Potensi Kerjasama Riset Pohon Lontar Indonesia-Sri Lanka

0

DUTA BESAR RI untuk Sri Lanka, H.E. Dewi Gustina Tobing menggelar pertemuan dengan Manajer Palmyrah research Center Sri Lanka (PRI), Srivijenindran.

DISKUSI ekstensif antara Dubes RI dan Manajer PRI, dijajaki kemungkinan Kerjasama antara PRI dan Pusat Penelitian Palma Kementerian Pertanian Indonesia seperti di bidang riset, pengembangan produk dan saling tukar keahlian. Kerja sama juga dapat dilakukan dengan pemangku kepentingan Indonesia lainnya, seperti asosiasi petani kecil, pusat penelitian universitas, dan institusi pemerintah lainnya. 

Seperti halnya dengan Indonesia, pohon lontar Sri Lanka merupakan spesies Borassus flabellifer yang juga dikenal sebagai palmyrah. Lontar tumbuh secara luas di Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia yang beriklim kering. “Pohon lontar juga menjadi simbol daerah di Jeneponto dan Nusa Tenggara Timur. Sejumlah kegunaan lontar dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di dua wilayah tersebut. Beberapa penelitian tentang lontar sebagai bahan baku bioetanol yang potensial menjadikan nilai ekonomi lontar menjadi lebih tinggi,” ujar Nur Fitria First Secretary Embassy of the Republic of Indonesia Colombo-Sri Lanka dalam keterangan tertulisnya.

BACA: Aspina di Belanda Jadi Duta Promosi Produk Indonesia

Sementara itu, Sri Lanka melalui PRI bersama dengan Palmyrah Development Board Sri Lanka, telah mampu mengembangkan hingga 50 jenis produk yang berasal dari pohon lontar. Hingga September 2021, Sri Lanka mampu mengekspor produk Lontar dan turunannya hingga senilai 12,5 juta USD.

Sebagai satu-satunya pusat penelitian terkait Lontar dan produknya di Asia Selatan, beberapa kerjasama internasional terkait penelitian dan pengembangan produk lontar di Sri Lanka juga dilakukan oleh PRI, terutama dengan negara tetangga. (jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/tag/kbri-den-haag/
Penulis ril/afdi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.