Aspina di Belanda Jadi Duta Promosi Produk Indonesia

0

KEDUTAAN Besar RI Den Haag menjadi tempat peluncuran Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aspina) Belanda. Turut menyaksikan secara daring Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H. Maming, dan sekitar 250 pengusaha dari Belanda dan Indonesia.

MENTERI Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menyampaikan apresiasi dan harapan agar asosiasi dapat menjadi forum untuk memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dengan pihak terkait di Belanda. “Asosiasi berpotensi menjadi platform strategis dalam menjajaki peluang dagang dan investasi dengan mitra prospektif di Belanda dan Eropa”, kata Menlu Retno. 

Saat peluncuran, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda Mayerfas menekankan agar ASPINA Belanda dapat berkontribusi dalam pelaksanaan diplomasi ekonomi. “Asosiasi dibentuk untuk memperkuat jejaring pengusaha Indonesia di Belanda untuk maju bersama, tidak hanya melalui kemitraan sesama pengusaha, tapi juga dengan pemerintah”, kata Dubes Mayerfas.

Belanda merupakan rumah bagi sekitar 15 ribu WNI dan 1,7 juta diaspora keturunan Indonesia, yang tidak hanya menjadi pasar potensial, tetapi juga sekaligus menjadi duta promosi produk-produk Indonesia. Dari jumlah itu, sekitar 400 WNI/diaspora Indonesia di Belanda adalah pemilik bisnis di berbagai sektor, seperti ekspor-impor, distributor produk, ritel, hospitality, pemilik restoran (sekitar 300 restoran), dan jasa konsultan. “Besarnya jumlah pengusaha ini yang mendorong keinginan membentuk asosiasi pengusaha Indonesia di Belanda”, ujar Dubes Mayerfas.

Menurutnya, asosiasi dapat aktif dalam memajukan produk Indonesia agar dapat Go Global”, kata Dirjen PEN Didi Sumedi saat menyampaikan dukungan Kementerian Perdagangan atas peluncuran Aspina Belanda. 

BACA: Pencak Silat Diakui Sebagai Warisan Budaya Indonesia di Belanda

Peluncuran Aspina Belanda juga mendapatkan dukungan dari para pengusaha di Indonesia. “Kadin optimis bahwa Asosiasi dapat memperkuat kerja sama Indonesia-Belanda dalam bidang perdagangan dan investasi serta dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran di Indonesia”, ucap Ketum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.

Ketum BPP HIPMI Mardani H. Maming juga menyampaikan harapan kiranya Asosiasi dapat menjadi penghubung dan pemasaran bagi UMKM yang ada di Indonesia dan Belanda.

Susunan pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda

Pada saat yang sama, Dubes Mayerfas melakukan pengukuhan pengurus ASPINA Belanda terpilih untuk periode satu tahun ke depan. Pembentukan struktur organisasi beserta pemilihan jajaran pengurus dilakukan oleh para pengusaha dan sudah berproses sejak tahun 2021. 

Adapun susunan pengurus Aspina Belanda:

  1. Ketua : Suryo Tutuko (InterAromat BV)
  2. Wakil Ketua : Fahad Attamimi (Four Trade BV)
  3. Seketaris : Monique Patricia (BINA BV)
  4. Bendahara : Helen Setiawati (BenHelen Trading)
  5. Koordinator Divisi Pariwisata, Travel dan Leisure:  Myra Rouhof (Hotel & Restaurant t’Holt)
  6. Koordinator Divisi Makanan dan Minuman: Renu Lubis (Toko Iboe Tjilik)
  7. Koordinator Divisi Ekspor, Impor dan Distributor:  Norayanti Simaremare (Tropic of Emerald BV)
  8. Koordinator Divisi Industri Kreatif dan Teknologi: Fajar Ramadhany (IDBH Senso BV)
  9. Koordinator Divisi Jasa: Han Harlan (HH Media & Consultancy)

“Terbentuknya kepengurusan merupakan tahap awal dan Aspina Belanda akan merangkul sebanyak-banyaknya diaspora pengusaha Indonesia di Belanda untuk berkolaborasi dan mengembangkan Asosiasi, yang bermanfaat tidak hanya bagi anggota, namun juga untuk Indonesia,” kata Ketua Aspina Belanda Suryo Tutuko.

Belanda memiliki infrastruktur logistik yang kuat dan potensial untuk perdagangan internasional, yaitu Pelabuhan Rotterdam sebagai pelabuhan terbesar di Eropa, serta bandar udara Schiphol Amsterdam yang menduduki peringkat keempat kargo udara terbesar di Eropa. Pada tahun 2021 nilai ekspor non migas Indonesia ke Uni Eropa sebesar USD 16.2 miliar dan Belanda menduduki peringkat teratas dengan nilai sebesar USD 4.1 miliar. (jejakrekam)

Penulis ril/afdi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.