Cetak Arsitek Andal, Prodi Arsitektur Fakultas Teknik ULM Bersiap Diri Sambut Persaingan Global

0

PERSAINGAN dunia pendidikan tinggi di regional Kalimantan, cukup tinggi. Khususnya bagi universitas atau perguruan tinggi yang mencetak arsitek.

DI KALIMANTAN Selatan, selain Universitas Lambung Mangkurat (ULM), beberapa perguruan tinggi swasta seperti Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) membuka program S1 (sarjana) arsitektur di Fakultas Teknik.

Sedangkan, di provinsi tetangga Kalimantan Tengah, Universitas Palangka Raya (UPR) di Fakultas Teknik juga membuka program studi S1 arsitektur. Di Kalimantan Timur, Universitas Mulawarman (Unmul) juga menerapkan hal serupa.

Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik ULM, Akbar Rahman Ph.D mengakui persaingan untuk mencetak arsitek-arsitek muda dari perguruan tinggi cukup tinggi, khususnya di zona Kalimantan.

“Sebab, selain ULM tentu ada beberapa kampus yang juga membuka program studi S1 arsitektur. Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi ULM, agar mutu lulusannya bisa bersaing nanti di pasar kerja,” kata Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Minggu (13/2/2022).

BACA : Percepat STRA, Deddy Iskandar Dorong Peningkatan Kompetensi Anggota IAI Kalsel

Menurut dia, ke depan, bagi lulusan sarjana arsitektur dari perguruan tinggi sebelum mendapat lisensi arsitek diberlakukan beberapa regulasi. Hal ini mengacu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2021, dan SE Menteri PUPR Nomor 3 Tahun 2022.

“Ke depan, ketika seseorang lulusan kampus ingin menjadi arsitek maka harus memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA), lisensi, uji kompotensi dan lainnya. Ini semua demi meningkatkan daya saing arsitek Indonesia di kancah global,” papar Akbar.

Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik ULM, Akbar Rahman Ph.D. (Foto Istimewa)

Laiknya profesi dokter, kata Akbar, lulusan dari Fakultas Kedokteran hanya meraih predikat sarjana kedokteran (S.Ked), belum bisa menyadang titel dokter di depan namanya. Ini karena, harus mengikuti pendidikan KOAS di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

BACA JUGA : Tanpa Perlindungan Hukum, Rumah Berarsitektur Banjar di Sungai Jingah Bisa Punah

“Nah, begitu pula nanti untuk calon arsitek. Usai lulus dari perguruan tinggi, taruh saja empat tahun, maka harus mengikuti pendidikan arsitek, hingga nanti boleh menyandang status sebagai arsitek. Untuk itu, ULM harus menyiapkan diri dalam mencetak arsitek-arsitek andal ke depan,” kata anggota Tim Asesor Arsitektur Fakultas Teknik ULM ini.

Apalagi, beber dia, penerbitan STRA yang berlaku sejak Februari 2021 dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksana UU Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek dan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Penerbitan STRA ini ditangani Dewan Arsitek Indonesia (DAI).

“Jadi, setiap arsitek wajib memiliki STRA sebagai bukti tertulis untuk praktik sebagai arsitek. Ini ke depan harus disiapkan Fakultas Teknik ULM. Ke depan, tentu misalkan ada program yang jadi unggulan seperti lulusan ULM ahli dalam arsitektur tradisional Banjar atau berbasis karakteristik daerah,” papar Akbar.

BACA JUGA : Buahkan Karya Arsitektur Monomental, IAI Kalsel Diharapkan Terus Berkiprah

Doktor urban design lulusan Saga University Jepang ini mengatakan para arsitek jebolan ULM juga harus bisa menjadi tuan rumah di daerah. Dengan persaingan global, tentu saja para arsitek di luar Kalsel dan luar negeri akan bisa merambah pangsa pasar arsitektur Banua.

“Ya, minimal, misalkan ketika ada pekerjaan atau proyek, arsitek dari luar Kalsel bisa bekerjasama dengan arsitek lokal. Tentu saja, kita harus punya keunggulan yang khas. Inilah mengapa penting bagi ULM untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah di Kalsel,” tegas peraih magister teknik Universitas Diponegoro Semarang ini.

BACA JUGA : Ketika Arsitek Belanda Bertanya Bangunan Lawas

Untuk wahana praktik bagi calon arsitek, Akbar mengatakan ULM khususnya program studi arsitektur harus mempersiapkan diri. Apalagi, saat ini, program S1 arsitektur Fakultas Teknik ULM masih terakreditasi B.

“Inilah mengapa penting untuk melakukan inovasi dan modifikasi dari berbagai macam komponen yang sudah ada serta dituangkandalam bentuk karya, metode, ataupun gagasan dalam ruang lingkup ilmu arsitektur,” katanya.

Akbar melihat justru Kalsel punya keunggulan dibanding dengan daerah lain, seperti punya warisan arsitektur trandisional, vernakular, hingga karya-karya arsitektur kontemporer di Kalimantan Selatan hingga saat ini dalam upaya pelestarian nilai-nilai lokal. “Arsitektur Banua jelas memiliki ruang lingkup Kalsel dan masyarakat Banjar secara luas,” pungkas Akbar.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.