Migor Langka, Harga Tempe dan Tahu Naik, Pedagang Terpaksa Kurangi Ukuran Gorengan

0

OPERASI pasar digelar pemerintah daerah, ternyata tak bisa menurunkan harga minyak goreng (migor) di pasaran. Dampaknya kini terus dirasakan warga, termasuk di Banjarmasin.

BEBERAPA warung di Banjarmasin pun mengakui kehabisan stok minyak goreng. Jika pun ada, harganya di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu yang dipatok Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Jika pun ada harganya pasti mahal. Sekarang, saya jual untuk harga minyak goreng ukuran dua liter mencapai Rp 38 ribu. Harga per liter sudah tembus Rp 22 ribu sampai Rp 24 ribu. Entah sampai kapan ini,” ucap Fatimah, pemilik warung di bilangan Jalan HKSN, Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Senin (7/3/2022).

BACA : Minyak Goreng di Banjarmasin Makin Langka, Dampak Kebijakan DMO dan DPO?

Meroketnya harga minyak goreng, bahkan terbilang langka juga dirasakan Ida. Pedagang gorengan di Jalan Pramuka, sekitar Terminal Km 6 Banjarmasin pun terpaksa mengurangi besaran barang dagangannya.

“Biasanya, untuk pisang goreng dibelah dua, karena minyak goreng terus naik terpaksa dipotong tiga. Saya jual pisang goreng per biji Rp 1.000,” kata Ida.

Menurut dia, harga minyak goreng sudah dua kali lipat dari HET. Hal ini membuat dirinya yang sangat bergantung pada minyak goreng, harus menyiasati diri agar tak terus merugi.

“Memang, karena ukuran pisang goreng, tahu, tempe, singkong dan bakwan lebih kecil, sempat diprotes para konsumen. Mau apa lagi, kalau tidak seperti ini, kami yang rugi karena harga minyak goreng lebih mahal daripada bahan utama,” kata Ida.

BACA JUGA : Kepala Disdag Kalsel ‘Monitor’ Gudang Distributor Minyak Goreng

Ia pun tak memungkiri gara-gara minyak goreng mahal, berakibatkan pada menurunnya omset penjualan. Termasuk, risiko kehilangan para pelanggan.

“Belum lagi, minyak goreng, harga tahu dan tempe juga ikutan naik. Kalau tetap ukuran dulu, bisa tambah rugi. Makanya, tahu dan tempe goreng dikurangi sekitar 2 centimeter,” kata Ida.

Menurut dia, dalam dua bulan terakhir ini ternyata operasi pasar justru tak berhasil menurunkan harga minyak. Bahkan, makin langka dan melambung naik harganya.

BACA JUGA : Ombudsman Kalsel Soroti Ketersediaan Minyak Goreng di Pasaran

“Kalau seperti itu terus menerus, tentu kami pedagang kecil yang merasakan dampaknya. Kami tak berani menaikkan harga tetap seribu perak, cuma ukuran saja diperkecil,” papar Ida.

Dia pun memastikan jika harga minyak goreng termasuk tempe dan tahu turun, maka akan ukuran gorengannya bisa dikembalikan seperti semula.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.