Unboxing Informasi Hoaks Daftar Obat Covid

0

Oleh : Nasrullah

SALAH satu kelebihan hoaks atau informasi bohong adalah mudah dipercaya dan mudah disebarkan secara berantai atau massif.

HOAKS sebenarnya tidak hanya terjadi di masa pandemi Covid-19, tetapi karena pandemi ini adalah momentum bagi orang untuk mencari solusi singkat, kemudahan, ataupun berpandangan berbeda, hoaks pun mendapatkan lahan subur untuk tumbuh dan berkembang.

Berikut ini hoaks daftar obat covid yang kalau dilihat sepintas lalu informasi tersebut akan mudah dipercaya, tetapi jika menggunakan logika sederhana saja, jelas adalah hoaks.

Untuk mengurainya, terlebih dahulu melihat bagaimana kemasan hoaks itu bisa dipercaya, dan selanjutnya bagaimana melihat informasi tersebut sebagai hoaks.

Kotak Hoaks

Hoaks tak ubahnya sebuah benda yang disimpan dalam sebuah kotak yang dibungkus menarik tetapi mudah dibuka. Sayangnya banyak orang tertipu dengan bungkusan kotak tersebut tanpa membukanya dan segera mempercayai dan mengirimkan lagi kepada pihak lain.

BACA : Kalsel Terima Bantuan Obat Covid-19 Favipiravir 8.400 tablet

Seperti akhir-akhir ini beredar pesan melalui saluran WhatsApp, sebagai berikut:

Kami perkumpulan dokter dr wisma atlit

Menyampaikan :

kalau ada yg mulai merasakan gejala  covid tidak perlu panik dan tidak harus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator

Krn bisa diobati sendiri (isoman)

Obat di RS untuk pasien:

1. Antibiotik : Azitromycin 500mg 1x sehari, selama5-10 hari

2. Antivirus : Favipiravir (Avigan-Indofarma) 600mg 2x sehari selama 5 hari.

3. Anti batuk u/ keluarin dahak sekaligus antiOxidant : Fluimucil Eff 600mg, 1-2x sehari, selama 14 hari

4. Anti radang : dexamethasone 0,5 (setelah hari ke 7-10), 3x sehari

5. Penurun panas : paracetamol/dumin/panadol/ sanmol 500mg, (jika demam)

6. Vit E : natur E hijau/orange

Vit B6 dan B 12 : neorobion

Vit D 3 dan Zinc

Vit. C

7 Usahakan berjemur matahari pagi setidaknya 15 -30 menit.

8. Jangan panik, berdoa dan tetap semangat bawa enjoy dan bersyukur, karena hati yg gembira adalah obat.

Selalu percaya dan yakin akan sembuh😍

Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, karena ini Resep Dokter yg sudah teruji dan dipakai di RS Covid Wisma Atlit Jkt semoga dapat membantu  dan cepat sembuh🙏

http://yankes.kemkes.go.id/app/siranap

Informasi ini mudah dipercaya karena. Pertama, ada kalimat deklaratif “Kami perkumpulan dokter dr wisma atlit”. Terkesan memberikan penguatan karena disampaikan oleh ahli yakni perkumpulan dokter yang berasal dari tempat pusat pengobatan covid-19 yakni Wisma Atlet. Apalagi di bagian akhir informasi, ada ajakan ‘kebaikan’ yakni “Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, karena ini Resep Dokter yg sudah teruji dan dipakai di RS Covid Wisma Atlit Jkt semoga dapat membantu  dan cepat sembuh🙏”. Bukankah sangat meyakinkan dan inilah sebabnya, membuat penerima pesan tanpa pikir panjang akan membagikan pesan ke berbagai nomor kontak.

BACA JUA : Ini Daftar Obat Covid-19, Ketua IDI Kalsel : Dipakai untuk Terapi Penyembuhan Pasien di RSUD Ulin

Kedua, adanya sejumlah daftar obat yang ditampilkan dan yang memberikan kabar gembira adalah “tidak perlu panik dan tidak harus ke RS”.  Ini menjadi solusi praktis, bukankah pergi ke rumah sakit, jangankan untuk pengobatan bagi yang terkena covid-19, orang yang sakit biasa saja akan berupaya menghindar dirawat di rumah sakit. Ketiga, terdapat link http://yankes.kemkes.go.id/app/siranapyang menguatkan bahwa informasi tersebut berasal dari sumber terpercaya. Namun kenapakah informasi tersebut hoaks?

