Pekuburan Malkon Temon Terendam Picu Kunjungan Penziarah Menurun Jelang Ramadhan

0

TRADISI nyekar atau berziarah ke makam orangtua atau keluarga dilazimkan warga Banjarmasin jelang datangnya bulan suci Ramadhan.

SALAH satu titik nyekar di Banjarmasin terdapat di kawasan Jalan Malkon Temon, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin Utara. Di kawasan ini merupakan komplek pekuburan muslimin persis berada di samping Masjid Jami Sungai Jingah, termasuk pula pemakaman pahlawan Perang Banjar seperti Pangeran Antasari dan lainnya.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya ketika pandemi Covid-19 merebak, kini suasana area pekuburan muslimin mulai didatangi para penziarah. Mereka pun berdoa di depan pusara keluarga atau orangtua, sembari menaruh untaian kembang mewangi.

BACA : Sehari Sebelum Idul Fitri, Tradisi Nyekar pun Tetap Lestari di Pemakaman Jalan Masjid Jami

Walau sempat turun hujan rintik-rintik, usai shalat Jumat, banyak penziarah berdatangan ke lokasi, Jumat (1/4/2022) sore.

“Biasanya banyak penziarah datang ke makam orangtua terlebih dulu, berdoa kepada Allah SWT agar almarhum dilapangkan kuburnya. Menjelang datangnya bulan puasa, memang biasanya kita harus bersih-bersih diri,” kata Afri, penjaga pemakaman di kawasan pekuburan muslimin Jalan Malkon Temon ini kepada jejakrekam.com.

Menurut Afri, dirinya sudah menggeluti pekerjaan sebagai penjaga sekaligus pembersih makam hampir 10 tahun. Namun, saat jelang bulan puasa dan Idul Fitri, banyak permintaan dari penziarah untuk membersihkan makam keluarga atau orangtuanya.

BACA JUGA : Haul ke-2 Guru Zuhdi Ditiadakan, Jamaah Disarankan Gelar di Rumah Masing-Masing

“Soal upah terserah seikhlasnya. Kami memang tak mematok harga untuk bersih-bersih pekuburan. Jika ada yang butuh, kami siap membantu,” kata Afri, menyambi tukang ojek di tempat itu.

Terkecuali, beber Afri, jika penziarah atau pihak keluarga yang punya makam hendak memperbaiki pusara, baru ada tawar-menawar harga. “Memang tahun ini relatif lebih sepi. Apalagi, kebanyakan kuburan ini sebagian terendam air. Ya, karena air pasang sungai masuk ke tempat ini,” kata Afri.

BACA JUGA : Haul Pertama Dipadati Lautan Manusia, Guru Zuhdi Tetap Jadi Sosok Teladan

Lain lagi dengan Muhammad. Penggali kubur berusia 68 tahun ini mengakui kondisi makam yang terendam, membuat para penziarah relatif sepi berdatangan. “Dua tahun lalu memang kita kena wabah Corona. Tapi tahun ini, pekuburan turut kebanjiran akibat pasang dalam,” kata Muhammad.

Jelas saja, kondisi itu membuat pendapatan Muhammad pun menurun tajam. Jasa untuk menggali kubur, memperbaiki makam serta lainnya pun turun, karena kedatangan para penziarah kian menyusut tiap tahun.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.