Cerita Riyadi, Pemuda Pelopor Yang Rawat ‘Anak Ngelem’ Dan Bangun UMKM Berkemanusiaan

0

PEMUDA pelopor bidang sosial, agama dan budaya yang baru terpilih. Selamat Riyadi (23) yang mengaku telah mengentaskan anak-anak ‘ngelem’ di wilayah Kelayan, Kota Banjarmasin.

SECARA persuasif, dia lakukan pendampingan secara penuh di kampung halamannya itu sendiri. “Ulun (saya) sendiri adalah pegiat dari anti narkoba, binaan dari BNN Provinsi Kalimantan Selatan. Awalnya cuma fokus berorganisasi saja,” ucap Selamat Riyadi kepada jejakrekam.com, Rabu (18/5/2022).

Sebelumnya, dia mengikuti pelatihan anti narkoba bersama BNN Kalsel sejak 2016 lalu. Seiring berjalannya waktu, dia ikut organisasi Wira Usaha Baru (WUB), yang merupakan program binaan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin.

“Di tahun 2020 itu, ulun merintis usaha dari nol. Belum tahu sama sekali apa itu berwirausaha. Alhamdulillah, usaha berjalan lancar berkat dibina dengan baik, serta dibimbing oleh Bunda Fatimah dan lainnya,” ujar Riyadi.

BACA: Tanpa Bunga, Program BAHUMA Pemkot Banjarmasin Sudah Bisa Dinikmati Pelaku UMKM

Dengan modal terbatas, Riyadi mengandalkan uang Rp 300 ribu untuk memmulai usaha berjualan roti bakar. Bersama tiga rekan sahabatnya, dia berkongsi berwirausaha dengan nama Roti Bakar Bandung Pemuda yang berkembang dengan baik.

Sembari berwirausaha, Riyadi menjalani proses kepemimpinan. Saat di organisasi anti narkoba selama 6 tahun, dia berlanjut bergabung dengan Disbudporapar Kota Banjarmasin. “Saya bersyukur terlatih secara kepemimpinan (leadership), dan terlebih lagi nantinya sebagai seorang pemuda pelopor,” ungkapnya.

Sebagai pemuda pelopor harus memberikan dampak terhadap lingkungan. Dilingkungannya sendiri, dia melihat anak-anak hingga orang dewasa menghirup aroma lem tersebut untuk mendapatkan sensasi mabuk atau dapat disebut dengan istilah ‘ngelem’ minuman keras dan lainnya, secara terang-terangan.

“Dekat rumah itu, mereka terang-terangan. Dari muda hingga dewasa, ngelem maupun minum minuman beralkohol. Ini masalah,” tegas Riyadi.

Langkahnya, dengan kerja nyata dari halaman rumah sendiri yang cukup luas, dia menggelar kepeloporan dengan berwirausaha sendiri. Lalu, dia membentuk komunitas Rumah Ekonomi Kreatif Baiman, yang merupakan sebuah wadah antar UMKM untuk berbagi pengalaman kepada pelaku usaha.

BACA JUGA: Sabet Juara 2 Pemuda Pelopor Nasional, Dhea Maulida Impikan Bikin Kampung Lumpia

Kemudian, dia bersama rekan UMKM itu melakukan pengabdian masyarakat. “Karena saya penyuluh, maka kami kolaborasikan dengan apa yang dipelajari. Dengan nama programnya; Rumah Bersinar, sigkatan dari Rumah Bersih Anti Narkoba,” jelasnya.

Mengubah pola fikir dapat mengubah kebiasaan seseorang yang terkena candu, menjadi rutinitas yang normal. Walau perlahan dan perlu waktu, namun mereka dapat beradaptasi menjadi orang yang sehat. “Kalo ke BNN, mungkin orang berfikirnya bakal dipenjara atau semacamnya. Akhirnya takut untuk disuluh, atau disembuhkan. Padahal di BNN sendiri banyak layanan-layanannya,” beber Riyadi.

Lewat program Rumah Bersinar, Riyadi bersama rekannya berhasil menyembuhkan 20 anak dari ketergantungan mabuk lem. Pelayanan yang diberikan lewat edukasi Napza, serta konsultasi gratis bagi warga yang menjadi korban dari penyalahgunaan narkoba. “Selain itu, kami selaku UMKM memberikan kopi gratis kepada 20 anak yang hendak sembuh,” ungkap Riyadi.

Riyadi mengajak UMKM untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Dia berharap agar pelaku UMKM sadar bahwa berwirausaha dapat memberikan dampak baik kepada sekitar. “Tidak hanya menguntungkan secara pribadi, tetapi lingkungan juga, lewat perilaku usaha kita,” sebutnya.

BACA LAGI: Gelar Sosialiasi, Disporabudpar Banjarmasin Ajak Generasi Muda Ikuti Ajang Pemuda Pelopor 2022

Sementara, Kepala Bidang Kepemudaan Disporabudpar Banjarmasin Fatimah Adam menyampaikan, sebuah program dari pemerintah pusat ke provinsi, menyeleksi beberapa pemuda pelopor di kabupaten/kota. Usia peserta pemilihan Pemuda Pelopor sebagaimana diisyaratkan dalam undang-undang nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan berkisar umur 16 sampai dengan 30 tahun.

Fatimah menyebut pemuda pelopor ini adalah seorang yang teladan, serta mampu mengubah status sosial masyarakat menjadi berkembang dan lebih baik lagi. Setidaknya memiliki jiwa sosial yang mau mengajak dan berbagi kepada sesama manusia.
“Tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan di sekitarnya. Bahkan, objeknya itu tidak ada ukuran usia yang mau dibantu oleh pemuda pelopor,” ujarnya.

Selama ini, kata Fatimah, binaan yang dipegangnya sudah ratusan pemuda, bahkan sukses di bidangnya masing-masing. “Kalau dihitung, cukup banyak sejak tahun 2016. Baru sekarang ini saja, kita membentuk ada lima kecamatan,” ujarnya.

BACA JUGA: Pengusaha Kulit Lumpia Wakili Kalsel di Ajang Pemuda Pelopor Nasional

Jumlah dari Himpunan Pemuda Pelopor rata-rata sebanyak 120 pemuda per-kecamatan. Belum lagi Wira Usaha Baru (WUB) dan Forum Pemuda Lintas Agama (Fordalima), yang telah berjalan dua periode. Dia berbangga, denga adanya pemuda pelopor ini menunjukkan keberadaannya sangat bermanfaat.

“Anak-anak binaan bunda sudah banyak menyebar di luar sana, dan ada yang menjadi dokter bahkan meneruskan ke jenjang S3. Mereka masih ingat loh,” ungkap Fatimah.

Fatimah mengaku sudah lama bergaul dengan kawula muda Banjarmasin, sejak muda hingga kini menjelang pensiun. Sebagai aktivis, selalu ada rasa ingin terus mendorong pemuda agar terbentuk jiwa kepemimpinannya.

“Kita berharap, mereka sebagai pemuda pelopor tidak hanya bersaing disaat lomba saja. Tetapi, berlomba untuk kebaikkan di masyarakat,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.