Membongkar Informasi Hoaks Obat Covid

Guna mengetahui informasi tersebut adalah hoaks dapat dilakukan dengan cara. Pertama, Kebanyakan informasi hoaks yang saya amati, secara langsung menampilkan teks sehingga memudahkan penerima informasi tersebut untuk membaca, jika hal ini terjadi tentu akan dianggap sebagai informasi tanpa sumber resmi.

Apalagi mencantumkan link maka cara yang paling mudah adalah dengan mengklik link tersebut. Jika memang informasi tersebut berasal dari sumber dipercaya, maka akan muncul informasi yang sama dengan teks yang ditampilkan. Namun ketika diklik yang muncul justru sistem informasi rawat inap yang terdiri dari pilihan tempat tidur, pilihan propinsi, pilihan kabupaten dan kota. Jadi tidak akan ditemukan pernyataan perkumpulan dokter Wisma Atlet tersebut.

BACA JUGA : Beredar Ramuan Bangkitkan Imun dari Kemenkes, Dekan Fakultas Kedokteran ULM : Bukan Obat Covid-19!

Dengan demikian, link yang dicantumkan hanya bersifat kamuflase yang membuat pembaca merasa yakin bahwa informasi ini dari sumber terpercaya padahal tidak.

Kedua, jika masih ragu-ragu bahwa informasi obat covid adalah hoaks. Tahanlah diri sejenak barangkali tidak lebih dari 5 menit dengan melakukan komparasi melalui mesin pencari berita. Jika mengisi kata=kata “daftar obat covid-19 dari wisma atlet” maka akan muncul informasi dari berbagai media bahwa informasi hoaks tersebut. Informasi hoaks ini diberitakan antara 30 Januari 2022 hingga 2 Februari 2022, tetapi jika ditelusuri informasi hoaks telah diberitakan sekitar bulan Juli 2021. Ini artinya, informasi hoaks yang sama bisa timbul dan tenggelam tergantung momentum.

Ketiga, dengan melihat anatomy teks yang di bagian pembuka biasanya berisi kata-kata yang sangat menjanjikan kemudahan seperti “kalau ada yg mulai merasakan gejala  covid tidak perlu panik dan tidak harus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator” teks ini bahkan dicetak dengan tebal, sedangkan di bagian akhir ada ajakan untuk membagikan informasi tersebut yakni “Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, karena ini Resep Dokter yg sudah teruji dan dipakai di RS Covid Wisma Atlit Jkt semoga dapat membantu  dan cepat sembuh”. Perhatikan pula bagian huruf cetak tebal menggunakan kata “karena…” yang menunjukkan kesan seakan argumentative dengan merujuk kepada Dokter.

BACA JUGA : Presidium FIB Minta Pemerintah Kaji Ulang HET Obat Covid-19

Padahal klaim itu akan runtuh dengan sendirinya jika kita melihat pihak yang menyampaikan informasi adalah “perkumpulan dokter” maka ini adalah tanda-tanda hoaks itu sendiri. Sebab tidak jelas siapa atau mewakili institusi mana “perkumpulan dokter” tersebut.

Jika mengikuti kewenangan institusional maka sumber resmi tentang informasi obat ada pada Badan POM RI yakni Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. Jika demikian, “perkumpulan dokter” tersebut tidak memiliki wewenang untuk menyampaikan list obat. Kalaupun dilakukan, maka “perkumpulan dokter” tersebut terindikasi melakukan promosi obat-obatan tertentu.

BACA JUGA : Menko PMK Sebut Obat Langka Jadi Masalah Penanganan Covid-19

Demikianlah, cara sederhana ini cukup untuk menebalkan daya kritis kita terhadap segala informasi yang terkesan seolah-olah benar adanya. Asalkan mau menahan diri beberapa menit untuk tidak menyebarkan dan mencari kebenaran informasi tentu akan segera diketahui bahwa informasi tersebut adalah hoaks.(jejakrekam)

Penulis adalah Tim Pakar ULM untuk Percepatan dan Penanganan Covid-19 bidang Antropologi

Anggota Satgas Covid-19 Kalsel Bidang Sosial Masyarakat

Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.