat atau tidak, tapi kita ingin menyampaikan dari sisi keilmuan kita,” ujar Akbar Rahman, salah satu pengurus teras Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) kalsel ini, di studio jrektv, Jalan Mahoni Banjarmasin, Sabtu (21/5/2022).

BACA: NGopi di Studio jrektv, Mengapa Pemindahan Ibukota Provinsi…

Ia mengungkapkan, ketika memutuskan memindahkan ibukota provinsi maka hal awal yang perlu dipikirkan adalah berbagai aspek terkait kota yang ditinggalkan (Banjarmasin) dan juga kota  yang dipindahi (Banjarbaru), sehingga kedua kota tersebut tidak ada timbul masalah. “Ini seolah-olah hanya permasalah regulasi saja yang lebih dikedepankan sebagai dasar acuan?” ucapnya.

Subhan mengungkapkan bila  bicara fakta, apakah sudah siap Banjarbaru untuk dipindahi karena aspek seperti kemacetan sj bila kita lihat kondisi di Jalan A Yani Banjarbaru pun sudah semakin sering terjadi, ini bagaimana bila nanti aktivitas ibukota yang tinggi terjadi disana?.”

Sebenarnya Banjarbaru itu karakternya sama dengan Banjarmasin, jelas Akbar Rahman, seperti luas wilayah, namun lebih murah membangun infrastuktur.

“Tapi persoalan tersebut sebenarnya  dengan adanya konsep Banjarbakula itu sudah luar biasa. Jadi tinggal menghidupkan saja.  ada solusi yang ditawarkan konsep Banjarbakula 10 tahun yang silam, tapi tidak dijalankan. Artinya sudah direncanakan seperti mereduksi kemacetan, kepadatan penduduk,”tutur pengamat tata kota ini.

Sehingga terlihat Banjarbaru tidak siap, apalagi tidak ada riak-riak sebelumnya pemindahan ibukota Banjarmasin ke Banjarbaru. Lalu Banjarmasin bagaimana? Jika ingin tetap menjadi Ibukota Provinsi Kalsel, maka tetap dirubah seperti penataan agar tidak banjir, dan infrastruktur yang bagus nyaman.

BACA: NGopi Abdul Haris Makkie, Hanya Persoalan Komunikasi,…

Langkah strategis yang disiapkan untuk Banjarbaru. “Jadi jaringan transportasi segera dibenahi di Banjarbaru sebagai ciri khas, termasuk jaringan jalan.  Tahap pembangunannya seperti apa 20 tahun akan datang. Artinya jangan sampai menjadi beban bagi Banjarbaru dari semua aspek,” tandas pengajar Prodi Arsitektur Fakultas Teknik ULM ini.

Banjarmasin ketika ditinggalkan, sambungnya, akan mulai semakin menurun pendapatan, termasuk anggaran negara, dan jumlah penduduk berkurang. “Mari berbenah di Banjarmasin, sebab kota leluhur, dan bangun secara bersama-sama. Jika Banjarmasin masih tetap ingin menjadi ibukota,” harap doktor jebolan Saga University Jepang.

Apalagi di Banjarmasin, tambahnya, sangat banyak potensi seperti budaya, sosial, dan ekonomi. “Jika Banjarmasin dapat dibangun secara maksimal, maka akan berdampak lebih maju. Kalau Banjarbaru tidak siap, dan Banjarmasin keberatan atas pemindahan ibukota, maka berdampak terhadap kepentingan masyarakat. Jadi partisipasi publik harus terlibat,” imbuhnya.

Untuk lebih lengkapnya dapat diakses di Youtube, IG, FB jrektv. Jangan lupa klik subscribe. (jejakrekam)

Penulis rilis jrektv
Editor Afdi Achmad

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.